■ SashaSelama lima tahun bersahabat dengan Rena, aku hanya pernah satu kali datang ke rumahnya dulu. Dengan berbagai alasan aku selalu menolak saat diajak pergi lagi ke rumah itu.
Bukan karena tidak mau, tapi mamanya Rena yang selalu menatap tak suka membuatku enggan menginjakkan kaki lagi di sana.
Di hari ke dua aku di rawat di rumah sakit, Risti Pradipta, mama dari Rena dan Aksa akhirnya datang ke sini.
Masih dengan gaya khas sosialitanya yang glamour ditambah wajah angkuhnya, dia masuk dan langsung duduk di sofa tanpa repot repot menunggu untuk dipersilahkan.
"Maaf, Anda siapa?"
Bunda tampak sedikit kebingungan saat melihat orang yang tidak dikenalnya itu tiba tiba menyelonong masuk tanpa permisi.
"Risti Pradipta, mamanya Aksa. Bisa bicara sebentar dengan Sasha?"
Bunda mengangguk, lalu membantuku turun dari ranjang pasien. Dengan pikiran was was aku terpaksa mengikuti langkah bunda yang menuntunku duduk di sofa menemui wanita itu.
"Apa yang ingin Anda bicarakan sampai repot repot mau datang ke sini?"
Bukannya menjawab pertanyaanku, wanita itu justru mengambil sesuatu dari dalam tasnya, lalu meletakkan di atas meja. Tubuhku menegang saat mulai bisa meraba maksud kedatangannya kali ini.
"Ambil uang itu dan gugurkan bayi di perutmu. Jangan pernah berpikir untuk meminta putraku menikahimu. Itu tidak akan pernah terjadi!"
Air mataku luruh melihat kedua tangan bunda yang gemetar saling meremas. Inilah yang aku takutkan. Bukan aku saja yang menerima penghinaan dari orang tua Aksa, tapi bundaku juga ikut menanggung akibat dari kesalahanku.
"Ambil kembali cek Anda, saya tidak butuh uang kalian ataupun tanggung jawab dari Aksa."
"Dan kamu pikir aku percaya omong kosongmu itu?!"
"Nyonya Pradipta, bukan begini caranya menyelesaikan masalah. Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan uang."
Bunda masih berusaha bersikap sopan, meski aku tahu kesabarannya sudah diambang batas.
Tok tok tok
Pintu dibuka dari luar, jantungku berdegub kencang saat melihat laki laki yang sudah dua minggu lebih tidak pernah lagi aku temui. Aku melengos saat tanpa sengaja tatapan mata kami bertabrakan.
Di belakangnya ada Rena yang melangkah tergesa menuju ke tempat mamanya berada, matanya menatapku cemas dan penuh rasa bersalah.
"Ma, Mama mau apa datang ke sini? Tidak usah bikin ribut di sini, Ma. Sasha tidak boleh stress, kandungannya masih lemah."
Rena berusaha membujuk mamanya untuk segera pergi dari sini, tapi wanita itu masih diam dan menatapku tajam.
"Kamu tidak usah berbelit belit, ambil ceknya dan gugurkan bayi itu. Jangan membuat kekacauan di keluarga kami!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA (Tamat)
Romance(Pindah ke Dreame) #1 in karma (1/11/2020) #1 in Abimanyu (3/11/2020) #1 in Hurt Romance (3/11/2020) #2 in Chicklit (12/11/2020) #1 in Single Parent (16/11/2020) # 1 in Hamil (10/12/2020) #1 in Non fiksi (25/3/2021) #1 in agegap (25/1/2021) #1 in be...