Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lala merasa dirinya hancur saat Seulgi menceritakan kisah kehidupan Jeno, pilu rasanya, sampai air mata itu jatuh dari matanya sendiri, membuatnya sangat malu. Malu akan kelakuannya selama ini.
Seulgi sangat baik, ia juga sempat mengobati beberapa luka lecet disekitar tubuh Lala yang belum sembuh, dia khawatir juga karena lukanya seserius itu.
"Cantik tapi nakal kayak gini, alasannyaapasih?"
Itu pertanyaan dari Seulgi yang membuat Lala tidak bisa menjawab, dirinya saja tidak tahu alasannya berbuat jahat selama ini.
Lala orangnya pemilih apalagi untuk menceritakan masalah keluarganya, tapi dia sangat tersentuh kalau siapa saja yang bisa menghargainya dan diperlakukan sama, pasti dia tak sungkan untuk menceritakan apapun. Sejak kedatangan Lala kerumahnyaㅡSeulgi sangat banyak berbicara tentang ini-itu, membuat Lala juga senang dan dengan perlahan melepas ego dan gengsinya menjadi orang yang friendly.
Langit sudah mulai gelap, tampaknya sudah mau malam, Lala segera berpamitan dengan Seulgi, lagian Jeno pasti masih bekerja.
"Kak, makasih hari ini sudah mau bercerita banyak..." ucap Lala dengan senyuman gugupnya.
Seulgi tersenyum ramah, "ah... lain kali main kesini lagi. Ternyata kamu ga menakutkan juga ya. heheh... Oh iya... La... jangan khawatir soal bundamu dia masih sayang kamu ko, ayahmu juga." Ujarnya.
Huh... Ternyata anak itu juga menceritakan keluarganya pada Seulgi.
"Sama-sama punyakekurangan... Kasihan juga."
●○●○●○●○
Rasanya aku mau mati saja.
Bagaimana kalau Jeno tidak memaafkanku?
Semua hal yang telah aku perbuat selama ini ternyata memang merugikan orang lain. Apa yang harus aku perbuat? Tapi aku juga geram dengan Herin, aku hanya ingin dia musnah saja. Maka aku tidak akan mengganggu siapapun. Aku tidak mau Jeno nasibnya seperti Mark, dan jangan ada lagi korban yang disebabkan oleh Herin, cukup aku saja yang jadi pelindung mereka semua.
