"Eh, Sayang, baru pulang, yah?" tanya sang bunda pada gadis perawannya ini. Metha mengangguk lesu."Kenapa tuh muka? Kusut banget, sini makan dulu!"
"Metha kesel, Ma," jawabnya sambil menarik kursi.
"Kesel sama siapa?" Metha hanya menggeleng pelan, ia malas memperpanjang ucapan sang bunda.
"Nanti malam ikut bunda ke Mall yah, kita shooping sekalian beli cemilan buat kamu."
"Enggak ah, Metha males lagi gabut,"
"Bunda gak nerima penolakan!" tegas sang bunda kepada putrinya.
"Nyebelin!"
"Bunda tinggal dulu, jangan lupa dandan yang cantik!" titah sang bunda.
***
Dres merah cerah selutut sudah terbalut indah ditubuh ramping Metha, rambut dikucir kuda yang langsung mengekspos leher jenjang putih miliknya. Polesan make up yang tidak terlalu tebal tidak mengurangi kecantikan Metha. Bahkan ia tampak simple tapi terlihat elegan dan glamor.
"Cantiknya anak, Bunda,"
"Siapa dulu ayahnya?" tanya sang ayah bangga sambil menepuk dadanya pelan.
"Loh, Ayah ikut?"
"Iyah dong, emang kamu aja yang mau shooping."
"Yaudah yuk jalan, keburu malam," ajak sang bunda, keduanya mengangguk setuju, kemudian pergi menuyusul bundanya yang sudah jalan lebih dulu.
Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya mobil yang mereka tumpangin sudah berhenti di depan cafe terkenal di Jakarta.
"Kita ngapaiin di sini? 'kan tadi mau belanja."
"Ikut aja!"
Dengan terpaksa Metha mengikuti kedua orangtuanya masuk ke dalam dengan bibir yang tak berhenti komat-kamit. Tak lama kemudian mereka berhenti di salah satu sofa berukuran besar di ujung dekat kolam, di susul dengan lelaki paruh baya dan wanita paruh baya yang terlihat masih gagah dan cantik itu dan sosok laki-laki ...?
Netra coklat itu membulat saat melihat sosok lelaki berjas hitam dengan gaya coolnya duduk di sampingnya dengan santai.
"Elo?!" Metha menggebrak meja dengan sangat kuat, sehingga membuat seluruh pengunjung terkejut memandang tajam gadis yang baru saja mengegebrak meja dengan kuat.
Metha menyengir kuda sambil sesekali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dengan rasa malu dan rasa tak bersalah ia membenarkan bajunya yang sedikit kusut lalu duduk dengan gaya elegan.
Kedua orangtuanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Cantik yah, Pa calon mantu kita."
Brak!
Metha
Vano
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Jadi Manten
Ficção Adolescente_Alvano Bagaskara_ Sebenernya, gue itu paling benci sama mantan. Gengsi aja gitu kalau ngajak balikan. Tetapi gak tau kenapa mantan gue yang satu ini bikin sifat gengsi gue jadi hilang gitu dan syukurlah kedua orangtua kami menjodohkan kami berdua...