Cerita atas nama Ara, diedikasikan untuk hunterspin88.
***Seorang gadis yang cuek dengan sekitar, hidup di sebuah komuitas yang sangat besar dan hebat. Gadis itu terlihat sangat sulit akrab dengan semua teman-temannya. Yang gadi itu ingat, ia pernah hidup juga di komunitas ini sebelum mengalami perombakan hebat. Kini gadis itu kembali masuk ke kmunitas itu lagi setelah mengalami perombakan. Ya, gadis itu adalah aku, Ara.
Tak mudah untuk bisa masuk dan menjadi anggota komunitas itu, banyak sekali rintangan dan tantangan yang harus di hadapi. Ibaratkan tuh, anak yang baru lahir, belum bisa ngapa-ngapain, lalu beberapa bulan berikutnya akan bisa tengkurap, lalu disusul dengan ia bisa duduk, dilanjut dengan berbicara. Tak sampai disitu, anak kecil pun akan berjalan untuk bisa menjelajahi rumahnya, begitu pula jika ingin menjadi dan masuk ke komunitas itu. Bahkan setelah melewati proses berjalan, anak kecil juga pasti akan bermain dan mengenal dunia luar rumah dengan cara beradaptasi dengan teman sebaya. Bahkan berantem pun juga terjadi. Begitu pula disini, setelah melewati tantangan awal, dan lolos, maka harus siap dengan tantangan selanjutnya. Tantangan demi tantangan sangatlah susah untuk ditebak, bahkan sangat susah untuk di nalar menggunakan logika, apalagi orang awam seperti aku. Huhu.
Sampai dimana, komunitas yang sesungguhnya ada di depan mata, akan tetapi tantangan dan rintanganpun masih sangat banyak, bahkan akupun tak tahu akan ada tantangan apalagi, tapi aku selalu mengikuti semua tantangannya dalam keadaan baik, diam dan khidmat tentu dengan sedikit cakap. Tantangan yang sangat mengasikkan dan juga tak membosankan sedikitpun.Tibalah di puncak, dimana ini bencana besar akan menimpa siapapun yang ada di dalam komunitas itu. Bencana yang tak terduga dengan sejuta teka-teki. Hingga akhirnya aku ada masuk di grup lagi dengan dominan merah, orange dan juga hitam. Rupanya ada komunitas dalam lingkaran komunitas, aku masuk dalam lingkaran kejahatan rupanya, setelah mendapat sebuah intruksi dan pengarahan untuk melewati rintanga. Bukan aku Namanya jika selalu muncul dalam perbincangan, akupun tak muncul sama sekali, sampai aku dipanggil berkali-kalipun aku hanya diam membisu, seakan aku tuh udah ketinggalan, aku malu buat tiba-tiba ngobrol.
Sampai di sebuah ruang utama, tantangan dan rintangan itu di jabarkan, satu kalimat yang dapat mendeskripsikan diriku. Kaget, takut, gak paham, lemot. Ya, itu semua masuk kedalam diri ini. Bahkan disaat team berdiskusi memecahkan rintangannya pun aku masih berada di zona nyamanku. Berdiam diri dengan segala kesibukan yang melanda, mungkin mereka greget dengan kelakuanku, mereka memutuskan untuk menemuiku disaat aku lagi ada kesibukan juga. Jujur, teamku sangat luar biasa. Setelah menerima penjelasanku, mereka paham dengan kesibukanku ternyata, kepala sukunya teamku pun memilih turun tangan dan menemuiku juga, untuk menyampaikan supaya aku menyelesaikan tantangannya. Okelah disitu aku merasa ada tanggung jawab, akupun menyelesaikannya dengan jalan ninja.Setelah tantanagn milikku selesai, aku kembali ke zona nyamanku lagi, tapi tidak ada angin, huja, badai, petir, naluri hati ini ingin sekali membantu team untuk menyelesaikannya, dan selesai.
Senang? Tentu saja. Aku pikir selesai, dan masih ada lagi dong, membaca sebuah kunci pembunuhan otak dan raga, dan itu harus bisa unggul daripada team sebelah sana, sini, dan situ. Tak sia-sia memecah belah otak team, dan berhasil mereka kalah dengan sejuta kejahtannya timku.
Hingga tantangan baru yang menguras otakpun kembali muncul dan itu berhasil membuat perdebatan dengan team sebelah karena sebuah sesuatu dan hanya ada penambahan hadiah sedikit kali ini. Hingga, tantangan seperti awal kembali lagi dalam beban ini, memporak porandakan hasil kerja lawan, menyenangkan? Tentu tapi menyedihkan juga. Sampai dimana puncak tantangan selesai, dan teamku adalah team dengan perolehan hadiah terbanyak selama tantangan ini. Senang? Tentu saja, tapi, siapa sangka, jika kebakaran yang berhasil menewaskan teamku terjadi, dan tinggal aku yang masih hidup sebatang kara.
Rasa marah, berontak, protes itu ingin sekali aku ungkapkan, tapi apa daya, aku hanyalah gadis kentang yang bisa pasrah dalam setiap tantangan.
***
Kehidupan barupun dimulai, dimana aku yang masih meridnukan team lamaku, merindukan kompaknya mereka, paniknya mereka kini hanya aku yang bisa menikmati itu. Team baru dengan suasana baru, sangat sulit untukku menyapa mereka dan mengajaknya diskusi, tapi bagaimana lagi, aklulah penghuni lama dari rumah ini, akhirnya aku memutuskan untuk bersapa ria dengan mereka. Rupanya mereka sangat asik dan juga seru. Mereka juga memintaku untuk menjadi induk mereka, hahaha.
Kehidupan baru dan tantangan baru tentunya, menyelesaikan setiap tantangan yang sederhana hingga ke yang sulit. Bahkan team baru pun tak kalah kompaknya juga dengan team lama. Akupun banyak belajar Ketika dipercayai sebagai pengarah mereka.
Menyenangkan, gugup, deg-degan pun aku rasain, bahkan rasa takut akan kekalahan teampun sangatlah besar. Tapi, mereka selalu menerima kekalahan dengan lapang dada, itulah yang aku kagumi dari kehidupan ini. Mesikpun aura kejahatan mereka tidak begitu dominan hahaha.
Tantangan tersulit kini sedang dalam proses pendapata, bahkan mendapat tantanganpun harus menyelesaikan tantangn pula. Tantangannya adalah Menyusun peluru tembakan hingga menjadi tantangan yang sesungguhnya. Tanangan berat kini dimulai yang berhasil memecah belah otak hingga memilah milah sesuatu yang sangat penting. Tak sia-sia memakan waktu lama dalam riset, akhirnya tantangan akhirpun berjalan dengan sedikit kendala, tapi itu tak mengurangi rasa semangat team ini.
Tantanga sesungguhnya telah berakhir, dan ini adalah kisahku selama tantangan dimulai.
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNIS_HUNTER GAMES EPISTOLARY
Short StoryCerita ini dirangkai bersama di Distrik Ignis dan didedikasikan untuk @hunterspin88. Ini kisah kami sebagai individu dan sebagai satu kesatuan yang disebut Distrik Ignis. Terimalah persembahan terakhir kami. IGNIS ON FIRE!