Chapter 4

18 8 0
                                    

Happy reading

Ara pun ikut menatap ke arah langit dan pada saat menatap langit ia menengok ke arah sosok perempuan itu , ia terkejut karena melihat luka goresan yang ada pada pipi sebelah kanan sosok perempuan itu . Namun siapa sangka kalau ara justru malah bertanya pada sosok perempuan itu tanpa ada rasa takut , karena biasanya anak seusia dirinya kalau melihat orang yang terluka itu akan merasa takut , namun berbeda dengan ara ia justru khawatir kepada sosok perempuan itu.

" kak pipi kakak kenapa apa itu sakit ? ,kalau sakit ayok kita ke bunda ara biar nanti luka nya di obatin sama bunda " ucap ara mengusulkan agar sosok perempuan itu menemui bundanya dengan nada khawatir.

Sosok perempuan itu terdiam sejenak ,ia berfikir apakah ia harus memberitahukan yang sebenarnya kepada ara bahwa mereka sudah berbeda alam atau ia harus menyembunyikannya dari ara. Di satu sisi ia tidak ingin membuat ara takut dan tidak ingin kalau ara meninggalkannya jika nanti ara tahu yang sebenarnya , namun di satu sisi pula ia tidak ingin berbohong kepada ara karena ara itu merupakan anak yang baik jadi ia tidak ingin menyakiti hati ara dan membuatnya sedih jika suatu saat nanti ara mengetahui yang sebenarnya jika dirinya sudah membohongi ara.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada ara.

" Gapapa ko ara luka yang ada di pipi kakak ini sudah lama kakak dapatkan dan luka ini gak akan sembuh walaupun di obatin " ucap sosok itu dengan nada sedih ,namun di satu sisi ia pun merasa senang karena di khawatirkan oleh ara.

" Kenapa gak bisa sembuh kan nanti luka nya di kasih obat , kata bunda kalau sakit atau terluka itu harus di kasih obat jadinya nanti bakal sembuh lagi deh " Ucap ara kepada sosok itu ia merasa bingung kenapa si sosok itu bilang kalau luka nya gak bisa sembuh padahal kata bundanya kalau luka di obatin itu pasti sembuh.

" Karena kakak itu berbeda sama kamu " jawab si sosok perempuan itu .

" kenapa kita berbeda kak ? " Tanya ara penasaran.

" Sebenarnya kakak itu sudah berbeda alam dengan mu ara , dan kamu itu di beri kelebihan
Penglihatan oleh Tuhan jadi kamu bisa melihat kakak. Enggak semua orang yang bisa melihat kakak ,hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat kakak contoh nya kamu ara. Kakak ini sudah meninggal beberapa tahun yang lalu , tapi entah kenapa kakak masih ada di dunia ini ". Jawab sosok perempuan itu menceritakan yang sebenarnya kepada ara.

Ara pun mendengarkan sosok perempuan itu dengan serius dan ia terkejut kalau ternyata
Sejak tadi itu ia sedang berbicara dengan hantu.

" Ja......Ja.....dii kakak itu hantu ?". Tanya ara dengan nada gugup ,karena sekarang ia merasa sedikit takut kalau ternyata sosok yang sedang ia ajak bicara ini adalah hantu jahat.

Sosok perempuan itu tidak kaget saat ara menjadi gugup berbicara kepadanya, karena ia tahu pasti orang lain pun akan melakukan hal yang sama seperti ara ,apalagi ara itu masih anak-anak dan biasanya kalau anak-anak yang melihat dirinya itu pasti akan menangis dan berlari ,namun berbeda dengan ara ia malah masih mau berbicara dengannya.

Sosok perempuan itu mengangguk sambil tersenyum dan ia berusaha berbicara agar ara tidak merasa takut lagi dengannya." Ara tenang aja kakak itu bukan hantu yang jahat ko ,jadi kamu jangan takut sama kakak ya nanti kakak jadi sedih kalau kamu takut sama kakak".

Ara pun berfikir kalau hantu yang sedang berbicara dengannya ini memang bukan hantu yang jahat karena buktinya dari tadi sosok perempuan itu tidak menyakiti dirinya ,dan ara sekarang sudah tidak takut lagi dengan sosok perempuan itu ia malah kembali berbicara kepadanya.

Ara Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang