Part 12 (++)

204 13 2
                                    


Setelah makan malam, mereka kembali ke dalam kamar, masih saling ngobrol dan bercerita. Handphone Arin berbunyi tapi Arin tidak mengangkatnya. Alam mengambil handphone Arin yang berada di atas meja lalu memberikan ke Arin.


"Kenapa gak diangkat sayang... siapa tahu penting..."


"Mmm.... Tapi ini kan malam pertama kita mas.... Aku gak mau ada yang ganggu..."


"Sayang... kamu itu menggemaskan tahu gak sih...." Alam yang memegang wajah Arin dengan kedua telapak tangannya langsung mencium bibir Arin. Ciuma Alam disambut oleh Arin, mereka saling bertautan hingga kehabisan nafas.


Arin mengambil handphonenya, lalu menekan tombol silent dan meletakkan handphone itu kembali. Alam yang melihat Arin mematikan bunyi teleponnya, melakukan hal yang sama.


Alam menggendong Arin dan meletakkannya di atas tempat tidur, mencium kening Arin, kedua kelopak matanya, hidungnya, kedua pipinya, bibir bawah nya kemudian melumat bibir Arin. Desahan Arin membuat Alam semakin bernafsu. Alam mencium leher dan batang telinga Arin hingga Arin bergeliat dan mendesah, Alam menurunkan ciumannya dan tangan Alam masuk ke dalam kaos yang dikenakan oleh Arin meremas payudara Alin yang sintal kemudian melepaskan kaitan bra yang dipakai oleh Arin.


Alam melepaskan kaos dan bra yang dipakai Ari, melihat payudara Arin yang sangat menggoda dan putingnya yang pink merona membuat Alam tak tahan untuk menghisapnya dengan pelan sampai terdengar suara desahan panjang Arin yang membuat tangan Alam meremas payudara Arin yang satunya sambil memainkan putingnya.


Alam kembali mencium bibir Arin, mereka saling bertautan, lidah mereka beradu dan membuat mereka menjadi semakin tak terkendali, desahan yang keluar dari mulut Arin dan Alam menambah rasa panas di ruangan yang sudah terasa beku karena suhu AC yang rendah.


Arin membantu Alam melepas kaos yang dipakai oleh Alam, tangan Arin menjelajah ke dada, perut dan tengkuk leher Alam sampai Alam merasakan aliran sengatan listrik yang membuatnya semakin tak bisa menahan hasratnya.


Ciuman di bibir mereka tidak terhenti walau mereka saling meraba dan merasakan nikmatnya sentuhan demi sentuhan dari tubuh masing-masing. Desahan yang mereka keluarkan membuat mereka semakin menggebu. Alam melepaskan ciuman di bibir Arin dan terus menciumi tubuh Arin sampai ke pinggang Arin.


Satu tangan Alam masih meremat payudara Arin dan memainkan putingnya, sedangkan satu tangan lainnya sedang berusaha melepaskan celana yang dipakai oleh Arin. Setelah celana yang dipakai Arin sudah lepas dari pinggang Arin, Alam melihat alat kemaluan istrinya yang berwarna pink merona. Alam mencumbu selakangan Arin membuat Arin semakin menggeliat dan mengeluarkan desahan dan memanggil nama Alam.. membuat Alam semakin tidak kendali.


Alam memasukkan lidahnya kedalam vagina Arin yang juga sudah mulai basah karena rangsangan yang diterima oleh tubuh Arin, tapi Alam dan Arin menikmati sensasi itu..


"Mas.... Aaagghhh.... Mmmass..."


Alam menghentikan cumbuannya di area vagina Arin, lalu kembali mencium bibir Arin dan Alam berusaha melepaskan celana yang dia pakai dibantu oleh tangan Arin. Satu tangan Alam menjaga badan Alam agar tidak menindih tubuh Arin, sedangkan tangan yang lainnya sibuk di area vagina Arin yang sudah basah.

I love you baby...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang