Bagian Keenam

9K 3.2K 167
                                    

Aku hampir tidak menyangka, bahwa aku begitu hebat dalam hal berpura-pura tidak mencintai Hendery. Saat ini, laki-laki itu menunggu di ruang tunggu. Sementara di ruang ganti ini, aku mengelus kebaya coklatku dengan usapan nanar. Sebelum ini, aku selalu berharap bisa mengenakan kebaya warna ini di hari bahagiaku dengan Hendery. Dengan kata lain, aku selalu berharap dialah yang akhirnya membersamaiku.

Tapi setahun yang lalu, saat Arjuna datang ke rumahku dan memintaku langsung dari Papa, aku tahu bahwa semuanya akan cepat berakhir. Hubungan kami selama 1 dekade memang hanya sebatas pertemanan. Bagi Hendery, aku hanyalah sahabat. Tidak lebih dari itu.

Aku akhirnya menarik napas panjang setelah aku menyadari bahwa aku menitihkan air mata. Kemudian aku berbalik, membuka gorden warna salem yang membatasiku dengan keberadaan Hendery.

Laki-laki itu berdiri menjulang tidak jauh dariku. Entah apa yang dia pikirkan, namun tatapannya yang sendu tiba-tiba saya membuat dadaku berdegup sedikit lebih kencang.

"Hen, gue cantik nggak?" tanyaku. Hendery mengerjap, mungkin dia baru saja sadar dari lamunannya.

"Lo serius nanya sama gue apakah lo cantik atau enggak?" aku langsung tertawa saat tiba-tiba saja Hendery melotot dan menunjuk dirinya dengan wajah nyaris tidak percaya.

Hen, tolong jangan berekspresi seperti itu. Kamu nggak tahu kalau wajah lucu kamu itu selalu jadi favoritku.

"Pasti lo bakalan jawab cantik." jawabku sekenanya. Entah kenapa aku yakin bahwa Hendery memang akan berkata begitu. Kemudian aku secara impulsif mengambil tuxedo yang berada di sebuah gantungan di sebelahku. "Mau lo coba pakai nggak? Ukuran lo sama Arjuna sama kan? Jadi kalau pas di lo, pasti pas juga di Juna. Coba ya, Hen?"

Hendery terdiam. Raut wajahnya menunjukkan sebuah ketidaknyamanan, kentara sekali saat ia menggaruk telinganya. Aku tahu, itu adalah kebiasaan Hendery saat ia kebingungan atau tidak nyaman terhadap sesuatu.

Tapi hari ini, sebelum aku benar-benar harus berhenti mencintai Hendery, aku ingin melihat dia memakai jas ini. Supaya aku tahu, sepantas apa dia seandainya kami ditakdirkan untuk bersama.

"Nggak ah, kasihan si Juna jasnya ternodai daki gue. Nggak usah dicoba udah kelihatan pas sih kayaknya."

"Garing lo. Udah coba aja, kali aja lo keturutan nikah juga abis ini." terus terang saja, rasanya nyeri sekali saat aku mengatakan kalimat ini.

"Nggak gitu juga konsepnya, An. Lo pikir korona bisa dengan mudahnya menular dari satu tubuh ke tubuh yang lain?"

Aku tertawa terbahak-bahak mendengar leluconnya. Bagaimana mungkin dia mengatakan hal itu dengan wajah yang datar tanpa ekspresi? Aku tidak punya alasan untuk tidak memukul bahunya. Hendery memang keterlaluan! Kapan dia akan berhenti membuatku terus terpesona?

"Sekali aja. Please dong, Hen... gue mau lihat lo pakai jas itu. Ya????" akhirnya aku merajuk. Tidak ada jalan lain, Hendery selalu menuruti kata-kataku setiap kali aku bergelayut manja di lengannya.

Seandainya aku bisa menggandeng lenganmu kapanpun aku mau, Hen.

"Ya udah, tapi lo diam-diam aja ya. Jangan bilang-bilang, Juna. Nggak enak aja gue, masa jas punya dia-- gue duluan yang pakai."

"Iya, iyaaaa... udah sana pakai. Gue tungguin." kataku sambil mendorong bahunya untuk masuk ke dalam ruang ganti.

Selama aku menunggunya, aku menyentuh sebagian dadaku. Detaknya masih sama seperti saat-saat awal aku menyadari bahwa aku tidak bisa melihat Hendery dengan cara yang sama seperti dia melihatku. Saat dimana aku mulai sadar bagaimana aku menginkan lebih dari ini.

Seandainya aku punya sedikit keberanian untuk mengaku, apakah kami akan memiliki akhir yang berbeda?

Sayangnya, sudah tidak ada waktu untuk mengatakan yang sebenarnya aku rasakan. Hendery pasti akan kebingungan dan dia pasti akan melihatku dengan pandangan kecewa. Aku tidak mau membuat Hendery kecewa hanya karena keegoisanku.

Biarlah perasaan ini hanya aku yang tahu. Tidak apa-apa, selama aku masih bisa melihat Hendery ada di dekatku.

Tidak apa-apa.

-

Elegi Patah Hati✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang