002|AJIM

148 26 4
                                    

Sesuatu yang di lihat dan di rasa, tak selamanya sama.

***


***


   "RAJA"

   Panggilan manja itu lantas tak membuat langkah pria bernama Raja berhenti, malah langkah itu semakin cepat. Namun bukan Tias namanya jika tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

   Pelukan manja Raja dapatkan, ketika peria itu hendak masuk keluar dari gerbang sekolah. "Kamu mau kemana sih?" Tanya Tias menatap Raja. Tangannya tak tinggal diam, tangan Tias di salipkan ke tangan Raja, menggandeng pria itu hingga keluar sekolah.

   "Lepas" Perintah Raja tenang, namun tak juga di lepas oleh Tias. Gadis itu cukup keras kepala.

   "Udah neng Tias, lepas aja tangan Raja. Kalo Raja ngamuk ribet urusannya" Saran Haris namun tak di dengar oleh Tias, seperti angin lalu saja.

   "Gue orang miskin, pulangnya pake Bus"

   Gandengan itu terlepas dengan cepat, dan langsung saja Tias meninggalkan Raja beserta teman temannya. "Wahh Raja hebat banget sih" Puji Aji menatap Raja dengan berbinar.

   "Jangan liat Raja kaya gitu, gue yang ngeri liat nya"

   Aji mendelik menatap Haris, apa apaan mgeri pada Aji? Aji monter kah?

   "Gue ngomong gitu sebener nya hati gue sakit Ris"

   Haris menaikkan sebelah alis nya bingung. Sakit kenapa?

   Kali ini ke tiga sahabat Raja tengah menemani Raja menunggu kedatangan Bus, mungkin sekitar 15 menit lagi Bus itu akan datang.

   "Sakit aja gitu liat Tias lebih nempel sama Raja" Lirih Aji dengan nada suara yang di buat buat itu, menbuat Wendi menggeleng gelengkan kepala nya, tangannya menepuk pundak Aji "Ingat kata tukang parkir Ji"

   "Dua Ribu" Ucap Aji polos namun mendapatkan jitakan manja dari Wendi. "Bukan itu anjing" Kesal Wendi.

   "Terus apa?" Tanya Aji lagi, pria itu seakan memang benar benar tak tau, atau memang benar tak tau?.
  
   "Kata tukang parkir tuh, MUNDUR"

***

   Mata Ratu tak dapat berpaling dari pria yang saat itu tengah duduk di kursi berlawanan, menatap lekat pria yang tengah membaca novel dengan telinga yang di sumpal earphone.

   "Aku yakim dia orang nya" Gumam Ratu, matanya masih menatap pria itu. Hingga sebuah tepukan mengagetkan Ratu, membuat gadis itu berbalik.

   "Kenapa Ran?" Tanya Ratu menatap heran Pangeran.

   Pria itu duduk di samping Ratu, tepatnya di pojok jendela Bus. "Kenapa liat Raja terus?" Tanya Pangeran heran.

   Ratu menggeleng, jika dia memberitahukan alasannya pasti Pangeran tak akan percaya. Bisa bisa Ratu di kira mengkhayal, padahal Pangeran tau jik Ratu dapat melihat takdir.

   "Kenapa dia naik bus?" Tanya Ratu menatap Pangeran dan di jawab sebuah gelengan oleh Pangeran. "Dia murid baru, tapi tadi udah deket banget sama Royals"

   Ratu mengangguk paham, Raja pasti bukan orang sembarangan yang bahkan bisa dekat dengan Royals.

   Royals adalah sekumpulan bukan, tapi 3 pria tampan yanh receh tapi sialnya tampan dan juga kaya. Bukan sembarang orang yang bisa berteman dengan Royals, mereka pilih pilih dalam berteman.

   Hingga tak lama, Bus akhirnya berhenti. Sudah sampai di halte berikutnya. Ratu turun dengan pangeran yang mengikuti Ratu dari belakang.

   Karna Bus saat itu sedang ramai, mereka keluar dari Bus dengan berdesak desakan, tangan Ratu tak sengaja memegang tangan Raja yang tiba tiba berada di samping nya.

   Ratu menutup matanya.
  
   30 detik itu....

   Ratu tersadar, dia menarik nafas dan mengeluarkannya.

    "Kenapa sekarang tak ada aku di takdir nya?"

***

   Raja berjalan memasuki rumah nya, sudah ada pelayan yang berbaris rapi di sana, menunduk hormat ketika anak majikannya masuk rumah.

   "AJIM"

   Suara menggelegar itu membut pria dengan rambut berwarna ombre keluar dengan wajah bantal nya, nampak jelas raut wajah nya itu menatap bingung. "Kenapa si dek?" Tanya pria itu, kaki nya menuruni tangga, menghampiri Raja yang tadi di panggil nya adik.

   "Motor gue kenapa rusak lagi sih?!" Omel Raja merasa kesal ketika dia baru saja pulang dari sekolah, dan di beri kejutan dengan melihat motor milik Raja yang lecet di body nya itu.

   Pria itu hanya memutar bola mata nya malas "Masih mending dek, ya ampun lebay banget lo kaya cewek"

   "Gak mau tau, ganti rugi Jim!"

   "KASIM! Panggil gue Kasim, jangan Ajim!" Sekarang pria yang di panggil Ajim yang marah marah karna di panggil Ajim.

   Nama nya Jordan Kasim Mahendra, tapi karna dulu Raja tak bisa berkata Kasim, akhir nya melenceng jadi Ajim. Pertama tama sih Acim, tapi karna Acim terlalu imut untuk Kasim, akhir nya Raja memilih memnaggil Ajim.

   "Benerin motor gue! Bawa ke bengkel!"

   "Pemfitnahan itu! Jangan sampe gue kutuk lo jadi Among Us lo!"

   Raja tak mendegar nya, atau lebih tepat nya tak peduli. Langkah nya berjalan memasuki area kamar nya, mendengar pidato Ajim dari A-Z itu ibarat kalian nanti gak bakal tidur 3 hari 15 malam.

   Sementara di kamar nya, Raja tengah mengeluar kan sebuah kotak yang berada di lemari nya. Pria itu tersenyum, namun mata nya malah berlinang air mata.

   Lantas Raja mengambil benda yang berada di dalam kotak itu, di lihat nya benda tersebut sangat lama.

   "Masih utuh, hanya saja persahabatan kita yang gak utuh"

***

Terima kasih sudah baca cerita saya, jangan lupa....

•VOTE
•COMENT❤

•Cerita ini hasil imajinasi saya, jika tak suka, banyak penjplak karya orang, harap keluar dari lokasi cerita ini:)

  

  

 

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang