Lulusan Eropa dengan nilai terbaik tidak menjadikanku terbang tinggi diawan, semua achievement itu karena Ridho Allah, kendatipun demikian nama Siti terdengar kampungan bila ditempat aku lahir, Djakarta, namaku seolah tenggelam oleh hiruk pikuk dan kemacetan Megapolitan itu, Rasa syukur menyelimuti relung dada dan imanku, bersyukur Bapaku memberiku nama Siti karena berharap aku menjadi Perempuan
muslim seutuhnya bukan sebutuhnya.Ditengah-tengah Angel, Veronica, Sashmita, namaku tidak populer tapi kemampuan berfikirku tidak kalah dengan teman-teman satu kampusku, Salford Manchester City,. ..... Ah seharusnya aku lebih beken dari Manchester, karena di Inggris orang sering menggunakan kata Siti.
" Asian " Prof Ullie manggil aku, itu panggilan kesayangan, padahal sumpah itu panggilan terburuk dalam hidupku, aku bukan Asian , Aku Indonesian, sudahpun aku jawab ribuan kali, Prof yang satu ini nyeleneh tetap memanggilku demikian, Takdirr,.....jujur ya aku juga memanggil Prof Ullie karena aku tidak bisa mengeja nama Germanya, jadi aku panggil prof itu dengan gaya Indonesia........Cukup satu satu jadinya.
Ketidak banggaanku dengan Siti, aku coba mencari buku para pimpinan muslim perempuan,......tidak adapun yang bernama Siti , namun ketika aku searching Muhammad......barulah muncul ratusan nama Siti sebagai pendekar dijalan Allah.
39 Tahun usiaku kini,....tapi masa itu masih terkenang jua di pelupuk mata dan memori otak tengahku....mungkin karena 3 tahun yang mengenyam suka duka belajar dan menjadi sedikit bagian dari budaya orang2 yang jelas sebetulnya nyata bagi kita untuk tidak berteman.
Hh Naif......rasanya.