Part 7✒

2 0 0
                                    

Suara ambulan terdengar nyaring diseantero jalan sekolah, melaju cepat menuju rumah sakit. Semua yang mendengar terkaget-kaget, seketika semua murid dan guru berhamburan menuju jalan raya.

"Astaghfirullahal adziim... Zul.."teriak Zulfikar saat melihat Zulaikha yang berlumuran darah karena tertabrak.

Kemudian, setelah semua panitia perlombaan  bermusyawarah jika  juara kedualah yang harus mengikuti perlombaan selanjutnya. Dikarenakan juara pertama akan lama dirawat di rumah sakit.

🌸🌸🌸

Keesokannya, Semua keluarga Pena mendatangi rumah karena khawatir dengan keadaan Pena kemarin, keluarga Pena menginap di rumah sakit.

Benturan  parah di kepala Pena, menyebabkan Pena harus menjalani operasi yang sangat serius.

"Hiks...hiks...hiks.."rintih keluarga Pena yang terus menerus menangis tersedu-sedu.

Beberapa hari telah terlewati, Pena masih terkapar lemah di rumah sakit. Setelah selesai menjalani operasi dibagian kepala, Pena belum sadarkan diri juga.

Seminggu kemudian...

"Assalamu’alaikum", tiba-tiba suara seorang pemuda menghampiri keluarga Pena.

"Waalaikumusalam"

"Perkenalkan saya Zulfikar temannya Zulaikha saat kemarin lomba, apakah boleh saya menengok keadaan Zulaikha?", ujar pemuda tersebut dengan tersenyum.

"Oh iya, silahkan nak. Terima kasih ya sudah mau menengok"

"Iya, sama-sama bu"

Dengan langkah yang perlahan, Zul memasuki ruangan dimana Pena berada.

"Zulaikha, kamu belum sadarkan juga ya. Aku Zulfikar datang menengokmu. Meskipun kita baru kenal sebentar, entah kenapa aku sudah sangat akrab denganmu", ujar Zul dengan suaranya yang pelan.

Kemudian Zulfikar, membuka lembaran kitab suci Al-Qur'an yang ia bawa. Dan membaca dengan khusyuk dan tartil.

"Audzubillahi minassyaithonirrojiim.. Bismillairrahmanirrahiim..."

Saat itu Zulfikar membaca surah Ar-Rahman, dipertengahan Zul membaca Al-Qur'an tiba-tiba saja Pena membuka matanya dan meneteskan air mata perlahan-lahan mendengar ayat-ayat yang dibacakan Zulfikar.

" Shodaqollahul adziim... "

Setelah selesai, Zulfikar kaget seketika melihat Pena yang menangis dan terus menerus menghapus air matanya.

"Masyaa allah, Zu-zulaikha.. alhamdulillahi robbil alamiin..."

"Aku tersentuh mendengar bacaan Al-Qur'an mu yang sangat merdu, hatiku seolah-olah mendapat hidayah dari Allah Swt. agar aku kuat dan kembali melanjutkan perjalananku, dan seketika aku terbangun, hiks.. Hiks..", ungkap Pena sambil menangis tersedu-sedu.

Kemudian semua keluarga Pena begitu bahagia karena Pena telah siuman, mereka juga berterima kasih kepada Zulfikar karena menengok Pena dan mendoakan dengan tulus. Dengan Qodarullah, Pena kembali sadarkan diri.

Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya Pena dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, Zulfikar juga membantu kepergian Pena ke rumahnya.

"Pena, alhamdulillah sekarang kamu bisa pulang nak", ujar ibu dengan tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah", ungkap Pena dan semuanya yang mendengar.

Mendengar kepulangan Pena, Zulfikar merasa bahagia namun entah kenapa Zulfikar merasa ada sesuatu yang mengganjal dari ucapan ibu Pena tersebut. Kemudian diam-diam Zulfikar bertanya tentang hal itu kepada ibu Pena.

Zulfikar semakin akrab dengan keluarga Pena, tak terasa mereka berdua sudah lulus SMA. Meskipun berbeda sekolah mereka sangat akrab seperti seorang sahabat.

🌸🌸🌸

Kemudian pada suatu hari, keluarga Zulfikar meminta Pena serta keluarganya untuk datang ke pesta syukuran ulang tahun Zulfikar.

Kring.. Kring.. Kring.. Suara telepon menggema di rumah Pena.

"Assalamu’alaikum"

"Waalaikumussalam, ini dengan siapa?"

"Oh iya tante, ini dengan Zulfikar. Alhamdulillah besok ada acara syukuran ulang tahun Zul, tante  sekeluarga jangan lupa datang yah"

"Oh iya nak Zul, insyaa Allah nanti kita sekeluarga kesana yah"

"Iya tente, terima kasih sebelumnya. Wassalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

" Rasanya aku begitu gugup untuk besok, aku sangat berharap semoga besok akan berjalan lancar",  ungkap Zulfikar membatin.

🌸🌸🌸


"Pena... "

"Iya bu"

"Besok kita akan ke rumah Zulfikar nak, ada acara syukuran ulang tahun Zulfikar katanya dan kita sekeluarga diundang nak. Sekarang kita siap-siap untuk besok, yah"

"Eum iya bu, tapi kok siap-siapnya buru-buru banget sih bu. Biasanya kan ibu suka bilang pas hari H-nya aja kan", jawab Pena merasa janggal.

"Iya nak, kita siap-siap aja dari sekarang yah. Ibu juga sudah beli baju baru yah..", ungkap ibuku dengan tersenyum.

"Kenapa ibu harus beli baju baru segala sih, padahalkan biasanya ibu bilang harus hemat. Kenapa cuman ke acara ulang tahun Zulfikar doang, ibu beli baju baru? Dan kenapa ibu buru-buru banget siap-siapnya dari sekarang, aneh.. ", pikir Pena membatin.

Kira-kira apa yang membuat Zulfikar merasa ada yang mengganjal pada perkataan ibu Pena?

Kemudian kenapa Zulfikar merasa gugup dihari esok ultahnya?

Dan juga apakah hal yang mengganjal dan aneh yang dirasakan Pena tersebut?

Tunggu kelanjutannya yah guys... :)

Oke guys segini dulu ya, jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote, dan krisarnya yah.. HAPPY READ🙏😇



" Gadis Pena "✒ [Alhamdulillah, Selesai✔]    [🔎Menunggu Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang