Seoul.
20.15 KST"Dia? laki-laki luar biasa yang berawal dari ku kagumi.
Seorang laki-laki yang bukan ku kagumi dalam diam, namun seorang laki-laki yang ku kagumi melewati layar ponsel milikku.
Aku mencintainya, bahkan amat sangat. Dia seperti segala sumber kebahagiaan untukku disini.
Dia menjadi seseorang yang selalu memberiku semangat hidup melalui kata-kata motivasi miliknya, dia yang selalu menjadi seseorang yang membuatku tersenyum bahkan tertawa untuk setiap harinya dan menjadi seseorang yang benar-benar ingin ku milikki.
Kadang...ah bukan, tetapi sering kali aku berdoa pada Tuhan agar aku yang akan menjadi gadis beruntung itu.
Iya...gadis beruntung yang akan memenangkan hatinya nanti.
Terasa seperti mustahil, namun aku tahu satu hal.
Tidak ada yang mustahil untuk Tuhan." -Agatha."Tulisan tanganmu bagus."
"Kamu ngebaca buku diary punyaku?"
Laki-laki dengan surai rambut hitam pekat tersebut sedikit terkekeh ketika melihat kekasihnya terlihat mulai canggung namun panik disaat yang bersamaan."Injuniee!" lagi-lagi gadis itu menegur dengan suara yang justru malah terdengar seperti tengah merengek.
"Gatha," ucapnya sembari mensejajarkan tingginya dengan sang gadis. Tangannya terulur manis mengusap lembut pipi kanan gadis itu penuh kasih dengan mata yang terus mengunci pandang pada sepasang mata di depannya.
Jarak wajah mereka tidak jauh, sungguh.
"Sederhananya saja. Mau seberapa sering kamu mendengar ucapan penolakan dari orang sekitar, jika Tuhan memang sudah menginginkan kamu bersamaku. Mereka bisa apa?"
[ 🦊🦊🦊 ]
I love you💚
-🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
ELETTRA
Random"Kamu ingin tahu satu hal yang selama ini terus kudengar dari banyak orang?" -Tha. "Karena aku ingin kamu yang jadi gadis beruntung itu." -Rj. Agatha hanya memulainya dengan berangan-angan sebagai permulaan. Namun siapa yang menyangka bahwa hal itu...