Setelah kepergian sang Kakek, Mew terlihat sangat emosi, air muka nya berubah drastis dari yang sebelumnya. Ia benar benar ingin melempar semua barang yang saat ini berada di dekatnya, jika saja Bright tidak menghalangi dirinya.
"PHI MEW?!" teriak Bright sambil menampar Mew dengan pukulannya, yang sukses membuat Mew langsung tersungkur dengan memegang pipinya.
"Bri-" belum sempat Mew melanjutkan kata katanya, Bright sudah lebih dulu memcengkram kerah Mew dengan tatapan dinginnya.
"Phi?! Aku tau kau saat ini tengah kalut karena Kakek dan ditinggalkan oleh Gulf?! Tapi caranya tidak seperti ini?! Mana otak jeniusmu Phi?! Aku tau selama ini kau melakukan investigasi dibelakangku dari Ayah dan Ibu?!" Teriak Bright sambil menatap wajah Mew dengan kesalnya.
Win yang melihat kekasihnya ikutan kalut sebenarnya ingin menarik Bright tetapi ia tahu ini adalah masalah keluarga mereka dan Win tidak berhak untuk ikut campur meskipun ia adalah kekasih dari Bright.
Mendengarnya Mew seketika terdiam, ia sadar bahwa emosi tidak akan menyelesaikan masalah.
"T...Tapi Gulf-" kata Mew dengan terbatanya.
"Gulf biar aku dan yang lainnya urus Phi....sebaiknya kau melanjutkan investigasimu dan menyelesaikan masalah ini dengan cepat...." Kata Bright dengan senyum tipis nya, setidaknya hanya ini yang bisa ia bantu untuk menolong Mew dan juga Gulf.
Mew pun yang mendengarnya seketika mengangguk, benar kata Bright jika ia terlalu larut dalam emosi itu tidak akan menyelesaikan masalahnya.
Seketika Mew pun langsung mengambil Handphone yang berada di sakunya dan mengetikkan sebuah nomer.
"Hallo...seperti kataku kemarin, semua bukti langsung serahkan ke Polisi kerajaan dan Detektif kerajaan, semua bukti ada di dalam flashdisk tersebut beserta foto dan juga beberapa surat didalam nya" kata Mew yang langsung menutup telpon nya, lantas ia pun menatap Bright.
"Kali ini aku serahkan Gulf padamu....terima kasih Brother" kata Mew yang langsung menepuk pundaknya dan berlalu pergi keluar.
Bright yang mendengarnya lantas tersenyum kecil, sudah agak lama ia tidak mendengar panggilan tersebut. Mungkin semenjak Mew mulai mengajar dan sibuk dengan segala urusannya.
Bright dan Win pun pergi. Meninggalkan Mew di mansion bersama para maid yang mulai membereskan semua pecahan barang yang jatuh berantakan.
Dilihat nya Kepala maid yang telah bersama nya sejak ia masih sekolah dasar. Mungkin saat ini usia nya sudah menginjak 70 tahunan. Tapi ia tidak pernah berniat untuk pensiun, sekalipun Mew yang meminta nya.
"Maafkan aku" ucap Mew sembari memegang tangan kepala maid nya tersebut. Dengan baiknya, kepala maid tersebut hanya tersenyum. Tapi, bisa dilihat oleh mata telanjang Mew bahwa sang kepala maid nya tersebut baru saja menangis.
"Aku ke kamar dulu, setelah menyelesaikan ini semua, segeralah pergi istirahat"
Mew beranjak dari hadapan kepala maid nya tersebut. Ia berjalan dengan tegap menuju kamar utama nya.
.
.
.
Malam pun tiba. Mew sama sekali tidak mengirimi Gulf pesan. Tidak, bukan berarti ia tidak mau. Hanya saja belum. Ia masih merasa sangat buruk setelah apa yang telah terjadi siang hari tadi. Kembali nya Bright, ia mengatakan bahwa mereka berhasil menemui Gulf sore tadi, hanya saja itu terjadi secara singkat.
Dan yang membuat Mew kepikiran adalah sebuah pesan Gulf yang dititipkan kepada Bright untuk Mew.
- Aku tahu ini berat. Tapi alam menginginkan kita untuk seperti ini sementara. Kita ambil waktu untuk merenungkan apa yang telah terjadi pada hubungan kita. Dan aku ingin Phi Mew menyelesaikan ini semua dengan cara yang jauh dari unsur kekerasan. Tadi Phi Bright, Win, Kaownah, dan Turbo cerita tentang apa yang terjadi dengan mu siang tadi. Itu mengerikan Phi, jangan di ulangi lagi ya. - Gulf
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FanfictionMew, seorang dosen plus CEO dari perusahaan terkenal yang membuat kaum hawa dan adam mengagumi dirinya sampai ia mengenal seorang bocah laki laki di universitas ia mengajar bernama Gulf Kanawut. dan bukan hanya itu, keduanya pun memiliki sebuah raha...