Aku mengucek kedua mataku yang masih lelah karena tidur terlalu malam. Huft. Habisnya, Tetsu-kun minta ditemani makan malam ketika ia pulang. Padahal, saat ia pulang sudah jam 11 malam. Tapi, tidak tega juga kalau membiarkan dia makan sendiri. Hehe.
Aku sudah membuka kedua mataku. Aku menoleh ke samping ranjangku dimana Tetsu-kun sedang tertidur nyenyak. Maklum, hari ini sedang libur. Kurasa ia ingin menghabiskan sebagian waktunya di kasu.
Aku menatap Tetsu-kun yang sedang mendengkur pelan. Astaga, dia lucu sekali kalau sedang tidur begini. Tapi, kalau sudah bangun jahilnya suka kumat. Hmft. Kebiasaan.
Aku mengelus singkat rambutnya, lalu bangkit dari tempat tidurku. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Mulai dari memasak, mencuci, dan membereskan rumah yang seperti kapal pecah ini.
Pernah aku berpikir, aku ini istri atau pembantunya Tetsu-kun, sih? Etto.. terkadang dia suka mengobrak abrik rumah seenaknya dan meninggalkannya masih dalam keadaan kapal pecah. Lalu, dengan santainya mengatakan "(Name)-chan nanti bersihkan, ya!" Sialan. Untung sayang.
Menu hari ini aku hanya memasak omelette saja. Harus kuakui, aku tidak sepandai ibu rumah tangga lain yang bisa memasak makanan mewah dan enak. Aku cuma bisa memasak beberapa makanan yang simpel dan.. yang harganya murah.
Greppp
Hampir saja pisau yang sedang memotong loncang ini melayang.
"Tetsu-kun, kau mengagetkanku tahu!" ucapku kesal.
Tetsu-kun yang sedang memeluk pinggangku tertawa. "Jangan marah begitu, dong, (Name)-chan."
"Hm, tidak."
"Kau masak apa hari ini?" tanyanya.
"Omelette," balasku.
Dia melepaskan pelukannya lalu menatapku kesal. "Lah? Omelette lagi?"
Sudah kubilang, aku tidak seperti ibu rumah tangga lain yang bisa memasak makanan mewah dan enak.
"Maaf, Tetsu-kun. Kau tahu, kan aku tidak terlalu pintar memasak. Lagian, aku belum sempat membeli bahan makanan keluar," jelasku.
Tetsu-kun menarik napas jengah. "Tidak apa-apa, (Name)-chan. Hari ini kita makan omelette. Besok, kalau kau butuh sesuatu, kau bisa titip padaku."
"Ha'i. Etto.. ngomong-ngomong, Tetsu-kun, kau tidak malu, kan punya istri yang tidak pandai memasak sepertiku?" tanyaku sembari memalingkan wajah. Pura-pura memotong loncang, padahal sudah semua kupotong /plak.
Tetsu-kun mengelus puncak kepalaku. "Mau bagaimanapun (Name)-chan aku tetap sayang, kok. Aku menerima (Name)-chan apa adanya. Walau (Name)-chan tidak bisa masak, (Name)-chan punya hal lain yang istimewa dimataku."
Sial, wajahku sudah seperti kepiting rebus. "Ah, arigatou, Tetsu-kun."
Tetsu-kun menyeringai. "Kenapa merah begitu wajahmu?"
Aku memukul pelan pundaknya. "Ih kau membuatku malu, Tetsu-kun!"
Cup
Setelah mengecup pipiku ia mengatakan, "Aku menyayangimu, (Name)-chan!"
AAAA SIAL.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband | | Kuroo Tetsurou X Readers
Fiksi Penggemar"(Name)-chan, aku menyayangimu. Aku ingin kau selalu berada disisiku dan menua bersamaku." © creds; haruichi furudate