Jay sampai di apartement pukul tiga malam, bukan karna keasikan nongkrong bareng pacar di McD, lagian mereka ngga segabut itu buat mengobrol disana sampai larut malam, apalagi apartement Jay juga selalu terbuka untuk keduanya, rumah Runisya juga bisa dijadikan tempat menghabiskan waktu walaupun kadang agak kurang leluasa buat dekat-dekat soalnya ada Mami dan Papi Runisya.
Sepulang mengantar Runisya pulang, Jay mampir ke kontrakan teman-temannya. Mereka janjian mau mabar mobel lejen disana. Kontrakan yang lebih sering disebut 'Kost My Love' ini adalah tempat tinggal Junardi alias Juned, Laskar, Michael, Jidan dan Vernon. Sebenarnya ini adalah sebuah rumah kosong milik Om-nya Laskar, rumah berlantai satu ukuran luas dan memiliki lima kamar tidur, tiga toilet dan satu dapur. Ada ruang tengah dan teras yang adem. Tidak begitu dekat dengan tetangga sekitar karna sebelah rumah itu ada rumah kosong juga dan sebuah lahan yang dipenuhi pohon mangga dan jambu air. Halaman rumahnya pun cukup luas, kira-kira cukup untuk parkir dua mobil dan tiga motor. Ada sebuah kolam renang juga di belakang rumah, dan taman bunga yang cukup terurus.
Karna jarang ditempati oleh Om dan Tante, makanya Laskar berinisiatif untuk menyewa saja lagian Laskar bisa hemat tenaga dan materi buat ngga membeli perabotan lagi. Isi rumah itu sudah cukup lengkap, ada kasur, lemari, tv, kompor dan gasnya, kulkas dan dispenser serta rice cooker. Jadi sisanya mereka bawa sendiri sesuai kebutuhan.
"Kuylah mabar ayeuna" kata Laskar "urang ajak si Ben jeung Delvin hayu"
"Sok pc ku maneh Kar" kata Juned, asik makan nasi goreng yang di bikin Michael.
"He'eh"
Selang tiga puluh menit barulah mereka mulai mabar sambil menikmati martabak telur spesial dan gorengan yang di bawa Ben. Iya, Ben jadi ikut bergabung saja ke kontrakan Laskar dkk bareng Delvin, biar marah-marah dan ngatainnya puas kalau langsung kata Ben.
"Woi anjing si Juned imba anying!" Teriak Ben emosi tapi matanya tetap fokus ke hape.
"NAHA AING ANYING!?" Balas Juned ikutan emosi
"Gua cd kalem cuk" kata Jay yang mau membantu tapi masih menunggu skill andalannya bisa digunakan lagi.
"Mid woe buru!" Teriak Jidan "si Delvin sorangan"
Suara game dan teriakan caci-maki memenuhi ruang tengah rumah itu sekiranya sampai dua jam penuh.
"GG ANYING" kata Michael ketika permainan selesai.
"Si Ben nob ah" kata Jay sambil menyantap gehu.
"Setuju gue" balas Vernon
"Aing wae :(" kata Ben.
Ke-delapan cowok itu mulai menyantap makanan yang sempat nganggur dan kedinginan ditemani dua botol orang tua. Hanya Vernon dan Delvin yang tidak ikut mabu-mabu, Vernon alasannya karna males aja buat mabu malam ini, rumah ini harus di bersihin lagi dan teman-temannya harus di bawa masuk ke kamar masing-masing, itu sudah jadi tugasnya. Bukan berarti Vernon ngga bisa minum-minum, Vernon ikut minum kalau sedang ceweknya yang ngajak duluan, saat ada masalah dengan Nindi, putus cinta atau benar-benar sedang dalam kondisi stres. Kalau Delvin beda lagi, laki-laki itu ngga pernah menyentuh yang namanya miras, jangankan miras, merokok saja ngga pernah. Papanya Delvin adalah seorang dokter, kakaknya pun calon dokter, jadi dia cukup paham soal resiko dari miras dan merokok.
Jay minum cukup banyak, tapi dia masih bisa membedakan mana handphone-nya yang literally mirip dengan handphone Jidan. Wajahnya memerah dengan mata yang sayu dan kaos yang sudah baru rokok. Aroma minuman beralkohol itu menyeruak keluar dari nafas Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Headache
Fanfiction"This is soul, but where's the mate?" "Ah, itu..." 💦mature and harsh words⚠️