05 - spell book

604 119 25
                                    

Jika kalian bertanya di mana keberadaan Hoshi, jawabannya adalah di ruangan Profesor Lizbeth— pengajar mantra sihir kesayangannya.

"Apa tidak terjatuh di jalan, Prof?" tanya Hoshi sembari terus menelisik sekitar seperti sedang mencari sebuah mutiara dalam timbunan pasir pantai.

"Mana mungkin? Buku mantra itu ukurannya lumayan besar, kalau terjatuh di jalan pasti aku tidak mungkin kehilangan bukunya."

Bagaikan nasib yang malang, hari ini laki-laki sipit bernama Kwon Hoshi itu sedang dikurung oleh Profesor Lizbeth di dalam ruangan yang super besar ini. Awalnya Profesor Lizbeth hanya meminta tolong sebentar kepada Hoshi, tapi sayangnya orang itu terpaksa ingkar janji dan membiarkan Hoshi berada di sini selama satu hari penuh.

"Profesor, sebentar lagi adalah jam makan malamku," ujar Hoshi yang kemudian menatap laki-laki di hadapannya itu dengan penuh harap, tentunya berharap supaya dia segara dibebaskan dan bisa menghirup udara segar di luar sana.

"Kalau bukunya berhasil ditemukan kau bisa memakan makananku, tenang saja. Kau tau kan? Makanan untuk para Profesor jauh lebih lezat jika dibandingkan dengan menu makanan milik kalian."

Seketika pikirannya melayang, membayangkan betapa lezatnya memakan makanan yang super enak itu tanpa harus mendapat sanksi apapun. Biasanya kalau para murid tertangkap basah mencicipi makanan khusus para profesor, maka detik itu juga asramanya akan kehilangan banyak poin sekaligus.

Mengerikan sekali bukan? Padahal mengumpulkan poin tidak semudah Dokyeom yang sedang mengupas kulit jeruk di tangannya. Mengumpulkan poin itu butuh waktu yang sangat lama, saat lulus nanti mereka juga belum tentu mendapatkan poin yang utuh.

"Tapi ... kalau tidak juga ditemukan, bagaimana?"

"Besok kita cari lagi," jawab Profesor Lizbeth seraya menepuk pundak Hoshi guna menyalurkan keyakinan ke dalam diri murid laki-lakinya itu.

Bisa dibilang hari ini adalah hari yang menguntungkan sekaligus hari yang paling menyebalkan bagi Hoshi. Dia merasa beruntung karena bisa sedekat ini dengan profesor kesayangannya, tetapi bagaimana Hoshi tidak jengkel apabila dia dikurung di ruangan ini selama berjam-jam lamanya? Rasanya seperti menjadi seorang tahanan yang sangat mengenaskan. Dikurung tanpa hidangan lezat dan juga tanpa istirahat, melelahkan bukan?

"Profesor, coba ingat lagi dimana terakhir kali Anda menyimpan buku itu?"

Orang yang diberi pertanyaan itupun sontak menghentikan aktivitasnya dan memilih untuk duduk di atas tumpukan koran-koran bekas yang sudah terikat dengan rapih. "Terakhir aku memakainya kemarin," jawab Profesor Lizbeth sembari terus berpikir guna mengingat sesuatu yang mungkin saja ia lupakan.

"Kemarin? Tetapi kenapa baru dicari hari ini?" Entah mendapat dorongan dari mana, kini Hoshi berani menginterogasi gurunya sendiri.

Profesor Lizbeth nampak berpikir lagi, mencoba menerka bagaimana bisa dirinya kehilangan buku penting seperti itu. "Kemarin ... aku masih memakai buku itu saat sedang mengajar di kelasmu. Dan esok harinya ketika aku akan mengajar di kelas lain ... buku itu tiba-tiba sudah menghilang."

"Tiba-tiba?" ulang Hoshi untuk memastikan.

"Tidak tau."

Bisa dipastikan jika sosok laki-laki tua di hadapannya itu bukanlah seorang profesor yang sangat Hoshi hormati, pasti dengan segera Hoshi sudah memukul kepalanya menggunakan setumpuk koran yang ada di sebelahnya itu.

"Kenapa menatapku begitu?"

"Ah, tidak. Tapi Profesor, apakah Anda tidak mempunyai salinannya? Kupikir di ruangan ini ada banyak buku dengan sampul yang sama."

ᴛʜᴇ ʟᴀꜱᴛ ᴋɪɴɢᴅᴏᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang