"kenapa kau menangis?" tanya Mark menatap Sama dengan bingung, sejak mereka duduk di depan sungai, Sana tidak banyak bicara dan terus diam sekarang Sana pun menangis tanpa sebab
"ceritalah denganku ada apa dengan dirimu! Mungkin jika kau menceritakannya kau akan lebih baik"
Sana lalu menatap Mark dengan senyum kecilnya, mengapa bukan Mark saja yang menjadi suaminya kenapa harus pria itu, pria yang tidak pantas disebut atau dipanggil suami. Memang Jungkook tidak pernah bermain fisik bahkan mengeluarkan kata-kata kasar namun sikap dan perilakunya seolah-olah meminta Sana untuk pergi
"bolehkah aku menginap di rumahmu?"
Spontan Sana mengatakan itu, dia tidak berpikir lebih dalam lagi. Dia benar-benar hanyut dalam tatapan Mark
"ada apa? Kau ada masalah dengan orang di rumahmu?"
Sana pun menganggukkan kepalanya pelan mengiyakan pertanyaan Mark
Apa yang harus dilakukan Mark sekarang, disisi lain dia merasa kasihan dengan Sana dan sisi lainnya dia tidak yakin jika ayahnya mengizinkannya membawa seseorang ke rumah mereka apalagi Sana ini seorang gadis
"bukannya aku tidak ing—
"tolong aku Mark! Aku tidak tau harus tinggal dimana lagi. Aku tidak memiliki kelurga disini"
Mark pun semakin kasihan dan mengiyakannya, sebenarnya Mark tidak yakin dengan semua ini namun ia akan berusaha membuat ayahnya setuju lagi pula di rumah mereka ada 1 kamar kosong
Setelah sampai di rumah, Mark langsung mengajak Sana masuk. Ayah Mark sedang duduk di kursinya dengan koran yang ia pegang, Mark kemudian menghampirinya sedangkan Sana berdiri diam di dekat pintu
"berani-beraninya kau mengajak seseorang ke sini" ujar ayahnya dengan pelan tanpa melirik Mark
"ayah. Dia sangat butuh tempat tinggal, dia temanku dia memiliki masalah dengan kelurganya di rumah jadi dia tidak tau harus tinggal dimana"
Ayahnya pun langsung berdiri dan melipat koran tersebut lalu meletakkannya di atas kursi yang ia duduki. Ayah Mark kemudian berjalan mendekati Sana
"kau memiliki masalah dengan keluargamu,nak?"
Sana menatap takut ayah Mark "i-iya paman" ucapnya dengan gugup karena ayah Mark menatapnya dengan tajam
"baiklah. Aku hanya memberi satu malam tinggal di rumah kami"
.,.,.,.,
Jungkook terus bolak-balik di ruang tv menunggu Sana pulang, dia khawatir sesuatu terjadi pada Sana. Dia tidak memiliki nomor hp Sana, bagaimana bisa seorang suami istri tidak saling menukar nomor telfon
"argh.. kenapa ku biarkan dia pergi tadi" ujarnya sambil menjambak rambutnya kesal "ah, Mina.. pasti dia ke rumah Mina"
Jungkook langsung bergegas ke rumah Mina, dia yakin jika Sana ke rumah Mina pasalnya tadi mereka hampir berangkat sama sebelum Jungkook menarik Sana ikut dengannya
"bukannya kau menarik Sana tadi?"
"ya aku menariknya tapi dia pergi kembali"
"Sana tidak ke sini.. bahkan dia tidak tau rumahku"
Jungkook pun kembali dengan tangan kosong, ia benar-benar menyesal telah membiarkan Sana pergi tadi, bagaimana jika Sana diculik atau bahkan diperlakukan kasar oleh pria tidak dikenal. Semoga tidak terjadi
Sana tidak akan pergi ke rumah orang tuanya tanpa mengajaknya karena orang tua mereka berkata, jika salah satu dari Jungkook ataupun Sana ingin mengunjungi orang tuanya mereka tidak boleh pergi sendiri, harus berdua
"siapa tau dia nekat pulang ke rumah orang tuanya, ah aku harus ke sana"
Setelah sampai di rumah mertuanya itu Jungkook begitu takut untuk mengetuk pintu rumah tersebut. Ia takut jika Sana tidak ada dan semakin membuat orang tuanya khawatir
Akhirnya Jungkook memutuskan untuk pulang kembali dengan tangan yang kosong
Paginya Jungkook kesiangan karena terus memikirkan keadaan Sana, ia bahkan hanya tidur selama empat jam untungnya sekarang adalah akhir pekan jadi ia tidak ada kata terlambat ke sekolah
Di dapur ia melihat ada roti bakar yang tersedia, segera Jungkook berlari membuka pintu kamar Sana namun tidak ada seseorang, Jungkook akhirnya mengelilingi rumahnya untuk mencari Sana namun tidak ada. Lalu siapa yang membuat roti itu? Di rumah ini hanya ada dia dan Sana
Saat Jungkook tengah duduk di sofa merenungi kesalahannya Sana pun datang membuka pintu dengan pelan sambil membawa beberapa tas belanja menuju dapur
"Sana" ujar Jungkook langsung memeluk Sana
Sana hanya diam tidak protes dengan tingkah Jungkook ini, namun Sana melepasnya perlahan
"kau dari mana saja? Aku mengkhawatirkanmu.." ujar Jungkook kembali "kau masih belum memaafkanku?"
Sana diam menatap Jungkook sebentar lalu melanjutkan jalannya pergi dapur dan masuk ke kamarnya, Sana sedikit tersentuh dengan sikap Jungkook tadi. Dia terus bertanya apakah Jungkook benar-benar tulus meminta maaf dan memeluknya dengan erat seperti tadi?
Tok..Tok..
Suara ketukan itu membuat Sana sadar dari lamunannnya dan membuka pintu itu, ia sudah yakin dari awal jika itu adalah Jungkook. Siapa lagi kalau bukan dia secara mereka hanya tinggal berdua
Jungkook hanya diam menatap Sana dengan penuh makna begitupun dengan Sana
"aku ingin mengatakan sesuatu padamu" kata Sana
"katakanlah"
"bagaimana jika kita mengakhiri hubungan ini. Sudahilah drama konyol ini, untuk apa kita menjalin ikatan suami istri jika kita tidak saling mengenal dan mencintai"
"aku mencintaimu.."
Sana diam, bagaimana bisa Jungkook mengatakan itu. Bukankah selama ini dia yang sangat tidak memperdulikannya bahkan masih menjalin hubungan dengan pacarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband
Fanfiction-bagaimana jika kita mengakhiri hubungan ini. Sudahilah drama konyol ini, untuk apa kita menjalin ikatan suami istri jika kita tidak saling mengenal dan mencintai- S -aku mencintaimu- J //// MAAF BANGET KALAU CERITANYA RADA GA NYAMBUNG ATAU KATA-KAT...