Keesokan harinya, Chaeryeong kembali sekolah. Mata sembabnya masih terlihat begitu juga Chaeyeon. Sarapan kali ini mereka hanya diam. Hanya suara dentingan piring yang terdengar.
"Chaeyeon, gimana sekolah kamu?" Suara daddy mulai terdengar setelah keadaan hening tadi.
"Baik, dad." Chaeyeon hanya mejawab singkat tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap memakan sarapannya.
Daddy mengangguk lalu menatap Chaeryeong, "Kalau, Chaeryeong? Sudah dapat teman baru?"
Mendengar kata teman, Chaeryeong mulai bersemangat.
"Aku punya, namanya Ryujin dia baik banget sama Chaeryeong!" Wajahnya bersinar membuat daddy dan mommy gemas dibuatnya.
"Bagus kalau gitu," Daddy mengelus rambut Chaeryeong lembut, "Kamu mau pilih ekskul apa nanti? Ada ekskul dance 'kan? Kalau begitu kamu masuk kesitu saja."
"Iya dad, aku sama Ryujin mau masuk ekskul dance kok."
"Pertahankan bakat kamu, sayang." Mommy tersenyum lembut. Chaeryeong mengangguk dan mengembangkan senyumnya.
"Aku selesai, udah telat." Suara Chaeyeon menginterupsi percakapan mereka bertiga. Ia langsung bangkit dan pergi meninggalkan ruang makan.
"Chaeyeon, bekal kamu belum dibawa!" Mommy berteriak mengingatkan Chaeyeon tapi tidak ada sautan.
"Biar Chaeryeong yang kasih, mom. Aku berangkat!" Chaeryeong mengambil alih kotak bekal Chaeyeon. Sebelum berangkat, Chaeryeong mencium orang tuanya terlebih dahulu.
Chaeryeong berlari dan menahan lengan Chaeyeon, "Kak Chae, bekalnya ketinggalan."
Chaeyeon menggeram dan menepis tangan Chaeryeong. Ekspresinya terlihat marah. Ia masih belum melupakan kejadian kemarin.
Chaeyeon merebut kasar bekalnya dan menatap Chaeryeong sinis, "Lo satu sekolah sama Han? Gue harap lo gak cari perhatian sama dia selama gue gak ada." Ucap Chaeyeon dan langsung berjalan meninggalkan Chaeryeong yang mematung.
Chaeryeong menatap punggung Chaeyeon sendu, matanya mulai berair. Tidak mau menangis lagi, ia mendongakkan wajahnya. Chaeryeong sadar, ia telah menyakiti orang yang sangat disayanginya.
─── ·˚ ༘evanescent ‧₊˚───
Chaeryeong berjalan melewati lorong kelas dengan tatapan kosong. Ia benar-benar kehilangan semangatnya untuk bersekolah. Rasanya Chaeryeong ingin di rumah saja dan terus menangis.
"Chaer!" Chaeryeong tersentak dari lamunannya, ia menoleh ke belakang melihat Ryujin yang menghampirinya dengan senyum lebar.
Chaeryeong memaksakan senyumannya, ia takut Ryujin tau dan terus bertanya kepada Chaeryeong. Belum saatnya Ryujin tau, ka belum siap mengatakannya.
"Astaga, Chaer! Muka lo pucet, kita ke uks sekarang!" Ryujin meringis melihat keadaan Chaeryeong yang terlihat pucat. Ia menarik tangan Chaeryeong, memaksanya peegi ke uks untuk beristirahat.
"Ryujin, tunggu. Aku gak kenapa-kenapa kok! Udah ayo ke kelas." Chaeryeong menaring tangannya dan mendorong Ryujin menuju kelas.
"Eh, tapi lo pucet banget, Chaer. Kalo lo pingsan gimana? Masa gua yang bawa." Chaeryeong tau Ryujin sedang bercanda. Ia tersenyum.
"Nanti kalo aku udah gak kuat, aku kasih tau kamu." Ryujin berbalik menatap Chaeryeong. Melihat Chaeryeong dari atas sampai ke bawah.
"Bener ya? Nanti ada pelajaran olahraga, jangan dipaksain, Chaer." Ryujin tersenyum lembut lalu merangkul Chaeryeong dan melanjutkan langkahnya ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
「evanescent .」
Fanficev·a·nes·cent (n.) soon passing out of sight, memory, or existence; quickly fading or disappearing. ❝ Jangan pergi. ❞ ❝ Maaf. ❞ 🖇 Han (Stray Kids) Chaeryeong (Itzy) 🖇 Start : 30/9/2020 🖇 End : [On going]