Cuaca sedang tidak berdamai saat ini. Hujan lebat mengguyur di sertai angin. Angin berhembus seperti menusuk tulang melewati kulit. Ingin rasanya saat ini untuk tidur di rumah dengan selimut tebalnya. Tidak ketinggalan susu hangat dan mie rebus menemani dinginnya sore hari ini.
Sella sedang berdiri di loby SMA Adijaya bersama dua sahabatnya dan siswa siswi lainnya. Mereka menatap air yang berjatuhan dari langit. Dengan rasa pasrah menunggu hujan reda.
Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Dan selama itu mereka berdiri di loby sekolah.
Walaupun Sella dan yang lainnya membawa mobil tetap saja harus menunggu paling tidak sampai hujan sedikit reda. Alasannya adalah karena parkiran sekolah tidak terhubung dengan loby. Mereka harus berjalan sedikit jauh dan tidak ada yang membawa payung.
Hawa dingin semakin menusuk tulang. Sayangnya mereka tidak membawa jaket, hanya ada almamater sekolah yang bisa sedikit menghangatkan tubuh mereka.
"Ini hujan deres banget sih. Mana udah sore lagi. Dinginnnnn" rengek Lea dengan wajah memelasnya
"Iya kali ini gue setuju sama lo. Pengen cepet cepet pulang." ucap Linda menanggapi rengekan Lea
"Lah emang bisanya nggak setuju?"
"Kagak"
Lea yang mendengar jawaban Linda memanyunkan bibirnya kesal.
"Linda kok gitu?" ucap Lea kesal
"Lah lo ngeselin. Telmi mulu." ucap Linda enteng
Sella yang tidak mau keadaan semakin kacau menegahi perdebatan kedua sahabatnya.
"Udah gitu aja kanapa ribut sih." ucap Sella
"Dia dulu yang mulai" ucap Lea dan Linda bersamaan.
"Eh Sell kira kira hujan nya berapa lama lagi? Jam berapa berhentinya?" tanya Linda sudah mulai melupakan perdebatan tadi.
Ya begitulah ulah mereka. Sering bertengkar tapi tidak pernah lama. Ada aja yang di ributin. Kayak kalau nggak ribuk nggak akan afdol. Namun seketika langsung lupa dengan masalah yang tadi di perdebatkan. Tentu itu tidak akan lama karena mereka akan berdebat lagi dengan topik masalah yang lain. Heran.
Sella terdiam memikirkan apa yang ditanyakan Linda.
"Hujannya sampe malem deh" ucap Sella masih menatap hujan yang turun ke bumi.
"APAAAA"
"WHATTT"
Kalian pasti tau itu teriakan siapa?. Itu sudah pasti teriakan Linda dan Lea. Karena walaupun di loby ramai dengan anak anak yang lain mereka memilih memojok agar tidak terlalu berdesakan.
Seketika semua yang bereda di loby mengekok ke sumber teriakan. Mereka menatap Sella dan kedua sahabat nya. Yang di tatap hanya menyengir menunjukka gigi rapinya.
"Lo pada sih. Bisa kan nggak usah teriak" gerutu Sella kesal.
"Ya maap kita kan kaget banget tadi." ucap Lea yang diangguki Linda
"Terus ini kita gimana?" tanya Linda
"Ya nggak ada pilihan lain. Mau nuggu sampe malem atau mau hujan hujanan dan jok mobil basah." ucap Sella
Lea dan Linda menghela nafas pasrah. Aneh tumben ya mereka sependapat akur gitu. Kalau akur kan enak adem. Mungkin yang ada di pikiran keduanya sekarang adalah bagaimana cara untuk pulang bukan bagaimana membuat perdebatan.
Sella kaget saat tiba tiba sebuah jas almamater sekolah menyampir di bahunya. Entah itu milik siapa.
Sella yang penasaran pun membalikkan badanya. Dia menatap laki laki di depannya ini. Laki laki yang kemaren sempat di tabraknya saat di karidor kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIZELLA
Teen FictionMenceritakan kehidupan seorang Grizella Zhafira Ningrum yang penuh dengan lika-liku. Grizella menjalani hari harinya yang melelahkan. Kata kata asing dan gambaran bayang bayangan peristiwa selalu muncul di otaknya. Bukan hal asing bagi nya mendengar...