"Woobin-ah, hari ini kamu kerja sampai larut malam, kan? Hati-hati di jalan pulang ya, jangan lupa makan, dan jangan lupa kunci pintu sebelum tidur, oke?" Suara nyonya Seo di seberang line telepon terdengar khawatir.
Papa dan mama Woobin tengah mengunjungi kampung halaman mereka di Gwangju dalam rangka liburan musim dingin. Dan tentu saja, nyonya Seo merasa cemas karena harus meninggalkan Woobin sendirian di rumah, dikarenakan anak tunggalnya sedang dalam persiapan ujian.
"Tenang saja, ma. Jangan cemas, nikmati saja liburan mama dan papa. Oh ya, oleh-olehnya jangan lupa ya ma!" Suara Woobin terdengar ceria, sama sekali tidak terdengar lelah maupun cemas meski ia tetap harus kerja sambilan di tengah-tengah padatnya jadwal ujian akhir semesternya.
Nyonya Seo memastikan beberapa hal untuk Woobin lakukan seperti menyalakan pemanas ruangan sebelum tidur dan hal lainnya. Pada akhirnya ia menutup telepon dengan 'papa dan mama mencintaimu, sayang'. Woobin tertawa kecil sebelum membalas, 'aku menyayangi papa mama juga'.
Segera setelah telepon terputus, perempuan-perempuan di kelas terdengar ricuh. Ada yang menjerit kegirangan, ada juga yang berteriak histeris. Woobin bisa menebak apa yang membuat mereka bertindak sedemikian rupa. Park Serim.
Serim adalah seorang senior di kampus Woobin, yang juga merupakan seorang Alpha yang terkenal di seluruh angkatan karena ketampanannya. Di luar dari itu, keluarganya juga termasuk salah satu keluarga berpengaruh di Seoul.
Banyak Omega, khususnya para perempuan yang mengincar harta dan kuasa, mencoba peruntungan mereka dan dengan gencar mendekati Serim. Serim pun menyukai perhatian yang diberikan kepadanya, dan dengan lantang menunjukkan feromonnya ke manapun ia pergi.
Woobin yang merupakan seorang Beta, seperti kebanyakan orang di kampus, tidak mengerti bahkan membenci konsep Alpha dan Omega. Menurutnya, tiada satu makhluk pun yang harus hidup terkotak-kotak dan terhirarki seperti itu.
Mengapa Alpha harus selalu lebih superior sedangkan Omega harus selalu lebih terhina? Woobin pada khususnya membenci para Alpha, terutama mereka yang merasa bahwa seluruh dunia berputar dengan mereka pada porosnya.
Woobin tidak menyembunyikan rasa bencinya, dan menatap tajam Serim dengan perempuan-perempuan yang mengelilinginya. Di saat mata mereka bertemu, Serim mengedipkan sebelah matanya pada Woobin.
Woobin tertawa mencemooh dan beranjak pergi dari kelas sembari memakai jaket padding putihnya. Sejujurnya, bukan sekali ini saja Woobin mendapat perlakuan demikian. Banyak Alpha lainnya selain Serim yang berusaha mendekati Woobin meskipun ia hanyalah seorang Beta.
Memang, wajah dan postur badan Woobin tampak lebih ramping dan manis dibandingkan Beta pada umumnya. Ia bahkan bisa dikategorikan sebagai pria yang cantik ketimbang tampan. Bibirnya yang merah dan penuh, pipinya yang selalu dironai warna merah lembut, dan tidak lupa senyumnya yang imut.
Hampir disayangkan hasil tes secondary gender Woobin menampilkan bahwa dirinya merupakan seorang Beta, dan bukannya Omega. Padahal, bila ia terlahir sebagai seorang Omega, pasti banyak Alpha yang akan menempel padanya ke manapun ia pergi.
Woobin mengamati jam tangannya seraya mempercepat langkah kakinya, ia tidak punya waktu untuk mengurusi Serim maupun Alpha lain yang sedari tadi berusaha menggodanya. Hanya keluarga, belajar, dan kerja yang ada di pikirannya.
Woobin berjalan beberapa blok, berbelok ke kiri dan ke kanan beberapa kali hingga akhirnya sampai ke sebuah cafe kecil di sudut kota, tempatnya bekerja semenjak tahun lalu.
Cafe yang bernama Little Hydrangea telah berdiri selama kurang lebih lima tahun lamanya, dan selama ini dijalankan oleh seorang Alpha dan Omega fated pair-nya; Shownu dan Kihyun.
Shownu Hyung mungkin merupakan satu-satunya Alpha yang bisa Woobin tolerir, karena ia telah melihat betapa Shownu menghargai Kihyun layaknya manusia dan bukan hanya Omega untuk meneruskan keturunan saja.
Hal ini membuat Woobin berandai-andai, akankah ia bisa memiliki cinta yang melengkapi satu sama lain seperti yang dimiliki Shownu dan Kihyun?
Tentu sebagai seorang Beta ia tidak akan memiliki fated pair-nya sendiri, namun Woobin tentu mendambakan cinta yang saling mengerti dan mempercayai satu sama lain.
Woobin memasuki cafe diiringi dengan dentingan bel kecil yang terpasang pada sisi pintu, dan para pelanggan cafe pun menyapanya dengan senyuman ramah.
Kebanyakan pengunjung merupakan bapak dan ibu setengah baya yang merupakan warga sekitar. Dan Woobin yang memiliki postur yang ramping dan senyum yang imut dengan cepat menjadi idola bagi pengunjung setia cafe Hydrangea.
Woobin merunduk sembari tersenyum manis, dan ia pun berjalan memasuki ruang ganti karyawan. Woobin sedikit tercengang karena banyaknya pengunjung baru, terutama para Omega muda.
Ia sedang memakai apron-nya ketika pintu terbuka dan Kihyun muncul dengan senyum isengnya.
"Oh Woobin-ah, kamu baru saja melewatkannya!" Kihyun berkata sembari menaruh beberapa karung kecil berisi biji kopi di atas meja di samping lemari.
Sesuai namanya, Little Hydrangea merupakan cafe yang mungil sehingga tidak banyak ruang untuk bergerak, apalagi untuk menaruh barang-barang. Ruang ganti karyawan ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan peralatan dan juga ruang peristirahatan pegawai.
Maklum, harga sewa lahan dan gedung di Seoul memang melejit beberapa tahun ke belakang ini. Cafe Hydrangea juga baru beberapa bulan ini menerima keuntungan setelah Break Even Point mereka yang baru saja dilewati di musim panas tahun ini.
"Melewati apa?" Woobin mengikat tali apron nya dengan rapi sebelum bertanya pada Kihyun. Ia penasaran, kejadian apa yang ia lewatkan, yang kiranya membuat Kihyun heboh dan bersemangat seperti itu.
Kihyun tertawa kecil sebelum melambaikan tangannya, memanggil Woobin untuk lebih dekat dengan dirinya.
"Ada seorang Alpha muda, kelihatannya ia orang baru di sekitar sini. Dan ia merupakan jimat keberuntungan cafe kita, Woobin-ah! Kamu lihat, kan, mata Omega-omega di depan tadi terlihat berbinar!" Kihyun berbicara dengan pelan, takut terdengar oleh Shownu di depan. Shownu bisa menjadi sangat posesif dengan Omega-nya.
Woobin dengan cepat menghubungkan semua poin yang ia pikirkan sedari tadi. Ia mulai menggigiti jarinya, kebiasan yang ia lakukan ketika ia merasa tak nyaman. Kebenciannya terhadap Alpha membuat Woobin tak nyaman untuk membicarakan mereka.
Ia mengalihkan topik pembicaraan dengan cepat dan berusaha untuk segera keluar dari ruang ganti, cemas karena Shownu hanya sendirian di depan.
"Baiklah Hyung, erm.. Syukurlah aku melewatinya. Aku harus keluar sekarang, Hyung istirahat saja beberapa saat di sini. Aku takut Shownu Hyung kewalahan kalau aku lebih lama lagi di sini."
Woobin berbicara dengan cepat dan bergegas pergi keluar, ketidaknyamanan jelas terlihat pada raut wajahnya. Kihyun tersenyum lembut sembari menggelengkan kepalanya.
'Rupanya ia masih membenci Alpha' pikir Kihyun dalam hati. Ia pikir Woobin mulai bisa menerima keberadaan Alpha di dekatnya, terlebih karena ia mulai dapat berbicara santai dengan Shownu.
'Ah, padahal polisi Alpha itu sangat ganteng, lho' Kihyun menopangkan dagu pada tangannya, berpikir bahwa jika ada seorang Alpha yang cocok untuk adik kecilnya, maka polisi Alpha itulah orangnya.
***
Hey-ya! Ini merupakan cerita fanfiksi pertamaku!
Featuring grup kesayanganku, CRAVITY
Dan juga pair kesukaanku, yang kayaknya ga banyak yang suka 😭😭 Mogubin ❤️❤️❤️Sampai jumpa di chapter berikutnya!
Jangan lupa comment dan feedback nya ya ☺️
Mari kita sebarkan virus Mogubin, dan bukannya virus Corona, hehehe
#stayathome dan baca cerita-cerita di wattpad ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming back to you (END)
FanfictionBagi Seo Woobin, semua hal terasa baru dan membingungkan. Ia harus menjadi bagian dari dunia yang ia benci, dan Woobin harus belajar menerima dan mencintai dirinya yang baru. Goo Jungmo tidak mengenal Woobin, ia tak tahu apa yang Woobin senangi, mau...