Devon's Weirdness part 1

1.3K 76 1
                                    

"Apa yang kamu lakukan di sini?!" tanya Davina. Ia nyaris saja menjerit ketika melihat Devon berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Tentu saja karena aku mau mandi," ujar pria itu santai.

Davina mengencangkan tali jubah mandinya, lalu menarik napas dalam-dalam. Ia kemudian kembali menatap Devon dengan wajah tenang.

"Ah, sudahlah. Paling juga mau ngintip," ujar Davina sambil melewati pria itu dan pergi begitu saja.

"Hah? Apa kamu bilang?" tanya Devon sambil memutar tubuh mengikuti Davina yang menjauh. Alisnya bertaut tanda tidak terima.

Tapi Davina diam saja dan langsung melangkah menuju walk in closet meninggalkan Devon.

"Aku ingin mandi, bukan ngintip kamu," ujar Devon.

"Ya, terserah kamu saja," ujar Davina malas berdebat. Padahal sejak kemarin ada aturan tak tertulis di antara mereka perihal penggunaan kamar mandi tersebut. Tidak ada yang boleh muncul sebelum yang lainnya selesai mandi. Dan Devon baru saja melanggarnya.

Davina memilih dress selutut bermotif bunga-bunga tanpa lengan untuk ia kenakan. Mungkin hari ini sebaiknya ia menjauhi Devon untuk sementara waktu. Tingkat sensitivitasnya sedang meningkat karena tampaknya ia sudah mulai masuk ke fase PMS dan mudah baper.

Setelah selesai bersiap-siap dan memulas wajahnya dengan make up tipis, Davina berbalik untuk keluar, namun lagi-lagi dibuat terkejut karena Devon tiba-tiba kembali muncul di depan pintu.

"Mau ke mana?" tanya pria itu seraya melangkah ke sisi lemari pakaiannya. Sebelah kanan menjadi sisi milik Davina, dan sisi kiri adalah milik Devon.

"Tentu saja sarapan," jawab Davina lalu melangkah menuju pintu.

"Hey, tunggu," panggil Devon. "Kamu mau pergi sendiri?"

Davina memutar tubuh dan menoleh. "Tentu saja. Kemarin bukannya kamu sendiri yang bilang bahwa kita punya hobi masing-masing? Jadi lakukan saja semuanya sendiri."

Sudut bibir Devon perlahan terangkat. "Jangan merajuk seperti itu." Pria itu melangkah mendekatinya. "Kamu lupa ya dengan kata-kataku semalam? Aku bahkan mengulanginya lagi tadi. Aku serius dengan ucapanku. Kita harus lupakan sejenak apa yang terjadi di antara kita, dan nikmati hari-hari di sini bersama-sama."

"Terserah kamu saja," ujar Davina dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya, lalu benar-benar berbalik untuk keluar dari sana.

***

Davina hampir mencapai restoran ketika tiba-tiba saja Devon menjajarinya sambil mengayuh sepeda. Davina mengernyit. Melihat seorang Devon Mahawira yang terbiasa muncul dengan tampilan arogan dalam setelan jas, bahkan juga lumayan sering muncul di cover beberapa majalah dengan setelan resmi, namun kini tengah mengayuh sepeda sambil mengenakan celana selutut dan kemeja biru langit polos. Ini merupakan sebuah pemandangan yang langka.

Lengan kemejanya digulung sampai bawah siku, dan ia juga mengenakan sendal. Oh, untuk melengkapi keanehan penampilannya, sepeda yang dinaiki Devon adalah sepeda santai yang memiliki keranjang bambu di bagian depan.

Davina mengerjap. Merasa tidak percaya dengan penglihatannya. Namun, tentu saja ia tidak akan menunjukkan rasa terkejutnya itu secara terang-terangan.

Maka, alih-alih mengkritik Devon, Davina tetap mengayuh sepedanya hingga mencapai restoran.

Ia dan Devon tiba secara bersama-sama karena tampaknya pria itu berusaha mengayuh dengan cepat untuk menyusulnya. Namun Devon tidak berusaha mengusik Davina lagi seperti sebelumnya. Davina memarkirkan sepedanya di tempat parkiran khusus sepeda, lalu melangkah memasuki restoran.

Restoran yang menjadi tujuannya pagi ini ada di salah satu bangunan paling besar yang ada di atas air ini. Bangunan tersebut terdiri dari tiga lantai yang juga terhubung dengan water villa oleh jembatan kayu yang meliuk-liuk di atas air. Sama seperti vila lainnya, bangunan ini juga memiliki dinding dan lantai kayu. Warnanya pun sama dengan bangunan lainnya, abu-abu nyaris putih yang memberikan kesan elegan. Selain restoran, bangunan ini juga menyediakan fasilitas lain seperti gym dan spa. Selain itu, kantor pelayanan juga ada di bangunan ini yang masing-masing dibatasi dengan dinding-dinding kaca dengan ruangan lainnya.

Di pintu masuk, barisan makanan langsung menyambut Davina dari bufet yang dikelompokkan di beberapa sisi. Ada bufet khusus sayuran hijau, buah-buahan, roti, jus, daging, cokelat, dan lain-lainnya. Semua tampak lezat. Davina memilih sarapannya sendiri lalu mencari meja kosong di sisi kanan restoran. Ia sedang asik mengamati interior restoran ketika Devon menyusulnya beberapa saat kemudian dengan piring sarapannya sendiri.

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Devon.

Davina tidak langsung menjawab. Ia menyuap sarapannya lebih dulu, mengunyahnya secara perlahan, dan menelannya. Semula ia melakukan itu untuk menguji kesabaran Devon. Tapi tak seperti dugaannya, Devon malah dengan sabar menunggunya menjawab.

Davina meminum jus jeruknya sebelum akhirnya menjawab. "Kenapa bertanya?"

Devon tersenyum. "Aku kan sudah bilang ingin menghabiskan waktu bersamamu di sini."

"Kalau aku menolak?" tanya Davina.

Devon terkekeh. "Aku tinggal mengikutimu saja seperti tadi."

Davina langsung cemberut lalu fokus menikmati sarapannya. Merasa akan diabaikan jika terus berbicara, Devon pun juga menyantap sarapannya.

Dalam diam, Davina masih dibuat heran dengan sikap Devon. Mengapa pria ini mendadak jadi banyak sekali bicara dan mengejar-ngejarnya? Setelah mengatakan tidak tertarik padanya, kini Devon malah besikap sebaliknya. Apa karena semalam gagal mendapatkan Davina, Devon jadi tertantang untuk mendapatkannya? Sampai harus beginikah karena Devon benar-benar butuh pemuas nafsu?

Baiklah, mari kita lihat sejauh mana Devon akan bertindak, ujar Davina dalam hati.

***

Bersambung....

Teman2, naskah ini akan daily update di aplikasi Innovel mulai tanggal 1 November karena ternyata lolos seleksi dan akan saya ikutkan event Billionaire yg sedang berlangsung di sana. Jd kemungkinan besar tidak akan saya up lg di sini. Jd bagi yg mau baca lanjutannya, cari aja akun Kyurara di sana ya ^^

Jangan marah ya, krn sejak awal kan udah saya kasih tahu kl naskah ini untuk Dreame/Innovel. Hehe... Naskah saya yg lain yg blm pernah end akan tetap saya lanjut di sini. Yg udah end beberapa saya bawa ke Innovel juga, tp gak semua kok. Khusus naskah ini, karena naskah ini adalah naskah baru yg dibuat untuk Innovel, jd nasibnya gak bisa kayak naskah lain yg akan saya selesaikan di sini. Jd harap dimengerti ya, teman2. Terima kasih untuk pengertiannya.

Saya akan tetap lanjutin May to December, Pass Me By, Broken, dll kok di sini. Jd jangan khawatir kl saya pindah ke sebelah. Hehe

Di sana saya nyoba nulis, tp di sini juga masih nulis kok ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang