Hanabi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suho datang menjemputku, dia berbicara singkat dan serius dengan ayah. Dan aku sudah bersama Joohyun-kekasih Suho, menunggu di ruang tengah dengan beberapa barang bawaan ku.Ya, Bae Joohyun adalah satu-satu nya murid yang mengetahui hubungan ku dengan Suho. Dia baik. selama disekolah ia berulang kali mengajak ku untuk makan bersama atau hanya mengajak berbicara singkat. Tapi, aku masih tidak banyak merespon. Dan dia masih sabar menghadapi ku.
"Suho meminta ku untuk berbagi kamar denganmu." ujar Joohyun.
Suho tidak mengatakan itu. Aku kira kami akan diberi satu kamar untuk satu orang. Joohyun tersenyum menanggapi kecanggungan ku. "Dalam satu kamar, akan ditempati dua orang. Dan kau bersamaku."
"Ugh. Suho itu!" dengus ku kesal. Terdengar suara tawa kecil Joohyun. Aku menoleh padanya dan matanya berbinar melihatku. "Kenapa?"
"Kau itu orang yang lucu. Sangat disayangkan karena kau selalu murung dan sendiri."
Aku tersenyum miris. "Aku..."
"Aku tau. Jangan hancurkan perasaan baik mu hari ini. Maafkan aku sudah mengatakan itu."
"Tidak... Jangan katakan maaf. Terima kasih, JooHyun."
.
.
.
.
.
..
Sebuah kamar yang memiliki jendela yang langsung menghadap laut. Aku bahkan tersihir dengan betapa indahnya pemandangan ini.
"Soo?" tepukan mendarat di bahu ku, membuyarkan semua lamunan ku. Joohyun berdiri dibelakang dengan senyuman manisnya. "Aku harus pergi bersama Suho. Ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan, ini masalah kepengurusan osis."
Aku mengangguk. "Baiklah, Joo. Jangan khawatir. Aku tidak apa-apa."
Dia mengangguk dan segera melangkah pergi meninggalkan kamar kami. Aku melangkah, membuka pintu balkon dan berdiri menikmati hembusan angin..
Laura membentang biru terhampar didepan mata. Pasir putih yang menghangat mata. Beberapa orang sudah bermain disana bersama keluarga mereka.
Hh... Ini adalah hari yang melelahkan karena perjalanan yang panjang. Dan aku belum ingin istirahat.
"Do Kyungsoo?" sebuah suara memanggilku. Sinyal aku menoleh karena aku sangat kenal dengan suara itu. Suara yang sudah beberapa tahun ini tidak kudengar.
Seorang lelaki berbaju putih tersenyum bahagia melihat ku. Dia bahkan sempat meloncat kegirangan. "aku benar!"
"C-chanyeol?"
Dia mengangguk. Dia mendekati pagar pembatas. "Kau kemana saja,?"
Dan kau kemana hati itu? Aku juga menunggu dirimu datang menemui.
"Aku tidak kemana pun." jawabku singkat.
"Tidak. Kau menghilang."
Aku diam tidak menjawab. Aku beralih memandang lautan. Tidak ingin menatap wajahnya lagi. Bagaimana pun juga mata nya itu adalah kelemahan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
rain and sea twilight✔
Fanfictionhujan menjadi saksi tangisan ini, dalam diam mencurahkan sesak dada pada rintikan. dalam diam, menyebut nama kekasih yang tak pernah dimiliki. lautan yang menjadi pelarian. akankah sampai disini? atau ada penyelamat hidup? tidak berharap banyak. tid...