5.

13 3 0
                                    

Tasya diantarkan pulang oleh Reyhan, padahal dia sudah menolak mentah-mentah agar tidak diantarkannya. Tetapi Reyhan tetap bersikukuh untuk mengantarkan Tasya pulang. Tasya menolak Reyhan juga karena dia takut Daffa mengetahuinya dan Tasya takut Daffa menuduh yang tidak-tidak tentang dirinya lagi. Tasya jadi penasaran siapa Reyhan sebenarnya? Mengapa Reyhan seolah ingin masuk dalam kehidupannya?

"Masuk sana! Bersih-bersih, istirahat, makan jangan lupa, dan satu lagi jangan tidur malam-malam! Gue pamit, jangan kangen!" Ucap Reyhan. Tasya mendecak sebal karena mereka kan baru saja kenal yang ada tingkah Reyhan yang seperti ini bisa membuat Tasya ingin muntah. Oke sudahlah, Tasya ini kan cantiknya melebihi bidadari wajar saja banyak cowok yang kecentilan.

"Bisa nggak sih lo diem! Nggak usah sok kenal gitu, sok nasehat, sok nyuruh!"

Reyhan tertawa puas melihat wajah Tasya yang kesal karena perbuatannya, sangat menggemaskan. Perlahan tangan Reyhan tanpa sadar meraih puncak kepala Tasya mengacak-acak rambutnya gemas.

"Cantik!" Ucap Reyhan lirih. Tasya yang sadar akan ucapan Reyhan barusan, bergidik ngeri.

"Makasih, gue emang cantik dari lahir jadi nggak usah syok gitu lihatnya." Setelah mengucapkan itu Tasya langsung beranjak masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Reyhan yang diam ditempat. Tak lama bibir Reyhan terangkat membuat seulas senyuman.

Terimakasih Tuhan, Engkau sudah mengabulkan do'a -do'a ku selama ini. Setelah sekian lama tidak ada kabar lagi darinya. Terimakasih hari ini aku bisa dipertemukan lagi dengan gadis pemilik senyum manis itu.

*****

Malam ini Cika dan Shella tengah berkumpul di kamar Tasya menonton film drakor kesukaan mereka sembari memakan cemilan yang sudah disediakan oleh mamah Tasya. Seperti yang sudah Tasya janjikan siang tadi, malam ini mereka akan party girl.

"Sya, lo beneran ada masalah sama Daffa tadi?" Tanya Shella, ia benar-benar ingin tahu saat ini.

"Kepo lo!"

"Ya emang nggak boleh kepo sama sahabat sendiri?"

"Nggak!"

"Ihh Sya, serius gue!"

"Gue lebih serius!"

"Tauah gue ngambek kalo lo nggak cerita!"

"Yee bodo!" Tasya memeletkan lidahnya sembari tertawa ringan.

Shella hanya diam sambil memakan cemilannya. Malas berdebat dengan Tasya, pasti ia akan kalah juga nantinya. Shella tidak peduli jika makanannya habis. Toh dia bisa mengambilnya lagi.

"Yah brownies nya habis." Ucap Shella dengan nada melemas. Tasya menoleh sebentar lalu fokus kembali ke layar laptopnya.

"Mau lagi?" Shella menganggukkan kepala cepat. "Ambil aja di dapur masih banyak!" Ujar Tasya.

"Oke gue ambil dulu."

Shella beranjak dari kamar Tasya. Ketika Shella baru saja menuruni anak tangga ke dua, Shella tidak sengaja mendengar ucapan seseorang tengah menelfon, sepertinya itu suara kakak Tasya. Shella dibuat penasaran karena ia sempat mendengar ada nama Daffa dan Tasya disebut-sebut dengan gerakan cepat ia berbalik badan menghampiri kamar Farrel sembari menempelkan telinganya di pintu kamar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love Is Only HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang