BRANDALS⛄|| OLIV VALERIE EDWARD

133 13 0
                                    

Seorang gadis berwajah manis, kulit putih, lumayan tinggi, dan dengan dandanan seperti anak cowok menggunakan topi di kepalanya, celana jeans hitam, jaket hitam kebesaran yang tidak di resleting sehingga membuat kaos putih dalamnya kelihatan.

Ia adalah Oliv Valerie Edward, biasa dipanggil Oliv. Remaja biasa yang kerjanya cuma menjaga anak majikannya atau di sebut dengan bodyguard. Tak hanya itu, ia adalah anak brandal karena berkumpul dengan para preman sehabis pulang sekolah.

Pukul 07.00, seharusnya jam segitu sudah terlambat untuk masuk sekolah, tapi tidak dengan Oliv yang masih santai berjalan menuju basecampnya.

"Belom berangkat lo?" tanya pria berbadan besar bernama Toni.

"Belum Bang, ini mau ganti dulu."

"Lo jadi murid tuh yang rajin, supaya pinter jangan kayak si Bedul noh," sahut pria bertato yang terdapat pada lengannya bernama Ajis.

"Sembarangan lo kalo ngomong! Gue pinter ya!" timpal Bedul yang tadi diledek oleh Ajis.

Oliv tidak menghiraukan candaan tersebut. Ia tidak terlalu memikirkan sekolahnya. Yang penting, ia masih bisa bekerja dengan anak majikannya untuk menjadi bodyguardnya. Ia sekolah pun dipaksa oleh majikannya. Untung biaya sekolah di bayarkan. Kalau tidak, ia tidak akan mau untuk bersekolah.

Oliv langsung menuju bilik kamar yang ia tempati selama di basecamp. Kamar kecil itu, merupakan tempat tinggal Oliv saat ini. Kadang kala, ia pun pernah tinggal di rumah majikannya, hanya saja jika ada perlu.

Oliv berganti pakaian menjadi seragam sekolah, kaos kebesaran, rok di bawah lutut, dan tak lupa ia menguncir kuda rambutnya. Kemudian ia memakai sepatu dan setelah itu bergegas mengambil tasnya yang ada di kasur minimalis yang sudah diisi dengan materi pelajaran hari ini.

Oliv keluar dari kamar, "Gue berangkat dulu Abang-Abang," pamitnya.

"Iya ati-ati, belajar yang bener!"

"Iya ...."

Oliv pun mulai menaiki sepeda BMX-nya, ia juga merupakan anggota komunitas BMX yang ada di kota ini. Sehingga, Oliv dikenal oleh beberapa komunitas jalanan itu.

⛄ ⛄ ⛄

Sesampainya di sekolah, ia melihat gerbang depan sudah di tutup, lalu melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya.

"Udah jam segini, mana mungkin gue bisa masuk."

Akhirnya, Oliv memilih untuk lewat jalur belakang sekolah. Sesampainya, ia menatap tembok yang menjulang tinggi, lalu ia melemparkan sepedanya terlebih dahulu. Kemudian, ia berjalan mundur untuk mengambil ancang-ancang melompati tembok yang tinggi di hadapannya.

Hap!

Oliv mendarat dengan sempurna. Ia tersenyum bangga pada diri sendiri. Setelah itu, ia mengambil sepedanya dan diletakkan di belakang gedung kemudian mengambil tumpukan daun untuk menutupi sepedanya itu agar tidak ada yang mengambilnya.

Mending gue ke taman belakang aja lah, males ikut mapel, batinnya.

Lalu Oliv pun berjalan menuju taman belakang mengendap-endap, takut ketahuan guru. Ia memilih untuk memanjat pohon mangga yang ada di taman. Kemudian ia mengambil kertas dan pulpen dalam tasnya. "Adem banget di sini," katanya seraya memejamkan mata menikmati udara segar yang berhembus.

Ia mulai membuat lukisan, menggambar sepasang suami istri, dengan sang suami yang menggendong anak perempuan. Di sana, mereka terlihat bahagia. Tak sadar Oliv meneteskan air matanya, ia pun langsung menghapusnya.

The Brandal GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang