🌻Note buat kalian yang baru baca cerita ini : Buat kalian yang baru baca cerita aku ini dan bingung kemana sebagian ceritanya berada, kalian bisa langsung cek akun KM_angelina dan disanalah sebagian cerita ini berada😊❤. Jangan lupa tinggalkan jejak, okeyy?
Sebelum membaca, udah vote terlebih dahulu? Kalau belum, cus di vote dulu yaa...
Udah? Let's start reading!!!
-Benci jadi cinta itu udah biasa, tapi bagaimana kalau Cinta jadi benci?-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻🌻🌻
"Sebenarnya... "
Tok! Tok! Tok!
Kedua pasang mata mereka langsung menatap pintu kamar yang tadi diketuk. Tanpa basa basi lagi, Rama langsung menyuruh orang tersebut untuk masuk.
"Masuk!"
Yessy langsung masuk dengan sebuah susu yang ada di atas nampan. Wanita paruh baya itu duduk di tepi ranjang di samping Sinta.
"Sayang, Mami bawain kamu susu kunyit. Diminum ya? Kamu juga Rama, minum susu ini," Pinta Yessy seraya memberikan susu tersebut kepada Sinta.
"Kenapa aku juga harus minum?" Tanya Rama.
Yessy memutar bola matanya malas dan mencubit perut Rama, "Perut kamu itu udah mulai buncit. Dan juga Mami perhatikan kamu udah mulai gendutan"
"Masa iya? Tapi aku tetep ganteng kan?" Tanya Rama kepada Sinta. Sinta hanya meresponnya dengan mengedikkan kedua bahunya.
"Ganteng dari uangnga, iya," Ledek Yessy yang mampu membuat Sinta tertawa.
"Oiya, kamu udah tes USG?" Tanya Yessy dan Sinta hanya meresponnya dengan gelengan kepala, "Kapan jadwal terakhir kamu periksa"
"Udah 2 bulan yang lalu"
"Hari ini kamu coba tes USG ya? Mami pengen tau, cucu Mami laki laki atau perempuan. Nanti kalau anaknya laki laki, Mami bakalan terus berdoa supaya cucu Mami sifatnya tidak seperti bapaknya"
"Emang sifat aku kayak gimana?"
"Kek Monyet"
Rama memutar bola matanya malas. Yessy terlalu hobi meledeknya dan menistakan dirinya.
"Yasudah, sekarang kalian berdua siap siap berangkat. Oh ya Sinta, kamu minum dulu susunya sampai habis, dan jangan lupa kasih Rama sedikit, " Printah Yessy dan dibalas anggukan kepala oleh Sinta.
