"Selamat pagi, Anak-anak, sesuai yang bapak bicarakan minggu depan. Hari ini kita akan melaksanakan camping di bukit dekat danau. Camping tahun ini lebih spesial dari tahun sebelumnya karena, pemilik sekolah akan ikut serta dalam acara camping kita. Silahkan untuk bapak Genta naik ke panggung untuk memberi kata sambutan."
Deg!
Genta? What?!
'Gak mungkin! Nama Genta bukan cuman satu, yah, 'kan?' batin Metha.
Seorang pemuda dengan kaos panjang berlogo supreme itu menaiki panggung, tak lupa dengan tas camping di punggungnya. Simple tapi, tidak mengurangi kadar tampannya. Genta, pemuda itu adalah Genta.
"Lah, itu 'kan, Genta? Keren banget, udah ganteng, masih muda, terus pemilik sekolah elite lagi," puji Metha dengan tatapan kagumnya.
"Selamat pagi, saya Genta Alaska. Tahun ini, bersamaan dengan acara camping, saya selaku pemilik sekolah akan mengawasi langsung kegiatan para murid. Sekian terimakasih, ada yang ingin ditanyakan?"
Salah satu siswi angkat tangan, yang tak lain adalah Gina. "Bapak sudah nikah belum?" tanyanya dengan mata berbinar.
'Huuuuu ...!' ucapannya mengundang tatapan sinis para siswi lain dan ejekan dari para siswa.
"Gatel, Lo!"
"Caper, huu ...!"
"Alay banget, sih, gantengan juga gue."
"Diam ...!" teriakku dengan khas cemprengnya. Seketika tatapan kaget seleruh siswa menuju ke arahku, aku menyengir kuda sambil tertawa kikuk.
She menyenggol lenganku kuat. "Mulut lo gak bisa di kondisiin?" seru She sambil berbisik.
"Saya belum menikah." Suara Genta mengehentikan suara ricuh kami.
"Baiklah, saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan, kalian bisa menuju ke bis masing-masing."
Aku lagi gak mood nulis, maaf ya klok rada kagak nyambung 🤣Semalem aku gabisa up, maaf banhet readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Jadi Manten
Roman pour Adolescents_Alvano Bagaskara_ Sebenernya, gue itu paling benci sama mantan. Gengsi aja gitu kalau ngajak balikan. Tetapi gak tau kenapa mantan gue yang satu ini bikin sifat gengsi gue jadi hilang gitu dan syukurlah kedua orangtua kami menjodohkan kami berdua...