PROLOG

117 9 34
                                    

Pria berjaket hitam legam berjalan tertatih menuju lobi bandara, ia benci seperti ini harus berulang kali menatap tempat ini. Tempat dimana setiap orang bersedih mengucap salam perpisahan. Meski berkali kali ia mencoba untuk menghapus ingatan ini namun tetap otaknya seperti tidak bersahabat, tetap memutar kejadian pahit di masa silam

"jp, aku yakin suatu saat nanti kita akan ketemu lagi bahkan secara tidak diduga sekalipun"  gadis kecil berbaju maroon menatap sendu pria kecil dihadapannya

"Enggak, aku mohon jangan pergi la." Balas pria kecil itu yang mulai setetes demi setetes mengeluarkan cairan bening dari matanya

"jangan nangis gitu dong, aku nggak mau kita pisah tapi ini keinginan bunda aku sendiri tidak tahu apa alasannya jp, jadi jangan nangis. Sekarang buka tangannya" gadis kecil itu meraih tangan mungil pria dihadapannya. Lalu meletakkan sebuah gantungan kunci panda

"Buat aku?"

Gadis itu mengangguk, ia tersenyum simpul

"Jaga itu baik baik, aku pergi jp sampai jumpa" gadis kecil itu melepaskan tangannya lalu berjalan menjauh

Memori ini selalu ada di pikiran pria yang sedang termenung menatap kosong manusia yang berlalu lalang di depannya. Ia meraih saku celana menarik gantungan kunci panda yang sudah ada sejak sepuluh tahun yang lalu.

Brukk...

akibat dari tabrakan itu gantungan kunci panda yang ia pegang terlempar entah kemana perginya. Pria itu menatap tajam gadis memakai overall jeans dengan rambut dikucir kuda

"Lo kalau jalan liat liat ya, coba kemana gantungan kunci gue!!" Bentak pria itu

"I'm sorry that I was in a hurry" jawab perempuan itu santai, perlahan perempuan itu mengangkat kepala menatap wajah pria di depannya

"aku ora reti bahasamu, Saiki aku njaluk supaya gantungan kunci ku iso ketemu titik!" Bentaknya kembali

"What? Ini Marcell Januar putra? Ya ampun!!" Sorak perempuan itu berdecak kagum sekaligus kaget

"Apaan sih"ujar Marcell melirik sinis perempuan di depannya

"Ya ampun ini nggak mimpi kan? Coba cubit pipi gue dong" ujar perempuan itu dengan mata yang berbinar binar

"Apaan sih Lo, lebay coba sekarang dimana gantungan kunci itu woi!!"

"What? Key chain?"

"Nggak usah sok Inggris deh lo, gue udah nggak mood daripada Lo ngebuat mood gue tambah hancur mending Lo pergi!" Perintah Marcell

"Foto dulu ngapa"

"Gue nggak ada waktu, nahh itu gantungan kuncinya" ujar Marcell pergi menjauh namun tetap di ikuti oleh gadis itu

"Cell foto dulu dong jarang jarang gue ketemu anak timnas" paksa gadis itu

"Lo denger nggk sih, GUE SIBUK" ujar Marcell dengan penekanan lalu pergi

"Inget ya gue ramal nanti kita bakal ketemu lagi dan hati Lo bisa luluh!" Teriaknya yang membuat pengunjung bandara memperhatikan nya

Marcell mengambil gantungan kunci panda dari kolong kursi, ia menatap lega gantungan kunci itu dalam hati ia menggerutu bisa bertemu dengan gadis bar bar  yang tidak tahu malu. Bisa bisanya dia teriak kencang dan tidak menghiraukan banyak orang yang memperhatikan nya. Perlu di cek ulang urat malunya masih tersambung atau sudah terputus dari dulu.

***

Pagi ini hujan melanda kota Surabaya, jalanan basah banyak genangan air membuat siapapun menghindar. Marcell melangkah masuk kedalam kelas berukuran sepuluh kali sepulu meter. Seperti biasanya tidak ada yang spesial dari kelas ini masih saja sama dengan murid yang sama dan suasana yang sama. Jujur ia bosan dengan ini

"Widih kapten kita udah pulang dari Bali nih" seru pria berambut sedikit keriting dari bangku dekat jendela

"Oleh olehnya dong mang" sahut pria belakangnya

Marcell menatap malas kedua makhluk itu. Baru saja tadi seragamnya hampir basah kuyup terkena hujan dan kini ia harus bertemu kembali dengan kedua manusia yang menganggu hidupnya. Rasanya ingin lebih baik membuat surat izin sakit lalu berbaring di ranjang tempat tidur.

Marcell meletakkan tas punggungnya di meja, lalu melemparkan tubuh ke kursi

"Wajah Lo kaku amat ada masalah?" Tanya pria disebelahnya

"Gue cuma males aja sekolah waktu hujan gini" jawab Marcell

"Coba aja kalau si... Siapa itu... Si... Siapa itu yang ngasih Lo gantungan kunci panda si... Si..." Cibir teman dibelakangnya sembari mengingat ingat

"Simanis jembatan Ancol hahahaha" tambah pria disampingnya

"Bisa diem nggak sih!! Lama lama gue lakban mulut kalian!" Cerca Marcell

"Biasa aja kali pe, kita cuma becanda"

"He'em"

Disela pembicaraan mereka seorang perempuan paruh baya memasuki kelas dengan membawa setumpuk buku

"Ada Bu Diah, gue balik pe" pamit pria disampingnya

"Serah lu ruy"

Ruy pun pindah duduk kebelakang tepatnya berada di samping marselino.

"Selamat pagi semuanya, sebelum pelajaran bahasa Inggris dimulai ibu mau perkenalkan nih murid pindahan dari Ethical Culture Fieldston School salah satu SMA terbaik di tempat kelahirannya yaitu new York, dan dia bakal menempati kelas sebelah. Silahkan perkenalkan diri kamu"

Gadis itu tersenyum simpul mengarah pada Marcell

"Hello good morning i Van introduced my self, my name is..."

"Pakai bahasa Indonesia aja dulu bisa kan bahasa Indonesia?" Potong Marselino

"Bisa kok. Perkenalkan nama gue..."

BERSAMBUNG

HALO READERS JANGAN LUPA VOTEMEN YAK

INI  BARU AWAL JADI ENJOY AJA

SALAM HANGAT AUTHOR

COLOR OF STARLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang