Us & Our Story 🔞

3.4K 313 5
                                    

"Harry, bisa aku bicara denganmu?" panggil Dumbledore, kepala Sekolah Hogwarts sekaligus pemimpin Orde.

"Baik, Profesor," jawab Harry.

"Harry, kau tahu kan kalau akhir-akhir ini aku sibuk untuk memburu Horcrux yang telah disembunyikan oleh Voldemort?"

"Ya, saya tahu, Profesor."

"Aku sudah berhasil menemukan dan memusnahkan keenam Horcrux miliknya. Dan saat ini aku sedang mencari tahu tentang Horcrux yang ketujuh," lanjut Profesor dengan janggut panjang putih itu.

Harry memperhatikan penjelasan Profesor yang sangat dihormatinya itu dengan seksama.

"Aku sudah menemukan beberapa info tentangnya. Dan apa yang aku takutkan sepertinya menjadi kenyataan," Profesor di depannya itu memandang Harry dengan penuh kasih sayang.

"Apa itu ada hubungannya denganku, Profesor?" Entah ada firasat apa, tiba-tiba Harry merasa arah pembicaraan Profesornya itu menuju dirinya.

"Ya, Harry, ini ada hubungannya dengan dirimu," jawab beliau.

"Dan apakah hubunganku dengan Horcrux Voldemort?" selidik Harry. "Apakah.. aku adalah Horcrux ketujuh Voldemort?" tebak Harry tiba-tiba.

Profesor di hadapannya itu mengangguk pelan.

Hati Harry langsung mencelos melihat anggukan dari kepala sekolahnya.

"Tapi aku baru 65% yakin, Harry. Aku masih akan mencari tahu apakah ini semua benar," lanjut beliau segera setelah melihat wajah muridnya itu memucat.

"Sekarang kau kembalilah ke asrama. Jangan terlalu memikirkan pembicaraan kita ini, karena semua belum pasti," ujar Profesor Dumbledore, menepuk pelan lengannya.

Pemuda berkacamata dengan rambut hitamnya yang berantakan itu hanya mampu mengangguk karena otaknya masih berusaha mencerna semua perkataan dari kepala sekolahnya tersebut.

Langkahnya lunglai saat meninggalkan ruangan rapat menuju perapian untuk kembali ke sekolahnya.

.

.

Harry berdiri di pinggir danau sendirian. Pikirannya kosong. Well, setidaknya dia mencoba mengosongkan pikirannya kalau dia tidak ingin kepalanya benar-benar meledak akibat pembicaraannya dengan Profesor Dumbledore tadi. Tiba-tiba sepasang tangan meraihnya dari belakang, memeluknya dengan erat. Harry tersenyum, tangannya langsung menggenggam kedua tangan yang sedang bertaut di dadanya. Sedikit mengerang saat orang di belakangnya mencium tengkuknya dengan lembut dan tanpa suara.

"Draco," desah Harry.

"Hmm," jawab Draco tanpa menghentikan ciumannya di tengkuk kekasihnya itu. Ciuman-ciuman ringan yang terus beranjak naik hingga belakang telinga Harry. Draco menggigit ringan sedikit daun telinga Harry, membuat Harry terkekeh geli. Dengan perlahan, Draco memutar bahu Harry hingga mereka saling berhadapan, meraih pinggangnya dengan kedua tangannya, dan membiarkan tangan Harry memeluk lehernya.

"I love you, Harry." Draco mencium lembut kening Harry.

"I will always protect you." Diciumnya puncak hidung Harry.

"And no matter what, I will always beside you." Harry tersenyum saat Draco mencium bibirnya dengan penuh kasih.

Draco benar-benar tahu bagaimana cara menghilangkan segala keresahan di hati Harry, bahkan saat Harry belum mengatakan apapun padanya.

"So are you feeling better now?" goda Draco. Rona merah muncul di kedua pipi Harry.

"Selalu lebih baik bila kau ada disisiku," jawab Harry sambil mengecup sekilas bibir kekasih tercintanya itu.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang