"Sebenarnya apa yang terjadi, Soo? Bisakah kau menjelaskan nya dengan baik pada ibumu?" ibu ku masih bersikeras membujukku untuk menjelaskan.
Sejak Kai pergi dari rumah ku pagi tadi. Jae benar-benar berubah menjadi pendiam. Dia hanya bicara padaku jika ia haus dan atau lapar. Suhu badan nya pun mulai meninggi.
Dia terkejut dengan apa yang terjadi. Sudah cukup lama ia tertidur dalam pelukan ku dan tidak ingin aku meninggalkan nya.
Ibuku mengusap suraiku, mengelus punggung ku. Aku memeluk Jae yang masih terlelap. "Tidak ingin bercerita?"
"Ibu, itu adalah pengalaman menyakitkan. Aku tidak ingin membagi nya denganmu."
"Tapi, ini tentang Jae, Soo. Dia juga cucu ibu."
Aku menghela nafas berat. Aku mencium kening Jae berulang kali. "Jae adalah anak termanis yang pernah kutemui, bu. Jae adalah anugrah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku. Hanya Jae... Dan wanita itu, Jung Soojung dengan santai nya mengatakan jika Jae adalah anak hina. Apa salah Jae, bu? Jae tidak mengerti apapun. Aku yang salah. Aku yang hina. Dan aku yang harusnya menampung semua beban itu."
"Soo, dengarkan Ibu." aku diam, dan ibuku mulai memeluk tubuh ku pelan. "Kau adalah anak yang paling cantik, ibu juga berpikiran seperti itu saat kau kecil dulu. Ibu pun bangga dengan pikiran bahwa Jae tidak salah sama sekali. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa kau adalah hina. Kau cantik dan murni, sayang. Ibu bersumpah akan hal itu."
"Ibu..."
Ibuku mencium kening ku. "Ada ibu saat ini. Kau tidak boleh menanggung nya sendiri. Mari kita bersama."
"Terima kasih, bu."
***
Aku tidak akan pernah mengerti bagaimana jalan pikiran seorang Kai. Aku tau, aku mengerti perasaan nya padaku,, tidak, perasaannya pada Jae. Dia sangat mencintai anaknya. Aku juga akan percaya bahwa ia akan memperjuangkan hak Jae.
Tapi, lihatlah apa yang kulihat saat ini. Kai berada di layar kaca bergandengan mesra bersama tunangan nya? Oh,, seharusnya aku memang tidak boleh terlalu berharap padanya. Bagaimana bisa ia dengan mudahnya mengatakan semua janji-janji manis itu padaku kemarin dan membuatku percaya. Dan sekarang, dia menjatuhkan ku?
Pintu kamarku terbuka, Jaehyun berjalan keluar dengan menggosok kedua matanya. Ini bahkan hampir siang, aku memang membiarkan nya bangun telat, karena kejadian kemarin.
"Mom..." panggil nya,Aku memberinya segelas susu, dan mengangkat tubuhnya duduk diatas pangkuan ku. "Apa tidur mu nyaman?"
Jae mengangguk. Dia melirik kearah televisi yang masih menayangkan wajah Kai bersama Soojung. "Paman Kai akan menikah, mom?"
"Mom tidak tau, sayang." aku merapikan rambut Jae yang berantakan. Jae dan Kai adalah dua orang yang sama, hanya berbeda generasi dan tubuh saja. Sungguh...
"Apa mom ingin bersama paman Kai lagi?"
Aku terkejut. Sungguh, mendengar perkataan Jae membuatku sangat terkejut. "A-apa yang Jae katakan? Mom tidak ingin bersama lama Kai. Jae bersama mom saja sudah cukup."
"Tapi, paman Kai ingin bersama kita. Paman Kai adalah daddy Jae. Dan Paman Kai sangat mencintai Mom. Mom juga... Lalu, apa ada yang lain yang bisa menyangkal pertanyaan Jae, mom."
Oh,, anakku benar-benar sudah besar. Aku memeluk Jae. "Lihatlah, paman Kai." aku menunjuk ke televisi. "Wanita itu yang sudah dijodohkan dengan paman Kai. Mom tidak bisa mengganggu mereka, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
rain and sea twilight✔
Fanfictionhujan menjadi saksi tangisan ini, dalam diam mencurahkan sesak dada pada rintikan. dalam diam, menyebut nama kekasih yang tak pernah dimiliki. lautan yang menjadi pelarian. akankah sampai disini? atau ada penyelamat hidup? tidak berharap banyak. tid...