Part 13 "Abang Mark jatuh."

965 122 4
                                    

"BANG MALK JANGAN KABULL!!" Haechan berteriak sambil berlari mengejar Mark.

(Bang Mark jangan kaburr!!)

Saat ini mereka sedang bermain di rumah Mark, tetangga mereka.

"HEHE AYO KEJAR ABANG."

Mark berlari menghindari kejaran Haechan. Selain itu Jeno, Jaemin dan Renjun sedang bermain dengan Chenle. Adik Mark yang berusia 1 tahun.

Jaemin menusuk pipi gembul Chenle.

"Lele imut banget yaa, kayak adek Icung!!"

Jeno dan Renjun mengangguk setuju.

"Nanti kalo Icung cama Lele udah besal kita ajak meleka main baleng." Sambung Renjun.

"Ihh Lele senyummm. Aaa lucu bangettt." Jeno tersenyum gemas melihat Chenle yang tersenyum.

Chenle yang dikerubungi merasa sangat senang, ia tertawa dengan lebar menatap Jeno, Jaemin dan Renjun.

Sementara itu Haechan masih berlari mengejar Mark, tawa Haechan menggema saat melihat Mark jatuh terjerambab.

"HAHAHAHA ABANG MALK HUAHAHAHA."

Mark bangkit berdiri, ia meringis saat melihat lutut beserta kedua tangannya lecet bahkan ada yang berdarah.

"Aduh sakit banget."

Haechan langsung berlari menghampiri Mark yang masih meringis. Matanya membulat saat melihat lutut Mark yang berdarah.

"WAA LUTUT ABANG MALK BELDALAH!!" Tunjuk Haechan.

"Echan jangan teriak dongg, kuping abang sakit nih."

"Ya maap hehe."

Karena mendengar teriakan Haechan, Jeno, Jaemin dan Renjun yang sedang bermain dengan Chenle tersentak kaget.

Mereka bertiga langsung berlari ke tempat Haechan Mark berdiri dan meninggalkan Chenle yang masih berada di teras rumah.

"Abang Malk kenapa??" Tanya Renjun.

"Ya ampun abang Malk kenapa lecet kayak gini??" Sambung Jaemin.

"Abang malk habis jatoh ya??" Tanya Jeno penasaran.

Mark mengangguk sambil meringis.

"Kata Buna kalo badan luka-luka halus di obatin!!"

Jeno mengangguk setuju mendengar perkataan Jaemin. Haechan dan Renjun menatap prihatin pada tetangga mereka ini.

"Yaudah ayok kita obatin abang Malk!!"

Mereka berlima kemudian pergi kembali ke dalam rumah, Jeno yang melihat Chenle otomatis menghentikan langkahnya.

"Lele gak boleh nakal ya, abang Malk lagi sakit nih." Ucap Jeno sambil memandang wajah Chenle.

Chenle hanya tertawa riang mendengar ucapan Jeno. Namanya juga bayi.

"Lele nya gimana nih?? Nono ndak kuat kalo halus gendong Lele."

"Panggil aunty aja." Usul Renjun pada Jeno. Haechan yang di sebelahnya langsung berlari masuk ke rumah.

"AUNTY ABANG MALK JATOH!! LELE JUGA MASIH DI LUAAL!!"

Sheena, Ibu Mark langsung turun dari kamar mendengar teriakan nyaring Haechan.

Ia kemudian menghampiri Haechan yang berdiri di tengah-tengah ruangan.

"Abang Mark luka??" Tanya Sheena yang langsung diangguki oleh Haechan.

"Iya, lutut sama siku abang Malk luka."

"Yang lain dimana??" Tanya Sheena sambil menggandeng tangan Haechan, menuntunnya untuk keluar.

"Di telas depan, ada Lele juga di sana."

(Di teras depan)

Saat di luar matanya bertemu pandang dengan mata anak pertamanya ini. Benar kata Haechan, lutut dan siku Mark lecet-lecet.

"Bundaa sakittt." Rengek Mark.

"Aduh kenapa bisa kayak gini sih?? Sana masuk ke dalem nanti Bunda bersihin luka-lukanya. Kalian juga yaa."

Kelima bocah itu mengangguk setuju, Mark, Jaemin dan Haechan langsung bergegas masuk ke rumah.

Jeno menatap aunty Sheena dengan polos.

"Aunty Lele nya gimana?? Jeno ndak kuat gendong Lele."

Sheena tersenyum gemas, ia kemudian mengusap surai Jeno dengan lembut.

"Jeno tenang aja ya, Lele biar Aunty yang gendong. Sana masuk ke dalem."

Mendengar jawaban Aunty Sheena membuat Jeno tersenyum lebar, ia kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

Sementara itu Sheena menatap anak keduanya, ia menggendong Chenle dengan hati-hati.

"Aduhh anak Bunda yang imutt."

"Aw sakitt."

"Ihh Bunda pelan-pelann."

"Ini udah pelan sayangg." Jawab Sheena dengan sabar.

Mark mengerucutkan bibirnya, harga dirinya tercoreng di depan adik-adiknya. Lihat saja Haechan sudah terkikik di ujung sofa sana bersama dengan Jaemin.

Mark melototkan mata menatap kedua bocah tengil itu.

"Jangan ketawa!!"

Bukannya takut mereka malah kembali tertawa dengan keras.

Jeno langsung menepuk paha Jaemin dan Haechan.

"Jangan belisik!! Nanti Nono aduin sama Buna ya!!"

Jaemin mengerucutkan bibirnya.

"Ndak asik mainnya ngadu sama Buna!!"

Di sebelahnya Haechan mengangguk setuju.

"Ben--" Belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya Renjun sudah lebih dulu mencubit tangan kanannya.

"Diem!!"

"Cakit!!"

"Makanya diem!!"

"Ihh Injun nyebelin!!"

Haechan membuang muka, tidak mau menoleh ke arah kembarannya. Renjun juga melongos tidak peduli.

Sheena yang melihat pertengkaran anak kembar itu pun hanya geleng-geleng kepala.

Setelah beberapa lama akhirnya Sheena selesai mengobati luka-luka Mark, bahkan bocah itu sekarang sudah bermain bersama dengan Jeno dan yang lain.

"Bunda ke atas dulu ya, kalo ada apa-apa segera panggil Bunda oke."

"Okee."

Selepas kepergian Sheena, mereka kembali bermain. Mereka juga tidak lupa untuk mengajak Chenle.

𝐁𝐮𝐧𝐚 𝐅𝐭. 𝐍𝐜𝐭 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang