Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelopak mata Jungkook masih tertutup. Di luar masih gelap dan dingin. Jangan khawatirkan dia, hangat sudah selimuti tubuhnya sepanjang waktu berjalan. Bibirnya yang tebal masih mengatup dengan sedikit bentuk kerucut di ujungnya.
Namun malam ini jarum waktu tidak berdenting. Ia berdentang; memukul-mukul kepala Jungkook. Suaranya masuk dan mendobrak gendang telinga bocah laki-laki yang meringkuk di lantai itu. Hangat kian menipis, dan Jungkook kini peka terhadap dingin. Giginya menggelatuk, tubuhnya bergetar, tangannya menyilangi dada, dan dia berdesis. Jungkook kini kedinginan!
Sebuah benda kecil jatuh di atas tubuhnya yang kini menggigil. Satu, dua, tiga. Benda itu kini banyak dan membawa serpihan.
Jungkook ketakutan. Dinding ruang itu telah rubuh. Kaca jendelanya meretak kian banyak. Lantainya bergetar, lalu terbelah. Kedua mata Jungkook kini telah sempurna ditutup air mata. Ia sedih ruang merah darahnya akan hancur. Ia ingin diculik lagi, ingin ruang serupa dan jamuan yang sama.
Jungkook masih meringkuk dengan hangat menyelimutinya. []