prolog

482 52 2
                                    

Kai

.
.
.
.
Apa yang disebut dengan sekolah begini rasanya? Membosankan dan tak memiliki teman? Sendiri, menatap kalimat yang berbaris rapi dibuku dalam genggaman. Musik lembut menemani diiringi dengan hembusan lembut angin menerpa.

Entah hembusan nafas yang keberapa kali ini. Intinya dada ku selalu sesak dan membutuhkan ketenangan. Jam terakhir adalah pelajaran bahasa inggris dan guru sedang cuti melahirkan. Sedangkan semua tugas sudah ku kerjakan. Semua murid ribut dan asyik dengan dunia mereka sendiri. Mengganggu.

Tinggal lima menit lagi bel pulang. Dan itu adalah waktu yang panjang bagiku. Ku tutup buku bacaan ku. Memilih untuk beralih pada jendela yang menampilkan tetesan hujan, terpaan angin terasa semakin kencang menerpa wajahku.

"Minggu ini kita akan liburan ke Jeju. Semua akan ikut bukan?" teriak ketua kelas memenuhi kelas.

Ah... Liburan itu. Jika boleh menolak, aku akan menolak. Akan tetapi, kedua orang tua ku menyuruh ku untuk ikut serta. Agar aku bisa memiliki teman, alasanya.

Meski mereka tau, bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi. Maksudku adalah aku yang tidak ingin mencari teman.

"Do Kyungsoo." suara lembut dan berat mengalihkan ku. Membuatku melepaskan penutup telinga dan beralih memandang nya.
Lelaki tampan dan putih bersih sedang menatapku dengan tersenyum manis. "Kau akan ikut bukan?"

Aku mengangguk pelan. "Orangtua ku memaksa. Jadi, jangan khawatir, ketua kelas. Aku akan ikut untuk kali ini."

Kim Suho. Ketua kelas yang lemah lembut juga tegas. Dia selalu datang ke meja ku. Meski itu hanya untuk sekedar menyapa singkat. Mungkin itu adalah insting kepemimpinan nya.

"Baiklah, terima kasih, Soo." dia tersenyum lebih lebar. "Akan ada sekolah lain juga yang akan berlibur disana. Itu tempat teman ku bersekolah. Kupikir kau bisa ikut dengan daripada sendiri. Dan juga, akan ku usahakan kamarmu dekat denganku. Bukan maksud lain, agar kau bisa lebih mudah memanggilku."

Aku masih diam tanpa menjawab. Dia masih tersenyum menunggu jawabanku. Hingga aku menghela nafas dan mengangguk. "Terima kasih, Suho". Aku memberikan senyuman kecil. "Terima kasih sudah mengurusku."

"Ah,, bukan masalah. Ini juga tugas ketua kelas. Dan juga, sebagai kakak sepupu mu." dia mengecilkan suara saat kalimat terakhir nya.

Aku kembali mengangguk. Ia melangkah menjauh seiring dengan suara bel pulang.

Aku segera beranjak, memberesi semua barang ku dan pergi meninggalkan kelas.

Hujan masih mengguyur dengan lebat. Dan sesuai perjanjian yang kubuat diawal masuk sekolah bersama Suho. Bersikap seolah kami tidak mengenali. Meski Suho sangat keberatan mengingat aku tidak bisa memiliki teman, namun, dengan paksaan akhirnya dia menyetujui.

Dan aku dapat melihat dia yang memasuki mobil mewahnya bersama kekasihnya, Bae Joohyun. Sekolah ia melirik ku dan mengajakku bersama dengan isyarat. Namun, aku menggeleng pelan menjawabnya. Dia mengangguk dan mengatakan dengan isyarat mulut untuk aku berhati-hati.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk menghubungi ayahku. Hanya beberapa kali dering hingga ayahku menyapa dengan suara hangat. "Ada apa, sayang?"

"Bisa jemput aku, Ayah? Disini hujan sangat deras. Dan aku tidak membawa payung, aku tidak bisa..."

"Baiklah, Soo. Ayah akan menjemput. Kebetulan ayah juga sudah selesai dengan pekerjaan. Ayah bisa pulang lebih cepat."

"Baik, ayah. Akan kutunggu."

rain and sea twilight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang