Song recommendations on Spotify
Niat ingin tidur cepat malah hilang saat jari-jemarinya asik menari di atas layar kaca handphone itu, simple sih hanya menggulir ibu jarinya dan mata fokus pada deretan foto di feeds instagram Jayalumi. Luna juga tidak tahu kenapa tiba-tiba jiwa kepo membludak. Ngga banyak postingan di sana, hanya potret langit, motor, atau hal-hal tidak penting lainnya namun menguarkan nilai estetika yang plus. Ada beberapa foto dari pemilik akun, Jay. Ada satu postingan Jay dengan perempuan cantik, yang Luna pikir ini pasti pacar Jay.Habis ngestalk akun Jay, Luna lanjut melihat postingan dari para mutual-nya untuk sekedar menekan dua kali. Bosan bermain dengan dunia maya, maka yang akan Luna lakukan adalah mengeluarkan buku kecil yang tidak begitu tebal, diary.
Ini memang sudah menjadi kebiasaan Luna sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Dulu Luna menonton film Barbie hampir setiap hari dan menghabiskan waktunya untuk berkhayal hidup bak seorang Barbie, maka dari itu karna tidak bisa terbang seperti Mariposa, atau hidup di dalam air seperti Elina dalam film The Barbie Mermaidia dan menjadi kecil seukuran si mungil Thumbelina, Luna hanya bisa menulis sebuah Diary seperti Barbie, pemeran utama dalam film The Barbie Diaries.
Menulis buku harian adalah yang paling mudah dibanding harus mencari peri dibalik pohon atau semak-semak, mengarungi lautan untuk bertemu dengan putri duyung dan menemukan istana cantik yang tenggelam di dasar danau. Tidak jelas kapan sejak pertama Luna mulai terbiasa menulis buku harian, yang Luna ingat hanyalah ketika dia masih TK dan rajin-rajinnya nonton serial Barbie.
Luna sangat menyukai Barbie dari pada Princess, Luna sering menonton konspirasi di youtube kalau kehidupan Princess sebenarnya selalu dalam bahaya, seperti Snow White yang bertemu dengan sang Pangeran namun ternyata Pangeran tersebut lebih jahat dari pada Penyihir, atau Belle yang berakhir terkurung dengan pria yang sangat dicintainya di dalam castle yang justru di hindari oleh banyak orang. Entahlah, Luna hanya merasa itu kurang menyenangkan walaupun pada akhirnya ke-sebelas Princess itu happy ending dengan caranya masing-masing. Luna lebih suka Barbie, hidup yang penuh dengan keajaiban, hanya dengan sebuah nyanyian saja bisa mengubah hidupnya dalam sekejap. Sederhana, namun Luna sangat menginginkan itu. Andaikan mengubah hidup semudah kehidupan di film Barbie, mungkin sekarang Luna sudah jadi yang punya brand Gucci.
Tangan Luna bergerak mengambil pulpen dan menuangkan rentetan kalimat yang saling sambung-menyambung menjadi sebuah cerita.
Luna's Diary
Rabu, 16 Desember 2020Dear diary, aku capek banget hari ini. Hari ku ngga bagus-bagus amat. Nothing special today, just flat like another days.
Ah ya, ada sih yang sedikit spesial tadi. Ada laki-laki namanya Jay Alumi, dia temen Yofania waktu sekolah. Tadi dia yang bantuin aku biar aku bisa pulang, tadinya aku kira hari ku bakalan beneran ancur tapi ternyata ngga juga hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Headache
Fanfiction"This is soul, but where's the mate?" "Ah, itu..." 💦mature and harsh words⚠️