9. Pantai

233 50 6
                                    

Renjun elek
Online

|Shuhua?
|Pantai yuk?

Malem-malem gini?|
Ga deh|
Makasih|

|Oh ayolaaah
|Pantai lebih bagus kalo malem

Iya gitu?|

|Iyaaaa
|Yuk!

Tetep gamau|

|Ish
|😠😠😠

Memilih tidak membalas pesan Renjun, Shuhua turun kebawah untuk mengambil air.

Namun dia mendengar sebuah teriakan saling menyahuti dari kamar Mamanya.

Dia sudah biasa, tidak ada raut kesedihan diwajahnya.

Dia sudah lelah untuk menangis setiap malam. Dia mengabaikan.

Memilih kembali ke kamarnya.

Mengambil satu kotak rokok serta sebuah korek dari atas meja nakasnya.

Akan melampiaskan pada benda itu.

Kemudian dia pergi menuju balkon.

Duduk disebuah kursi yang ada disana.

Menyalakan rokok dan mulai menghisapnya.

Sesekali dia menghela nafasnya berat.

Sambil mengamati indahnya kota dari atas balkon kamarnya, dia terus menghisap rokoknya.

Tidak sadar sudah beberapa batang habis terbakar.

***

“Shuhua kok gak bales chat gue anjir.”

“Nyebelin banget.”

“Gue mau ke pantai.”

“Shuhua kenapa gak mau yah?”

“Apa gue kerumahnya aja?”

“Tapi gue gak tahu rumahnya, anjing!”

Pusing mendengar Renjun berbicara sendiri, sebuah kaleng soda mendarat dikepala lelaki itu.

Membuatnya mengaduh kesakitan.

“Sakit goblok.”

“Lo berisik banget tai.”

Jeno, seseorang yang tadi melemparinya kaleng soda menjawab dengan mata yang masih terpokus pada game didepannya.

Dia sedang bermain ps dengan Haechan dirumahnya, yang kalah harus beliin apapun yang pemenang ingini.

Sayang sekali pemuda berwajah manis, Na Jaemin tidak datang kerumahnya karena harus menjaga ibunya yang sedang sakit.

Mendengar Renjun yang terus bicara sendiri, membuat Jeno jengah.

Dia terpaksa melempari lelaki itu dengan kaleng yang baru saja dia minum.

Cigarettes and candy; Huang Renjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang