Dibawah rambatan cahaya bulan, kelap kelip datang menghiasi hutan kelam itu. Suara langkah kaki begitu menggema dan bersuara kesemua aula yang ditempuh angin
Ramai...
Gadis itu menari dengan begitu pandai. Melompat kesana kemari dan berputar, bahkan suara lonceng seperti
Kring kring
Terdengar dengan sangat merdu. Bersama dengan teman-teman nya, dia menguasai Hall itu. Musik Biola terdengar sangat tenang.
SREKK. BUSSHH
Sinar berwarna Putih emas memancar secara tiba-tiba.
Pertanda
Itu adalah sebuah pertanda bahwa wilayahnya telah dijamah. Mereka harus lari.Para peri harus lari sebelum semuanya terlambat......
SRAK SRAKK
BUSHH
TAP......
"Gadis itu sungguh cantik, TIDAK!!! Bukan cantik tapi lebih tepatnya aneh... Aku yakin aku tidak bermimpi waktu itu.."
Jae min masih meneruskan ceritanya. Libur musim panas kemarin sungguh sangat luar biasa bahkan ia merasa liburan kemarin adalah sebuah mimpi.
Zoenggg....( Bunyi Biola )
🎵🎵🎵
" Gadis itu memiliki mata permata berwarna biru, tangannya seputih salju dan rambutnya berwarna emas. Lalu aku melihat disetiap tangannya terdapat manik-manik bercahaya..."
Halusinasi lagi 😒😒 ( pemain biola )
🎶 🎵 🎶
" Aku tidak berhalusinasi!! Sungguh!! Aku memegang tangannya seperti ini.'
Jae min mengangkat tangan kanannya dan menaruh tangan kiri sebagai ibarat itu adalah tangan gadis halunya lalu memegangnya dengan sangat lembut.
" Sebuah cahaya berkilau muncul dari punggungnya. Setelah itu dia menamparku. Dan aku tak sdarkan diri. Bagaimana?? Aneh kan?? Dihutan seperti itu pula..."
🎵🎵🎵
Dengan posisi duduk menghadap bangku belakang, Jae min masih mengoceh pada gadis yang sedang bermain biola itu. Suasana sekolah kini tidak terlalu ramai, karena sekarang pria itu tengah berada di Ruang seni. Hanya berdua dengan Woo Seo di yang masih memainkan biolanya.
Zinggg......
" Bagaimana??" Gadis itu mengakhiri biolanya dengan sedikit keringat di dahi putih itu.
" Bagaimana? Apanya??" Jawab Jae min Antusias.
" Bagaimana musikku? Aku baru memainkan musik Beethoven." Balasnya dan tersenyum lebar..
" Ahh, aku sadar. Kau tidak mendengarkan ceritaku dari tadi." Ujar Jae min yang masih duduk sembari menopang dagu.
" Mm, cerita yang mana?? Husinasimu itu?" Seo Ri berjalan turun dari tempat latihannya dan menghampiri meja disebelah kanan untuk mengambil tas Biolanya.
" Ayolahh, itu bukan halusinasi. Itu fakta!! You know?? Fakta!!"
" Iya iya, bermimpi lah terus dengan peri cantikmu itu.." Goda gadis itu lagi dan memandang Jae min dengan senyum tipis.
" Kan, nggak percaya lagi. Susah mencarimu untuk bercerita tau nggak sih."
Jae min beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah Woo Seo ri yang masih berdiri menunggunya. Langkah kakinya menggema seperti di hutan waktu itu. Seseorang mendengarnya sekarang, langkah kaki yang sama dengan dihutan waktu itu
" Kau mau makan? Aku lapar.." ujar gadis tadi dan berjalan keluar.
" Baiklah, aku akan traktir karena kamu sudah mendengarku bicara." Balas Jae min.
" Emangnya akau bilang percaya??" Ujar gadis itu lagi.
" Setidaknya kau sudah mendengarnya kan"
Woo Seo ri berhenti melangkah, tatapannya kosong pada pria didepannya. Dengan menghela nafas kasar, gadis itu kembali memanggil Jae min
" Jae min!! Ada yang ingin aku katakan padamu"
Jae min membalikkan badannya dan menatap tenang gadis didepannya itu " apa.." ujarnya dan menaruh satu tangan di saku celananya.
" Kau, jika memang benar bertemu dengan seorang peri, sebaiknya jangan ceritakan lagi pada orang lain."
" Kenapa??"
" Karena semua orang butuh privasi!! Mana tau dia mengikutimh kesini kan wkwkwk"
Menggoda lagi. Woo Seo ri memang terkenal suka mempermainkan teman temannya baik laki-laki maupun perempuan. Dan dia sudah melakukan itu sekarang.
" Ouh, kupu-kupu!!"
Jae min berhenti bicara dan menunjuk gantungan kunci yang tergantung di tas Biola Seo ri. Warnanya cantik, pink dan mengkilat. Seolah itu seperti kupu-kupu asli.
" Aku melihat kupu kupu itu ditangan gadis hutan itu. Persis. Kau dapat dari mana??" Ujar Jae min menatap gadis didepannya.
" Entahlah, aku menerimanya dari seseorang hehe."
Mereka kembali berjalan bersama menuju kantin. Keduanya sudah sedikit lapar, aroma gorengan dan nasi tercium cepat dihidung keduanya. Kantin sekolah tidak jauh lagi.
Brakk..
Seo ri yang tadinya hendak mengambil uang di bagian luar saku tas Biolanya harus rela menabrak seseorang yang berjalan di depannya. Salah sendiri sih, jalan tak lihat arah
" Oh, maafkan aku!! Aku tidak sengaja!!" Ujar Seo di sembari menundukkan sedikit kepalanya.
" Cih...."
Keduanya terdiam. Respon apaan itu? Orang minta maaf juga malah mendecis.
" Ya..!! Tidak bisakah kau tidak mendecis didepanku??"
Jae min menoleh kebelakang disusul Pria bertubuh tinggi ramping itu. Tatapan keduanya bertemu dan benar saja, ini pertanda buruk
" Apa kau bilang??"
" Dasar!! Seenaknya saja mendecis!!"
Dia adalah Kang Han Soo, wakil ketua OSIS sekaligus saingan terberat Na jae min. Dua pria ini tidak boleh bertemu karena apa? Karena seluruh fasilitas yang ada di Sekolah itu akan hancur karena perkelahian mereka.
Na Jae min dikenal sebagai pria idaman yang tampan, lembut dan pintar. Dia baik kepada semua orang, juga dia adalah anak berada yang posisi kedudukannya sekarang menjabat sebagai ketua kelas 12.
Sementara Kang Han Soo adalah pria maco yang diidamkan gadis-gadis karena kedinginannya dan kepintarannya. Tidak ada yang bisa bersamanya sampai saat ini, namun banyak wanita yang menginginknnya
Dan kalau mereka berdua bertemu, lain lagi ceritanya.
Jae min akan berubah menjadi singa sementara Han Soo akan bertambah buruk seperti srigala.Woo Seo ri hanya memandang keduanya tanpa berkutip sedikitpun. Mau bagaimana lagi, ini juga disebabkan oleh dia
" Keparat Sialan!!!!"
.
.
.
.
.
.
.Halo...
Perkenalkan ini adalah cerita pertama ku setelah sekian lama. WkwkwJika ada yang kurang atau apapun itu silahkan di Komen ya...
Makasih
Untuk selanjutnya aku akan memperkenalkan para tokoh-tokoh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLIN AND THE MOONLIGHT
Chick-LitJangan Anggap Ini HOROR Na Jae min, adalah seorang pelajar Korea yang menghabisi musim panasnya menanjak gunung bersama keluarga dan teman-teman nya. siapa sangka, ditengah perjalanan dia menemukan sosok misterius. "haa?? apa itu? jangan-jangan.. ha...