💔 news

199 33 40
                                    

2 years later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 years later...

aku berjalan dengan sepatu bot-ku yang agak longgar, perlahan-lahan menjaga keseimbangan lengan kananku karena membawa tas kanvas yang berisi buku-buku. aku membetulkan rambutku yang sempat berantakkan karena terbawa angin, sebelum mengecek ponsel yang tiba-tiba berbunyi.

dylan :
sebaiknya kamu ke rumah
kalau ingin makalah ini
selesai.

aku menarik sudut bibirku sedikit. makalah yang dimaksud dylan ini adalah proyek semester terbaruku. aku dan sahabatku itu kini masuk jurusan sosiologi di oxford. yah, tidak terlalu jauh dari rumah. aku memang tidak ingin kuliah di luar negeri dan lebih memilih menetap di london.

sudah dua tahun aku mencoba untuk bangkit dari patah hati musim panas tahun 2016. segala cara aku coba. mencari hobi baru, mengikuti berbagai klub yang tidak pernah aku coba, mengikuti kelas drama, mengikuti tren luar, dan bermain media sosial. bayang-bayang gio perlahan terhapus, walau belum semuanya.

aku melangkah, melewati beberapa daun musim gugur di sekitar oxford street, melewati toko buku dan berpikir untuk mampir kesana. siapa tahu buku john green yang terbaru sudah keluar. alih-alih menemukan barang yang kucari, malah sebuah majalah mengerikan yang kutemukan.

majalah gosip untuk remaja, tapi ini bukan soal majalahnya. ini soal foto besar yang terpasang sebagai cover. seorang wanita cantik, tinggi, yang memakai pakaian super modis tengah berdiri dan berpose sangat mesra dengan seorang pria tinggi yang juga sangat tampan. huruf besar tercetak di atas foto mereka.

Victoria Secret Model, Winter Jenny to Married with Jazz Super cool Musician, Giovanni Spancer. Save the date ladies and gentleman! 2019 Summer!

oh.

keenan memarut keju, lalu menaburkannya ke sebuah donat polos yang ia buat tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

keenan memarut keju, lalu menaburkannya ke sebuah donat polos yang ia buat tadi. dengan nampan, kakakku membawa donat itu ke meja dan duduk di sebelahku, yang sedang menangis sembari menonton berita tentang pernikahan gio yang akan digelar musim panas tahun depan.

aku menggigit ujung lengan sweater rajutku sembari menatap televisi dengan mata super merah dan airnya yang sedari tadi tidak bisa berhenti mengalir melewati kedua pipi. aku tidak mengerti kenapa aku masih bisa merasakan patah hati karena gio lagi. bahkan lebih hebat dari yang terakhir.

aku tahu ini bukan salahnya, tapi salahku. aku terlalu berharap. berharap bahwa dia akan datang lagi kesini, menemukan jalan pulangnya, dan akan memperbaiki masalah dua tahun yang lalu. tapi ternyata aku baru menyadarinya hari ini.

dia sudah melupakanku. seperti dugaanku. dia tidak akan kembali. dan dengan bodohnya aku tidak menyadari bahwa dia pergi untuk memulai segala sesuatunya dengan baru. langkah baru. meninggalkan kenangan di belakang. aku merasa seperti orang bodoh.

"gwen," keenan memanggilku dengan lembut.

aku menatap kakakku dengan mata berair, menaikkan alisku, bertanya secara isyarat.

"aku tidak pernah melarangmu untuk jatuh cinta. apalagi kamu masih berusia tujuh belas tahun kemarin. dan aku tidak pernah bisa membatasi perasaanmu atau apa," ia memulai, mengambil donat dan memakannya dengan hening. "dan kadang ada saatnya seseorang akan jatuh cinta dengan orang yang salah. itu artinya dia memang bukan diciptakan untukmu."

aku masih sesenggukan, sementara keenan meraih remote televisi dan mematikannya. kini ia menatapku serius. aku dipaksa mengambil donat maka aku melakukannya. mengunyah makanan manis itu dengan perasaan sakit dan sesak yang luar biasa. kedua telingaku sudah siap untuk memproses semua nasehat yang akan dilontarkan keenan.

"kamu betul-betul mencintainya kan?"

aku tidak menjawab.

"maka lepaskan dia. belajarlah untuk melepaskannya, untuk mencintai dirimu sendiri. ketika kamu sudah berhasil mencintai dirimu sendiri, orang yang ditakdirkan untukmu akan datang."

setelah mengatakan itu, keenan memelukku sebentar dan meninggalkanku sendiri di depan televisi. bersandar pada sofa pandangan kosong. hujan di luar mengingatkanku tentang pertemuan pertama, dan disaat yang bersamaan juga menggambarkan suasana hatiku.

mungkin memang benar. ini semua memang bukan tentang cinta. tapi tentang

merelakan.

summer, rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang