Sakit

72 15 8
                                    

Semuanya sudah siap, aku tinggal berangkat ke rumah Yoongi oppa, dan oh ya aku sudah menyiapkan perlengkapan ku sebelum aku berangkat bekerja, dan saat pulang bekerja, aku tinggal mandi dan berangkat. Lalu sebelum nya aku sudah minta izin ke halmeoniku, jadi tak ada yang perlu di khawatirkan dan yang dilempar lagi.

Aku pergi menggunakan bus, bayangkan aku membawa koper kecil seperti diusir saja,  matahari pun sudah mulai terbenam, dan tinggal jalan sedikit ke perumahan Yoongi dan sampai~

-
-
-
-

"ANNYEONG HALMEONI MIN!" Aku menyapa nya dengan girang

"Eoh, kau sudah sampai, ayo letakkan barang-barang mu di kamar tamu"

"Baik!!!"

Aku pun meletakkan barang-barangku di kamar tamu, besok hari libur nasional dan malamnya aku baru pulang, oh ya kenapa Yoongi belum pulang ya?

Aku pun keluar, menuju ruang tamu untuk bertanya kenapa Yoongi oppa belum pulang.

"Halmeoni, kenapa Yoongi oppa belum pulang?"

"Mungkin ada kemacetan di jalan? Kau tenang saja dia tidak lembur" Halmeoni mengatakan itu sambil mengedipkan matanya, yakk.  Kenapa hanya dengan seperti ini pipiku merah, sial.

Namun kalimat itu belum berakhir karena halmeoni masih menlanjutkan...

"Dan mungkin dia akan lembur nanti, tapi lemburnya bersama mu. "

Aku hanya bisa menundukan mataku, kenapa keluarga ini bisa terang-terang mengatakan seperti tadi.

Akhirnya makan malam, aku membantu Bibi Lim dan Eomma Min agar lebih cepat selesai, Bibi Lim itu pembantu rumah tangga di Keluarga Min, dia sudah ada disini sejak Yoongi kecil.

Yoongi pun sudah pulang dan kita akan makan malam.

"Yoongi apa perusahaan baik-baik saja?"

"Eum, semua nya berjalan lancar Eomma, tidak ada yang perlu dikhawatirkan"

"Oh baguslah, kalau Qyumi bagaimana?"

"Baik-baik saja Eomma Min"

Makan malam, berjalan dengan lancar diiringi oleh obrolan ringan Halmeoni dan Eomma Min.

Heuh, aku terbangun di tengah malam, aku keluar untuk mmengambil air didapur, dan kulihat Yoongi sedang di ruang tamu dengan laptopnya, seperti nya sedang bekerja. Jadi sebelum menuju dapur, harus melewati ruang tamu dulu. Aku melewati Yoongi yang sedang bekerja, aku melewatinya sambil melirik-lirik, kenapa dia tidak melihat ku juga, apa dia serius sekali apa malah membiarkanku?

"Qyu"

"Qyu"

"Kenapa oppa?"

"Bisa kau kesini?"

Aku pun duduk di samping Yoongi.

Namun lama-kelamaan tangan Yoongi menyentuh pinggangku dan merangkul nya, aku tersipu sekali.

"Apa kau tidak merindukanku?"

"Rindu ya itu pasti" Saat Yoongi berkata seperti itu, aku pikir aku harus jujur, karena Yoongi tidak suka berbohong dan tidak suka yang tidak jujur, dia seperti itu waktu kecil, aku tidak tau sekarang berubah atau tidak.

Setelah mendengar jawabanku dia senyum tipis
"Eum, sama oppa juga merindukan Qyu kecilku"

Yoongi memelukku, tidak erat namun tidak juga kencang, ini sangat nyaman, hangat sekali. Lalu Yoongi pun mencium leher kiri ku, dan tubuh ku seperti tersengat aliran listrik, sekejap namun rasanya bertahan lama.

Spouse √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang