Chapter 6

121 20 5
                                    

Sudah satu bulan umur pernikahan mereka namun sikap Jungkook tetap dingin dan tidak ingin berbicara pada Sana bahkan dua hari terakhir Jungkook tidak tidur di rumah, tapi ia memberitahu Sana kalau ia sedang tidur di rumah temannya. Benar-benar mengejutkan Sana ketika Jungkook mengajaknya duluan bicara namun hanya ingin mengatakan kalau ia tidak tidur di rumah, tapi setelah pulang sekolah tadi Jungkook pulang sebentar lalu pergi lagi

"lebih baik aku tidak usah menikah kalau begini, tidak ada gunanya sama sekali hidup mewah namun sunyi seperti ini"

Sana sedang berada di taman belakang rumah mereka, sedang duduk merenung sambil sesekali menendang air kolam, ia berniat untuk pulang ke rumah namun ia takut jika ibu dan ayahnya akan menanyakan bagaimana rumah tangganya

Malam ini Sana iseng berkunjung ke kamar Jungkook karena Jungkook sedang menginap di rumah temannya, niat Sana hanya ingin melihat bagaimana isi kamar pria dingin itu. Nyatanya kamarnya begitu rapi, sama sekali tidak ada kotoran, bahkan debu pun tidak nampak sama sekali ini adalah ketiga kalinya prediksi Sana tidak benar, dia memprediksi bahwa kamar Jungkook sangat kotor dan berantakan namun nyatanya kamar Jungkook lebih rapi darinya

"wah ternyata dia pembersih"

Sana mengelilingi berbagai hiasan yang ada di kamar laki-laki itu, berbagai lukisan telah terpajang di dinding khusus sebelah kiri. Lukisan yang terpajang begitu random, ada beberapa foto artis jaman dulu dan ada beberapa juga foto lukisan

"ternyata dia suka seni"

Sampaipun mata Sana melirik ke arah buku gambar besar yang terletak rapi di meja samping kasur, Sana iseng membuka buku gambar itu. Dia sangat terkejut melihat betapa indahnya lukisan yang berada di situ, apakah Jungkook menghabiskan waktunya di kamar hanya dengan melukis?

Benar-benar indah lukisan seorang Jungkook ini, jika di jual mungkin harganya sangat mahal. Uraian warnyapun sangat rapi dan lembut

Krek

Gagang pintu bergoyang, Sana benar-benar panik dan akhirnya iapun masuk ke dalam lemari besar yang berada di sampingnya

Jungkook sudah kembali dari latihan basketnya, dengan keringat yang masih bercucuran akhirnya Jungkook membuka jendela dan membiarkan angin itu memasuki kamarnya

"huft, panas sekali" ucapnya sambil mengibas bajunya

Jungkook heran, kenapa buku gambarnya ada di atas kasur padahal terakhir ia menggunakannya menaruh buku gambar itu di atas meja, apa ada orang yang masuk? Sepertinya tidak. Sana tidak pernah berkeliaran rumah, ia hanya terus bolak-balik ke kamarnya, ruang tv dan dapur. Setau Jungkook

Setelah merasa bahwa keringat di tubuhnya mengering akhirnya Jungkook memustuskan untuk mandi

Medengar suara pintu di tutup membuat Sana mengintipkan matanya ke sekitar, ia melihat ada baju yang terpapar di atas kasur, baju basket yang penuh dengan keringat

"sepertinya dia mandi, sebaiknya aku cepat-cepat keluar"

Sanapun bergegas untuk keluar dari kamar tersebut namun sebelum dia memegang gagang pintu itu dari belakang

"apa yang kau lakukan di kamarku?" tanyanya berdiri tegak dengan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya

Sana membalikkan badannya kemudian berteriak setelah melihat penampilan Jungkook, dia kemudian berlari ke arah luar kamar dan menenangkan dirinya

"apa yang barusan ku lihat? Aku melihat dada Jungkook? Ah.. mataku sudah kotor"

Sampai di kamarnya pun Sana masih terus memikirkan apa yang baru saja ia lihat tadi, bukankah wajar ia melihatnya? Jungkook kan sudah menjadi suaminya tapi kenapa Sana bersikap seperti itu? Apakah dia lupa atau

.,.,.,.,

Jungkook dan Sana sedang berada di rumah orang tua Jungkook, mereka dipanggil oleh papa Jungkook.Katanya ia ingin mengatakan sesuatu penting yang akan membuat Sana dan Jungkook bahagia

"Jungkook, saham ayah yang berada di Singapura sudah menjadi milikmu. Ayah sudah mengatasnamakan namamu"

Jungkook hanya menaikkan alisnya dan membulatkan matanya, sama sekali ekspresi yang tidak terduga. Bukankah seharusnya ia senang? Karena demi saham itu ia merelakan pernikahan sakral bersama orang yang tidak ia cintai

"dan kau adalah pemegang pabrik susu jahe di Jeju"

Bukan Jungkook yang bereaksi namun Seokjin kakaknya, kakaknya tersebut terus mengatakan wow sambil bertepuk tangan karena jabatan yang adiknya miliki itu, meskipun masih kelas 12 SMA namun Jungkook sudah menjadi pemegang saham dan pabrik. Benar-benar beruntung Sana. Ups

Bagaimana ekspresi Sana?

Dia juga terkejut, namun tidak sampai teriak. Dia benar-benar hampir tidak mempercayai apa yang ayah mertuanya katakan itu, apakah ayah mertuanya gila? Mengapa ia memberikan dua saham besar kepada pria 17 tahun Apa karena sahamnya terlalu banyak? Bagaimana bisa Jungkook akan mengurus dua saham itu sedangkan dia harus fokus untuk ujian

"kau benar-benar hebat" ujar Seokjin sambil menepuk-nepuk punggung Jungkook

"dan Sana, papa memberikanmu amanah sebagai CEO di mall Graha"

Mendengarnya Sana spontan mengatakan "APAA?" dan membuat semua orang meliriknya terkejut, ya mereka semua terkejut

Sana menjadi CEO mall?

Bagaimana bisa ia mengurus mall sedangkan sekolahnya saja masih belum terkontrol, apakah harus dia menjadi CEO di umur 18 tahun kenapa bukan di umur 22 tahun nanti, impian Sana memang menjadi orang sukses tapi tidak secepat ini, jika tau begini Sana tidak akan bercita-cita menjadi orang sukses lagi

Young Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang