Berhubung jawaban kalian di bab terakhir May to December kemarin benar, sesuai janji, saya update cerita ini ya. Selamat membaca ^^
......................................................................Davina turun dari boat dan menginjakkan kaki ke dermaga kayu. Setelah pejalanan panjang hampir enam jam dari Jakarta, mereka akhirnya tiba juga di salah satu pulau yang ada di Maldives, tempat yang menjadi destinasi bulan madu mereka. Angin sepoi-sepoi meniup rambut dan ujung dress selutut Davina. Ia melirik Devon yang tidak banyak bicara sejak kejadian tadi pagi. Bahkan jika diingat-ingat, sejak keluar dari penthouse tadi pagi, mereka hanya berbicara tiga kali. Itu pun karena Davina yang memulai.
Satu kali saat mereka dalam perjalanan menuju bandara, ketika Davina bertanya apakah Devon sudah memberi kabar pada orangtuanya soal keberangkatan mereka hari ini. Yang tentunya dibalas dengan repons kasar pria itu. Lagi-lagi Devon menyebut Davina manja karena meski telah menikah masih saja repot lapor ini-itu pada orangtua.
Yang kedua adalah ketika mereka berada dalam pesawat. Davina bertanya apakah resort yang akan mereka tempati merupakan salah satu yang diincar DM Corp, yang mana kini juga melebarkan sayap ke bidang properti. Tapi tentunya, lagi-lagi hanya direspons “jangan banyak tanya” oleh pria itu.
Yang terakhir adalah saat mereka naik ke boat. Ketika Davina kembali bersuara untuk bertanya, Devon langsung merespons dengan “jangan banyak tanya atau kubungkam mulutmu dengan air laut”.
Suara tabuhan gendang dari barisan orang-orang yang ada di kedua sisi mereka terdengar bersahutan. Beberapa petugas dengan seragam khas mendekat. Mereka mengalungkan rangkaian bunga tropis ke leher Davina dan juga Devon yang berdiri di sisi kanannya seraya mengucapkan selamat datang. Petugas lainnya kemudian muncul sambil membawakan mereka welcome drink yang terbuat dari kelapa mini.
Davina mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, lalu meminum minumannya. Ia dan Devon kemudian diarahkan untuk naik ke sebuah mobil golf dengan delapan kursi penumpang. Mobil tersebut bergerak untuk mengantarkan mereka ke sebuah water villa yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama masa bulan madu ini. Menurut informasi, ini adalah resort terbaik yang ada di kepulauan Maldives.
Mobil berhenti di depan sebuah vila nomor 5 yang berdiri di atas air. Ada dua buah sepeda dengan keranjang bambu terparkir di depannya. Davina turun sambil menatap kagum pada vila kayu di hadapannya. Seorang petugas perempuan ikut turun bersama mereka untuk membukakan pintu, disusul dua petugas laki-laki yang mengangkut koper.
Mereka masuk ke vila dan petugas tersebut menjelaskan beberapa hal mengenai vila yang akan mereka tempati. Ada sepiring coklat dan cake bertulikan “Welcome, Mr and Mrs Mahawira” di meja sebelah pintu, juga ember berisi sebotol wine. Davina mengernyit, karena baru menyadari kini namanya berubah menjadi Mahawira. Tidak ada lagi Davina Danajaya, kini ia adalah Davina Mahawira.
Petugas tersebut terus menjelaskan, yang direspons Davina dengan anggukan, meski matanya mulai memindai sudut-sudut vila. Setelah petugas tersebut selesai menjelaskan ini dan itu, ia pun undur diri.
Kini Davina dan Devon hanya tinggal berdua.“Ini benar-benar indah,” ujar Davina sambil menatap Devon. “Terima kasih sudah bersedia menghabiskan waktu di sini bersamaku.”
Pria itu tidak menjawab, hanya menaikkan sebelah alis sebagai jawaban, lalu berlalu dari hadapannya.
Davina memindai sekitar. Vila itu cukup luas. Ada ruang tamu dengan sofa dan meja kaca yang di letakkan lebih rendah dari lantai yang mereka pijak. Terlihat seperti dibenamkan ke lantai. Ada beberapa anak tangga di sisinya, untuk memudahkan jika hendak turun dan duduk di sana, sementara lantai di bawah meja tersebut terbuat dari kaca, membuatmu bisa melihat langsung air laut yang ada di bawah vila.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Imperfect Husband
RomantizmRating cerita: 21+ ((PERINGATAN KERAS!!! CERITA INI BANYAK MENGANDUNG ADEGAN DEWASA. BAGI PEMBACA YANG BELUM CUKUP UMUR ATAU YANG ANTI DENGAN HAL SEPERTI ITU, DISARANKAN UNTUK TIDAK MEMBACA CERITA INI)) Bagaimana rasanya dibenci oleh suami sendiri...