Orcian

51 12 12
                                    

Ada banyak hal yang tidak Bee sukai di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak hal yang tidak Bee sukai di dunia ini. Kalau boleh disebut, maka beberapa di antaranya ialah diperintah, Fiore, mengasuh, bayi dan Orcian. Oleh sebab itu, ketika Bee diperintah Fiore untuk mengasuh bayi Orcian, tidak ada lagi yang mampu Bee rasakan kecuali rasa benci yang bergumul di dalam hati. Rasa benci itu seperti api yang membakar rumahnya; sangat membara.

"Aku telah telah memperpanjang umurmu."

Ah, kalimat ini lagi. Bee tetap melanjutkan kegiatannya mengelap air yang ia tumpahkan ke lantai dengan kain. Ujung pakaiannya yang basah akibat ketidakbecusannya dalam melakukan pekerjaan rumah tangga ini tidak ia indahkan.

"Kau tidak lupa, 'kan?" tanya Fiore.

"Tidak, Nyonya," jawab Bee singkat. Tak lupa menyebutkan kata 'nyonya' dengan penuh penekanan.

"Kalau begitu balas budilah dengan penuh dedikasi. Temani dan rawatlah bayi itu dengan baik," titah Fiore. Dengan langkah yang anggun wanita itu melangkahkan kaki menuju pintu depan. Kemudian hilang di balik pintu, pergi ke kantornya yang terletak di pusat Gerossel.

Bee membanting kain lap ke lantai. Dasar Orcian sialan, batinnya. Ia marah. Marah sekali. Wajahnya memerah dan alisnya menukik. Maniknya yang sehitam arang menatap tajam ke arah pintu berwarna silver yang menjadi kamar dari bayi Fiore. Ia mengerang tertahan. Sebenarnya apa salahnya hingga ia berakhir di tempat terkutuk ini?

Bee menoleh ke arah cctv yang terpasang di salah satu sudut ruangan. Ah, sial. Bee lagi-lagi membatin. Teringat perihal zaman apa yang ia tinggali sekarang, zaman edan tahun 2096. Fiore pasti tengah mengamatinya dan melihat tindakan amoralnya barusan. Kacamata kotak ramping yang dipakai wanita itu canggih. Tak sulit untuk memonitorinya melalui kamera pengawas yang sudah kawin dengan penyadap suara di ruangan ini.

Mau tak mau Bee harus rela untuk menelan kembali berbagai macam umpatan yang hampir lolos dari bibirnya. Segera ia tersenyum. Senyum terpaksa yang membuat mata bulatnya menyipit dan otot pada tulang pipinya menegang akibat tekanan.

"Selamat bekerja, Nyonya." Jari tengahnya teracung ke kamera.

*****

Bee tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Yang Bee ingat, kala itu ia sedang bergelut dengan laptop, mengerjakan tugas Menggambar Teknik di SokapWork. Mencoba mengikuti langkah-langkah pembuatan tutup tumbler dari Youtubes sambil sesekali mengecek grup kelas di aplikasi Whatsappy---siapa tahu ada donatur jawaban.

Kemudian, tiba-tiba, terdengar ledakan kencang dari arah dapur yang diikuti dengan padamnya listrik. Bee langsung menyalakan flash pada ponselnya dan bangkit, hendak memeriksa. Namun, ketika pintu kamar ia buka, napasnya terjegal. Asap tebal berwarna hitam pekat sekonyong-konyong memasuki kedua parunya tanpa izin. Bee terbatuk beberapa kali. Api yang menyala-nyala tepat di depan mata membuatnya bingung. Mata Bee bergerak liar mengikuti rembetan api yang semakin lebar dan besar.

Einstopia van WereldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang