S a t u

95 1 0
                                    

Ketika matahari belum sama sekali malu malu menampakan dirinya, aku sudah dikagetkan dengan sayup sayup suara nyaring jam beker yang berada di atas meja samping tempat tidurku.

Dengan malas dan mata yang masih tertutup rapat, aku mencari cari jam yang sedari tadi menganggu tidur nyenyakku dan setelah mendapat benda kecil tapi sangat menganggu itu, aku segera memencet tombol untuk mematikan suara nyaringnya yang tak enak didengar itu.

Segera kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang terletak di kamarku. Aku memang bangun pagi pagi buta seperti ini sejak tiga hari yang lalu karena aku tak mau terlambat dan kena omel senior yang menyebalkan itu.

Yaps, tiga hari belakangan aku mengikuti kegiatan MOS di SMA baruku dan hari ini adalah hari terakhir. Aku bersyukur karena penyiksaan akan segera usai. Setelah mandi aku langsung bergegas turun ke lantai satu untuk sarapan.

Seperti biasa, Kak Raka sudah siap untung berangkat. Kak Raka termasuk anggota OSIS di sekolah baruku maka dari itu dia harus berangkat lebih pagi daripada aku.

Bahkan sebelum aku bangun, dia sudah menyiapkan sesuatu yang tak kuketahui. Memang aku ini adiknya tapi dia sama sekali tidak membocorkan apa apa tentang MOSku. Pelit? Memang.

“Udah mau berangkat Kak?” tanyaku saat aku berjalan mendekati meja makan. Kak Raka hanya mengangguk dan tersenyum jahil. Alisku nyaris bertaut melihat ekspresinya yang aneh.

“Udah ditunggu pacar Rara tuh didepan,ngga disuruh masuk dulu? Tadi sih udah Kakak suruh masuk tapi dianya ngga mau. Mungkin kalo Rara yang nyuruh dia bakalan mau.” Kak Raka terus senyam senyum sendiri kaya orang gila yang kadang nongkrong dipinggir bangjo yang biasanya aku lewati saat masih SMP dulu.

Dia langsung berdiri begitu dia selesai menalikan semua tali sepatunya dengan rapi. Kak Raka hanya mengacak acak rambutku lalu melenggang pergi. Aku bergumam tak jelas karna tingkahnya yang menyebalkan.

Sampai akhirnya aku kembali teringat Nathan yang sedang menunggu diluar. Dan aku memutuskan untuk keluar menemui Nathan.

Ya, yang disebut sebut pacarku sama Kak Raka itu adalah Nathan, Nathan Kierro Adhitama tapi dia bukan pacarku melainkan temanku dari kecil. Kak Raka memang kadang suka jahil mentang mentang aku jomblo padahal dirinya sendiri juga jones.

“Tumben pagi pagi udah ngapel pasti ada maksud terselubung nih.” Kataku saat aku melihat dia sedang duduk diteras rumah sambil mengotak atik iphonenya. Dia langsung memasukkan iphonenya begitu dia melihatku.

“Ihh, apaan sih Mik. Mumpung gue lagi baik hati nih,ehh ralat gue kan emang punya hati yang baik dari lahir sampai sekarang.” Dia hanya nyengir kuda dan melenggang masuk rumah begitu saja tanpa permisi.

Hlah, emang aneh ni anak katanya tadi disuruh masuk sama Kak Raka ngga mau sekarang malah masuk rumah orang seenak jidat. Seakan akan mengerti pikiranku, Nathan berbalik dan berkata

“Gue laper Mik hehe,numpang makan boleh ya?” katanya yang langsung duduk di kursi meja makan.

“Jadi ini maksud terselubung lo,emangnya Tante Siska belum masak Nat?”

“Tadi waktu gue bangun tau tau ngga ada orang di rumah. Terus pembatu di rumah gue emang lagi pulang kampung.

Jadi gue yang emang belum makan dari semalem kelaperan Mik. Ehh iya, Tante Riska sama Om Robby kemana Mik kok ngga kelihatan.” Dia berkata sambil clingak clinguk kaya orang oon.

Emm Nathan ngga oon sih sebenernya, dia itu pinter, pinter banget malah. Udah cakep, pinter pula. Hemm, cowok idaman banget deh Nathan.

Hlah kok ngomongnya jadi ngaco sih, inget Mikha dia itu cowok yang punya kadar ke-playboy -an melebihi tingkatan dewa tapi dia juga care sih orangnya. Hlah jadi belain si curut satu lagi kan.

GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang