Bagian Pertama

29.5K 5.2K 1.1K
                                    

HENDERY

Kalian pernah dengar istilah, "Di dunia ini, nggak mungkin ada cewek dan cowok bener-bener cuma sahabatan."? Selama gue sahabatan sama Andara Isty, gue mendengar kata-kata itu hampir 1245 kali diucapkan. Saking seringnya, gue bahkan sampai niat banget buat menghitung. Biasanya, setiap satu orang akan berkata paling tidak 20 kali dalam waktu yang berbeda-beda. Entah karena mereka lupa pernah berkata seperti itu, atau mereka memang sengaja, karena mereka ingin gue tahu bahwa cewek dan cowok cuma sahabat adalah tai.

Buat mereka cewek sama cowok murni temenan itu omong kosong. Sampai pernah gue denger Regan, temen gue waktu masih SMA dulu bilang gini, "Hen, cewek sama cowok bener-bener cuma sahabatan itu tai. Beneran dah. Pasti salah satu dari kalian, entah itu Andara atau lo, pasti pernah punya perasaan lebih dari sahabat. Atau mungkin, salah satu dari kalian berharap bahwa hubungan yang kalian punya sekarang, lebih dari sekadar sahabat."

Gue yang saat itu masih nggak yakin sama perasaan gue, menjawab seperti ini, "Yaelah, Gan.. Gan.. lo itu kebanyakan baca buku narasi romantis. Nggak semua cerita di dunia ini harus sama. Gue sama Andara udah kenal dari gue sama dia baru masuk SMA. Selama itu! Busuk-busuknya tuh anak udah gue hapal di luar kepala. Dan emang cuma temanan aja, nggak ada yang lebih." kata gue, bener-bener merasa yakin bahwa gue nggak punya perasaan apapun untuk sahabat gue, Andara.

Regan yang mendengar jawaban sok tegas gue hanya tertawa. Anak itu menyedot rokoknya dalam-dalam. Lalu di detik berikutnya, dia melihat gue dengan sorot mata yang tenang.

Dia bilang, "Mungkin karena lo belum tahu arti dari perasaan yang lo punya sekarang. Suatu saat nanti ketika lo sadar tentang apa yang lo rasain, lo pasti bakalan bilang, 'iya, ternyata apa yang dibilang Regan waktu itu bener'."

Dia berkata seperti itu seolah-olah dia adalah orang yang paling berpengalaman soal cinta. Ketika dia melihat gue waktu itu, mungkin dalam hati dia berkata, "Anak ini pasti masih buta soal cinta. Kasihan, dia tersesat dan nggak tahu arah mana yang tepat."

Hari ini, gue mau bilang, "Iya, ternyata apa yang dibilang Regan waktu itu bener."

Butuh waktu yang sangat lama sampai akhirnya gue sadar, bahwa Andara bukan sekadar teman. Dia adalah definisi segalanya. Bagaimana gue ingin selalu melihat dia tertawa, bagaimana gue selalu berusaha memberikan yang terbaik buat dia, bagaimana gue selalu memberikan semua waktu gue hanya supaya dia nggak merasa kesepian, bagaimana gue selalu ingin melindungi dia dari apa saya yang mungkin akan buat dia menangis.

Butuh waktu yang sangat lama sampai akhirnya gue sadar, bahwa Andara adalah cinta paling baik yang tidak pernah gue utarakan.

Butuh waktu yang sangat lama, hingga akhirnya gue tahu... gue menginginkan hubungan ini lebih dari sebuah persahabatan.

Ada hari dimana gue membayangkan menggandeng tangan dia lebih lama dan lebih erat dari sebuah utas bersama sahabat. Gue juga pernah membayangkan terlalu jauh, bahwa suatu saat, gue akan datang ke rumah dia, meminta kepada bapaknya untuk gue jadikan istri. Ibu dari anak-anak gue kelak.

Sampai hari itu, gue juga akhirnya tahu bakat terpendam gue: ternyata gue begitu hebat dalam hal menghayal.

Hari ini, rabu 30 september 2020, gue dalam sebuah perjalanan bersama dia menuju tempat fitting baju pengantin. Calon suaminya, Arjuna, yang tidak lain adalah teman baik gue di kantor, mendadak harus meeting di luar kota. Karena bagi cowok itu gue adalah sahabat paling baik alias tai banget gue nganterin cewek yang gue taksir buat fitting baju pernikahannya bersama laki-laki lain, gue dipercaya mewakili dia.

Apa dia nggak ada niatan buat gue wakilin di hari ijab kabul nanti ya? Jam 7 lewat 13 menit, gue adalah laki-laki paling patah hati di dunia ini. Hahaha, jancuk.

Elegi Patah Hati✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang