[zwei] pain for friend

139 41 179
                                    

vote dan komennya ya
biar tambah semangat xixixi
💚
happy reading

vote dan komennya yabiar tambah semangat xixixi💚happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harumnya buku baru kuhirup sedalam-dalamnya, ah... aromanya benar-benar menenangkanku. Sebenarnya aku bukan seseorang yang gemar membaca buku novel atau apapun, aku hanya suka membaca ketika diriku benar-benar tak bisa tidur, diwaktu yang aku punya hanya kemungkinan 15% aku membacaㅡitu juga buku pelajaran.

Malam ini aku tidak bisa tidur karena kepalaku masih bergulat dengan kata-kata dan kejadian, dimana aku bertemu Jeno beberapa hari yang lalu. Dia sangat tampan dan mempesona. Masih dengan sikapnya yang dingin dan sok misterius. Entah kenapa dia sangat lucu. Aku jadi menyesal dan....

Ah... entahlah dia benar-benar membuatku terkejut dan membuatku menyesal. Tapi dibalik itu aku senang kalau seragam Jeno sama dengan Yangyangㅡadik tiriku. Mereka bersekolah ditempat yang sama, damn. Selama ini aku kemana saja? Hanya bertarung seolah-olah melindungi si bebal Herin itu, sial.

Pikiranku sudah memanas, dengan rasa penasaran aku mengunjungi kamar Yangyang, di samping kamarku tentunya.

Hm... Sekilas tentang Liu Yangyang. AyahkuㅡLiu Zhoumi, dia menikah dengan bundakuㅡJessica, dia orang Jermanㅡentah dia sangat berpasrah sekali ketika ayahku ini meminta beristri dua ketika aku masih berumur empat bulan, katanya tidak apa kalau ayah bisa adil dalam menafkahi, tapi tetap saja itu berat, kan?

Faktanya ayah telah terlebih dahulu menghamili wanitaㅡbunda Victoriaㅡsaat itu kehamilannya hanya beda beberapa bulan dengan bundaku, lalu lahirlah Liu Yangyangㅡadikku yang menyebalkan tapi aku sayang, lagipula kami seumuran.

Tapi nasib kita sebagai anak sungguh sangat pilu, aku dan Yangyang tentunya.

"YANG!!! AYANGNIM!!! GUA DOBRAK PINTUNYA LAGI NIH!!!" teriakku sambil menaik-turunkan kenop pintu yang berusha ku buka.

Aku mendengar langkah kaki yang terburu-buru mendekati. Yangyang takut kalau pintunya rusak lagi karena sudah kedelapan kali kudobrak. Lagipula dia ini congek telinganya.

"Apaan? Udah malem anjir! Ngantuk gua!" cerewet Yangyang sambil memberiku masuk kedalam kamarnya.

Tanpa tahu diri aku berbaring di ranjangnya yang wangi ini, berbeda denganku, dia selalu mengganti seprai paling telat satu bulan setengah, kalau aku? Mungkin sampai empat bulan, malas sekali. Paling-paling tidak pakai seprai.

Yangyang menatapku risih dengan sapu lidi di tangan kanannya, bersiap mengepretku lagi anak ini.

Aku terkekeh canggung, akupun berpindah posisiㅡduduk di karpet bludrunya.

"Apaan?" tanyanya.

Aku tersenyum-senyum, "lu kenal Jeno gak?"

Yangyang tampak berpikir-pikir dan berusaha mengingat.

ʙ ᴇ ᴛ ᴡ ᴇ ᴇ ɴ  ᴜs ; ᴊᴇɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang