Ketahuan?

17 0 0
                                    

"No! Kita baru kenal, dan saya tidak kena--"

"Banyak bacod!" seruku sambil menarik tangannya.

***

Metha kembali dengan menggandeng seorang laki-laki tampan. Senyumnya tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

"Hay, Bun. Kenalin pacar aku, Genta."

Sandra menatap penampilan Ge nta dari bawah hingga atas. Satu kata untuk Genta, tampan sekali!

"Hallo, Tante. Saya Genta, pacar Metha," seru Genta. Ada rasa canggung saat menyebut kata pacar, jujur saja Genta tidak pernah pacaran dalam seumur hidupnya.

"Sudah bekerja?" tanya Sandra tanpa membalas sapaan Genta. Genta menggangguk sambil tersenyum. "Di ma--"

"Bunda? Vano di mana?"

"Dy ke toi--"

"Gue di sini, tadi gue ngikutin elo! Dan ternyata pacar lo ini cuman bohongan, yah?" tanya Vano diiringi kekehan kecil.

Mampus! Skak mat!

"E-enggak, ini pacar gue kok, iyakan, Sayang?" Genta manautkan alis bingung, Metha menepuk jidatnya pelan lalu memberi kode melalui matanya.

"Ah, iyah," jawab Genta sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Vano mendekat ke arah Sandra sambil menyodorkan handphonenya. Menujukan video durasi lima menit itu, di video itu terlihat Metha tengah kebingungan lalu, tak lama kemudian sosok laki-laki berjas hitam melintas di depannya. Dengan cepat Metha memanggilnya dan menjelaskan rencananya kepada Genta.

"Lo gak bisa bohong lagi, buktinya sudah ada di sini!  Masih ingin mengelak?" Vano bertanya dengan senyum liciknya. 'Vano anjink! Vano b**i!' Metha terus mengumpat Vano dalam hatinya, laki-laki ini menyebalkan sekali!

"Sekarang, lo tunangan gue! Tangan siniin!"

"Buat apa?" tanyaku sewot.

"Bawel!" dengan cepat Vano menarik tanganku lalu memasangkan cincin berlian putih di jari manis. "Gantian!"

"Ogah!"

Cup! Metha memegangi pipinya yang baru saja Vano cium.

"Gantian atau, mau dicium lagi?" tanyanya sambil menaik-naikan alisnya dengan senyum menggoda. Bunda, ayah dan orangtua Vano hanya terkikik geli melihat kelakuan kami. Dengan rasa malu yang memuncak Metha mengalah dan memasangkan cincin yang sama di jari manis Vano dengan wajah menunduk.

"Metha, saya pergi dulu. Urusan kita sudah selesai, bukan?" Genta yang sedari tadi hanya menjadi penonton drama Metha dan Vano mulai angkat bicara.

"Maaf, Genta. Sudah membawamu terlibat dengan masalahku."

"Tidak masalah, saya pamit." Serunya sambil melangkah pergi.

Mantan Jadi MantenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang