Suasana bling-bling yang masih terasa sampai beberapa saat lalu langsung berubah begitu Jungkook mengajak Seokjin berpacaran. Seokjin pun menatap Jungkook dengan sorot mata tidak bersemangat.
"Padahal tadi sudah tenang sebentar, tapi sekarang kau mulai mempermainkanku lagi," kata Seokjin.
"Aku tidak sedang mempermainkanmu," sanggah Jungkook.
"Kalau tidak sedang mempermainkanku, lalu apa?"
"Aku benar-benar punya perasaan tersembunyi kepadamu," jawab Jungkook dengan sungguh-sungguh, membuat Seokjin sedikit terkejut.
"Jadi... sekarang kau sedang mengutarakan perasaanmu kepadaku?"
"Benar." Jungkook mengakui dengan polos.
"Kalau begitu katakan sejujurnya. Apa sejak awal kau memendam perasaan kepadaku?"
"Iya." Kali ini pun Jungkook mengakui dengan polos.
"Seingatku kemarin kau bersikeras mengatakan kalau kau tidak memendam perasaan kepadaku dan berpura-pura, tapi ternyata firasatku memang tepat"
Seokjin menatap Jungkook—yang selama ini memendam perasaan kepadanya, tetapi berusaha menipunya dengan berpura-pura sebaliknya-dengan manis.
"Apa kau tidak akan menjawabnya?" Jungkook kembali bertanya.
"Menjawab apa?"
"Aku bilang, 'Ayo kita pacaran'."
"Dari sekian banyak tempat, kenapa kau memilih untuk menyampaikan perkataan yang bling-bling itu di kedai kudapan?"
"Karena aku sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi."
"Wah, dalam sekejap mata kau benar-benar menjadi orang yang jujur, ya," kata Seokjin menggoda, tetapi Jungkook sama sekali tidak tertawa.
"Aku menunggu jawabanmu." Jungkook mendesak Seokjin dengan wajah yang serius.
"Kau serius mengajakku berpacaran?" Seokjin pun akhirnya bertanya dengan serius kepada Jungkook.
"Lebih serius dari saat apa pun," jawab Jungkook sambil memandang lurus ke mata Seokjin.
"Jawablah," pinta Jungkook.
"Aku... tidak bisa."
Jungkook terluka mendengar jawaban Seokjin.
"Kenapa?"
"Itu karena—"
"Jangan katakan kalau kau sudah punya tunangan. Aku tidak mau menjadi si pengejar nomor lima," sela Jungkook.
"Aku hanya... pokoknya aku tidak bisa," jawab Seokjin dengan intonasi datar.
"Bukan karena kau merasa terintimidasi karena aku terlalu tampan, kan?" Jungkook bertanya dengan maksud bercanda, tapi Seokjin sama sekali tidak tertawa.
"Sejujurnya... aku mengutuk seorang pria tampan. Aku mengutuknya hingga tiga turunan termasuk kerabat jauhnya."
Jungkook mengerutkan kening begitu mendengar perkataan Seokjin.
"Wah, kau kejam sekali. Memangnya dosa apa yang dilakukan oleh pria tampan itu sampai kau mengutuknya tiga turunan termasuk kerabat jauhnya?" selidik Jungkook.
"Gara-gara pria tampan itu hatiku... mengalami kekering."
Jungkook menatap Seokjin dengan tajam seolah menunjukkan bahwa ia tidak akan tertipu dengan intonasi suara Seokjin yang melankolis.
"Jangan-jangan maksudmu cerita mengenai Yoo Seungho? Apa kau sudah menjalani pemeriksaan MRI?"
Seokjin sama sekali tidak marah ataupun tertawa mendengar perkataan Jungkook dan hanya menatap Jungkook dengan raut wajah melankolis sambil mengeluarkan ponsel dari saku. Untuk beberapa saat Seokjin memainkan ponsel seakan ragu, kemudian meletakkan ponsel itu di hadapan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way You Look At Me | KOOKJIN [END]
Fanfiction"Kau masih bisa selamat. Aku akan menyelamatkanmu, jadi kuatkanlah dirimu. Jangan menyerah." Pria itu berbisik tanpa henti sambil melakukan CPR. "Aku akan menyelamatkanmu. Aku bilang aku pasti akan menyelamatkanmu." =============================== ...