[drei] flirty

107 33 179
                                    

vote dan komen ya
biar aku tambah semangat buat lanjut
readers baik bisa menghargai
authornya dgn baik juga

happy reading ♡

happy reading ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Sekarang aku berada diperjalanan menuju entah kemana Jaemin akan membawaku mengikuti Jeno di depan. Cowok itu malah membonceng Minju, HIH!!! Mereka sebenarnya ada hubungan apa, sih? Kenapa mereka bisa kenal?

Semuanya turun dari motor yang diparkirkan di sebelah kedai kue atau dessert ini, mungkin?

Aku tidak banyak bicara dengan gayaku yang sudah terlalu jutek ini sebagai seorang perempuan. Jeno pergi entah ke ruangan mana, yang jelas mataku tak henti-hentinya mengikuti tubuhnya yang bergerak elegan. Jaemin dan Minju menyuruhku duduk di bangku kedai tersebut, Jaemin berhadapan denganku, memperhatikan luka-lukaku dengan ikut meringis.

"Mata lu mau gue colok?" tanyaku galak.

Dia tersenyum miring, "jangan dong, ntar gue buta." Ngelesnya.

Aku memalingkan mukaku sombong. Tapi Jaemin tetap memperhatikanku seolah ada yang membuatnya tertarik, pasti mataku ini.

"Mata lo emang begitu?" tanyanya ingin tahu.

Sudah ku bilang kan?! Ini pasti mataku.

"Iyalah, lo pikir gue pake softlens ke sekolah, kek cabe-cabean?!!!" sungutku mulai ngegas.

Jaemin terkekeh, oh Tuhan! Kekehannya membuatku sedikit mengkaku, dia punya senyum yang manis.

"Kirain gue lu punya sharingan, kek matanya Uchiha, cuma bedanya warna biru hehehe..." katanya dengan senyuman manisnya itu.

Aku merotasikan kedua bola mataku, banyak yang bilang seperti itu dulu padaku, termasuk Jenoㅡkarena anak itu yang kutahu dulu sangat menyukai anime Naruto, huh tapi jujur saja aku juga menyukai animenya.

Mataku melihat Jeno yang sudah berganti pakaian dengan seragam yang sama seperti beberapa pelayan yang ada di kedai ini.

"Jeno kerja disini?" tanyaku pada Jaemin.

Jaemin mengangguk, "udah lama. Keren kan? Bisa cari uang sendiri, dan ini kedai punya orang tua Minju."

Aku diam, ternyata dia beda denganku. Dia sangat mandiri dan aku sangat menyusahkan keluargaku, dan oh... itu sebabnya mereka bisa dekat. Jeno dan Minju.

Minju datang dengan membawakan kotak P3K, ck... aku tahu dia sedang caper. Selain di sekolah, dia sering caper di luar juga.

"Sini aku obatin." Kata Minju sambil meneteskan alkohol pada kapas.

ʙ ᴇ ᴛ ᴡ ᴇ ᴇ ɴ  ᴜs ; ᴊᴇɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang