Part 32

91 8 0
                                    


"Mom ... are you happy now?"

"I'm Angel ... mommy happy ..."

"Mom .. apakah aku bisa memberitahu mba Airin dan mas Bima tentang keadaan mommy?"

"Angel ... mommy hanya berharap mereka dapat berbahagia dengan keluarga mereka .. Mba Airin dan mas Bima sudah menikah kan ... jangan terlalu sering mengganggunya ... tidak enak kalau sampai keluarga mereka tahu .."

"Tapi Angel kan adiknya mom ..."

Arin hanya tersenyum melihat Angel dan kemudian berdiri masuk ke dalam kamarnya.

Arin memilih tinggal di Bali setelah malam itu, hanya Angel dan David yang mengetahui dimana Arin berada. 6 tahun yang lalu, Arin melahirkan bayi laki - laki yang sehat dan diberi nama Janu Kaivan, laki - laki tampan kekuatan hidup untuk Arin saat itu.

David dan Angel memang sering mengunjungi Arin dan Janu di Bali, hampir sebulan sekali pasti mereka akan terbang ke Bali untuk bersama Arin dan Janu.

Angel menikah dengan David saat Angel berusia 19 tahun di Bali. Tidak ada pesta besar - besaran, hanya ada keluarga Adam dan keluarga Anas yang datang dan juga teman - teman Angel dan David dari Sydney yang meramaikan suasana.


---------

"Mom ... tolong bantu Angel .. Angel bingung bagaimana menggendong Brie sambil menyusui ..." Teriak Angel dari dalam kamarnya. Angel yang sedang menyiapkan makan siang berlari masuk ke dalam kamar Angel.

"Aduh ... bayi gendong bayi .... sini mommy bantu betulkan gendongannya .."

"Makasih mom ..." 

Setelah Arin membantu Angel membenarkan posisi gendongannya, membuat Angel mudah menyusui anak pertamanya yang masih berusia 5 bulan itu.

"Janu kemana mom?"

"Janu masih di sanggar, sebentar lagi juga akan pulang .. kenapa?"

"Mom, Janu kan sudah 14 tahun sekarang, sudah lulus SMP tahun ini, apa Janu tidak mau ikut denganku dan David di Sydney?"

"Lalu kamu membiarkan mommy sendirian disini?"

"Ya mommy ikut kita ... aku gak bisa jauh dari mommy ..."

"Huhhhh bilang saja di sana gak ada yang bantu jaga Sabriena ...."

"Hehehehe ... mommy tahu aja ..."

"Mommy akan coba tanyakan pada Janu terlebih dulu oke ... kalau Janu tidak mau, mommy tidak bisa memaksanya ..."


BRAAKKKKKKK

Arin dan Angel terkejut mendengar suara pintu di buka dengan keras, lalu mereka keluar dari kamar Angel dan melihat Janu yang berdiri dengan muka penuh emosi.

Arin mendekati Janu dan berdiri di hadapan Janu. Lalu meraih tangannya untuk melepaskan genggaman tangan Janu yang masih menguat, agar Janu bisa meredakan emosinya.

"Mom ... apa benar Janu anak hasil one night stand mommy dengan orang asing?"

Arin dan Angel kaget bukan main mendengar pertanyaan Janu.

"Janu ... kenapa Janu berkata seperti itu? apakah selama ini Janu pernah melihat Ibu pergi dengan laki - laki selain Janu dan kak David?"

"Tidak pernah, tapi Janu tidak tahu kalau Janu di sekolah, mommy pergi atau tidak, Janu tidak tahu ..."

"Janu ... lihat kak Angel baik - baik .... kalau sampai mommy punya laki - laki di luar sana, bukan kamu Jan yang maju duluan, aku dan kak David akan menghabisi laki - laki itu dulu."

"Kenapa Janu bertanya seperti itu sayang ..."

Janu kemudian memeluk Arin dan menangis

"Mereka mengatakan kalau Janu anak hasil one night stand ... mereka bilang Janu tidak punya ayah ...." Janu pun menangis dipelukan Arin.

"Janu mau ketemu sama ayah?" tanya Arin dan Janupun menganggukkan kepalanya dalam pelukan Arin. Arin menghapus air mata yang jatuh dipipinya.

"Baiklah, ayo kita ke tempat ayahmu ..."

"Mom ..." Angel khawatir dengan Arin, karena baik Arin dan Angel tahu ... kalau Alam sudah menikah dengan rekan dokternya.

"Tidak apa sayang, mommy hanya akan mengajaknya bertemu dengan ayahnya. Ayahnya berhak tahu dimana Janu berada ... Janu, bersiap - siaplah, bawa pakaian untuk 3 hari setengah jam lagi kita berangkat ke bandara."

Saat Arin dan Janu siap - siap di kamar masing - masing, Angel menghubungi Airin dan Bima mengabarkan bahwa mommy dan Janu akan terbang ke Semarang sore ini, Angel meminta mereka untuk menjemput mommy dan mereka setuju menjemput Arin dan adik mereka Janu.

Airin dan Bima tidak tahu, bahwa pernikahan ayahnya yang ke empat tidak berjalan dengan mulus, setiap malam mereka selalu bertengkar karena Alam lebih sering menghabiskan waktu praktek di klinik tidak berbayar. Pernikahan itu hanya berlangsung selama 6 bulan, sampai akhirnya dokter Mitha menggugat cerai Alam dengan alasan tidak sepemahaman.

Setelah bercerai dari Mitha, Alam kembali fokus dengan klinik tidak berbayar, bahkan pasiennya kadang hanya memberinya beras 1 liter, atau teh, kopi, gula atau kadang hanya tersenyum mengucapkan terima kasih. Alam tidak keberatan dengan semua itu. Bagi Alam bisa membantu mereka itu sudah lebih daripada cukup.

Gaji yang di dapatkan Alam sebagai dokter jaga itu sudah cukup untuk menghidupinya dan menabung untuk Angel anaknya.


---------------------------

"Bunda!!!!!!" Airin yang melihat Arin langsung berlari dan memeluk Arin, mereka berpelukan dan saling menangis karena rindu.

"Bunda jahat! bunda gak mau kasih kabar ke Airin dan Bima ... Airin dan Bima kan anak bunda juga!!!!" Airin marah - marah tapi tidak melepaskan pelukannya dan juga tidak menghentikan tangisnya. 

Janu yang melihat ada perempuan yang memeluk mommynya sambil menangis heran, sampai ada laki - laki yang mendekati mereka.

"Kak Bima ..."

"Halo Janu ... akhirnya kak Bima bisa bertemu denganmu ..."

"Kak Bima tahu Janu?"

"Tahu ... Angel sering mengirim foto dan video mu sejak kamu lahir ..."

"Kak Angel juga sering cerita tentang kak Bima dan Mba Airin ... tapi perempuan itu siapa?" sambil menunjuk ke Airin yang masih memeluk Arin.

Bima mengelus kepala Janu dan berkata,

"Itu mba Airin .. kenapa, gak bisa ngenalin wajahnya? koq kak Bima bisa tahu?"

"Soalnya kak Bima sama dengan yang difoto, sedangkan mba itu ...."

"Bilang aja sekarang lagi gemuk ...." dan Bima serta Janu pun tertawa bersama. Airin yang mendengar dia disebut gemuk langsung melepaskan pelukan Arin dan berkacak pinggang.

"Aku gak gemuk Bim! aku cuman berisi!"

"Berisi lemak dan air galon ... wkwkkwkwk" Bima dan Janu pun tertawa lagi, sedangkan Arin hanya tersenyum merindukan kedua anaknya ini.

"Bun ... nginep dirumah Bima ya ... soalnya rumah mba Airin sudah gak ada kamar ..."

"Jangan merepotkan Bim ... bunda dan Janu bisa menginap di hotel, lagi pula kami hanya 2 hari disini ..."

"Bun ... kami kan rindu juga sama bunda .... menginap dirumah Bima ya bun , kalau bunda gak nyaman, besok boleh bunda dan Janu nginep di hotel."

"Baiklah .. bunda mengikuti apa kata Bima .."





I love you baby...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang