The Grandma and the Black Cat

18 7 7
                                    

The story begin...

.
.
.

Aku mempunyai seorang tetangga tua yang bawel terhadap anak dan cucunya. Tidak....,wanita tua itu tidak jahat bak nenek sihir yang suka menangkap anak kecil, justru wanita tua itu sangat baik. Kami semua memanggilnya Grandma.

Tidak hanya menyayangi anak dan cucunya, Grandma juga menyayangi setiap binatang yang ada di rumahnya. Mulai dari ular, kelinci, ayam dan kucing. Wanita tua itu selalu merawatnya dengan baik. Grandma adalah sosok wanita tua penyayang binatang. Meski tampilannya kusam, penuh keriput dimana-mana tapi Grandma mempunyai hati yang lembut dan baik.
.
.
.

Aku tertarik dengan salah satu hewan peliharaan Grandma. Tentunya hewan itu adalah kucing peliharaannya yang berwarna hitam. Segala mitos buruk tentang kucing hitam mungkin akan sirna jika kau tahu betapa lucunya kucing berbulu hitam legam itu. Apapun kata orang dulu tentang kucing hitam tentulah tidak benar. Mereka hanya ikonik terhadap sesuatu yang berbau sihir dan kegelapan. Aslinya? Mereka tetaplah spesies kucing pada umumnya, lucu dan imut.

Kucing hitam itu diberi nama Embas namun aku memanggilnya Kobo.
Kobo adalah kucing domestik dengan tubuh ramping. Warna bulu hitam legam serta mata hijaunya yang besar. Kucing itu berkelamin jantan. Grandma merawatnya dari kucing itu masih bayi hingga beberapa tahun lamanya.

Sungguh aku sangat sayang terhadap Kobo. Grandma bilang, Kobo kucing yang pintar. Kau tidak perlu susah payah menyediakan litter box untuknya, ia akan jalan sendiri ke kamar mandi untuk poopy.

Kobo juga bukan kucing yang berisik. Ia akan duduk tenang di sofa, berjalan lenggak lenggok bagai di catwalk dengan tenang. Garang? NO WAY!! Kobo kucing yang pendiam, dia juga tidak suka mencakar. Don't judge book by the cover. Yeah jika kamu baru pertama kali lihat Kobo, mungkin kamu berpikir kucing ini galak, tak bersahabat. But NOOOO, ia amatlah lembut dan friendly.

Hari-hari Grandma selalu ditemani Kobo. Aku sering melihat Grandma duduk di bangku rotan sambil mengelus elus bulu halus kucing itu. Menggendongnya sayang, memberinya makan, memandikannya hingga wangi. Grandma hidup dalam kesederhanaan, makan apa adanya tapi tetap ia memproitaskan makanan Kobo karena kucing tak mungkin makan sayuran atau hanya nasi.

Aku juga mempunyai masa-masa yang indah bersama Kobo. Kobo selalu datang ke rumah bahkan berhari-hari kucing hitam itu betah tinggal di rumah. Grandma sampai kalang kabut mencari kucing kesayangannya itu.

Kobo atau Embas adalah kucing yang kuat, sudah tiga kali kucing hitam itu tertabrak dan keserempet kendaraan di jalan raya. Rahang Kobo sedikit bengkok dan bergeser karena tertabrak mobil, namun ia tetap survive hingga kembali pulih dan sembuh. Hmm melihat ini aku jadi bertanya tanya apa benar kucing punya sembilan nyawa ya?
.
Ketika Kobo sakit, Granda dan keluarganya memberikan obat dan mengurusnya dengan baik. Kobo bahkan tidak bisa berjalan waktu itu. Rahangnya hampir copot dan kaki nya seperti tak bertulang namun Grandma tetap sabar merawat Kobo hingga sembuh. Tak hanya Granda, seluruh anggota keluarganya sangat menyayangi Kobo sebagai sahabat. Memberi kucing itu makan sama dengan apa yang Grandma dan keluarganya makan. Ini hubungan antara manusia dengan hewan. Erat sekali.

Bukankah menyayangi binatang merupakan anjuran dan ibadah pula? Karena berbuat baik ke sesama makhluk ciptakaan Tuhan adalah kewajiban. Dan manusia tidak boleh menyebarkan kerusakan di bumi. Hidup rukun dan harmonis lah dengan alam.
.
.
.
.

Tepat jumat ini,  Kobo mati. Untuk ukuran kucing, ia termasuk kucing yang sudah tua ditambah banyak luka akibat keserempet mobil maupun akibat berkelahi dengan kucing lain. Mungkin memang sudah waktunya untuk kucing itu pergi.

Kobo mati dipangkuan Grandma. Ini tidak bohong. Kobo memang mati dipangkuan Grandma. Sebelumnya kucing itu ditemukan sedang tergeletak di teras dengan napas yang tersenggal-senggal hingga akhirnya Grandma menggendong Kobo. Tak lama itu, Kobo pun mati.

Grandma menangis, salah satu sahabat baiknya yang menemani masa tuanya harus meninggalkan ia lebih dulu. Kobo memang hanya seekor kucing, orang lain mungkin tidak tahu betapa berarti seorang sahabat dalam hidup mesti ia hanya seekor kucing.

Allah memberikan banyak pelajaran lewat apapun, bahkan ketika daun gugur berjatuhan, itu adalah sebuah pelajaran. Grandma bersyukur karena Allah mempertemukan dirinya dengan Kobo. Yang membuat suasana rumahnya hangat meski dalam kehidupan sederhana yang apa adanya..
.
.
.
.
Setelah 5 tahun Kobo mati, tepat satu tahun lalu Grandma pun wafat. Kondisinya memang sudah tua. Aku berharap dan berdoa setiap hal baik meski itu sekedar memberi makan kucing, semoga menjadi amal pahala yang melimpah. .
.
.
It's just short story about old woman with his black cat..
Don't forget to love your cat.

.
F.I.N

Nursery Rhyme (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang