Chapter 3 : Senandung

12 5 0
                                    

 ***

Malam itu benar-benar melelahkan saat adik ku menimpa kejadian yang di luar nalar manusia. Aku bersyukur jika ini tak menimpa pada ku.

Aku berusaha tegar, karena aku tak mau memperlihatkan ketakutan ku pada anggota keluarga (terutama adik ku). Malam ini aku memutuskan untuk tidur dengan kakek ku. Karena adik ku tidur bersama orang tua kami. Aku sebenarnya sangat malas, tapi karena mereka mendesak, jadinya aku mengiyakan saja. Lagi pula saat ini aku sangat ngantuk.

Setelah kejadian semalam hingga sore hari keadaan keluarga masih baik-baik saja. Aku yang saat itu tidak ada kegiatan hanya duduk di depan teras rumah sambil bermain handphone ku sendiri.

Aku ingat hari itu sangat sepi, Panas yang mulai mendingin terasa sejuk sekali. Namun kenyamanan itu tidak berlangsung lama, aku mendengar suara dari arah kiri samping rumah ku. Suara itu tidak terdengar seperti sedang memanggil ku, suara tersebut seperti suara wanita yang sedang bersenandung.

Aku masih berfikir positif bahwa itu suara ibu ku. jadi aku tak terlalu mengambil pusing untuk mengecek asal suara itu. Sampai pada malam selesai magrib aku bertanya pada ibu ku. Dan beliau mengatakan kalau saat itu beliau sedang memasak di dapur untuk makan malam keluarga. itu aneh, karena wanita yang ada di rumah ini hanya ibu. 

Jawaban ibu masih membuat ku penasaran. Pasalnya ibu mengatakan kalau saat itu beliau sedang memasak di dapur untuk makan malam keluarga. Lantas suara siapa yang ku dengar tadi sore? Itu benar-benar membuat ku bertanya-tanya.

Aku tidak mengatakan kepada keluarga ku tentang suara yang ku dengar tadi sore, jadi sampai saat ini aku masih merahasiakannya.

Malam ini aku tidur bersama dengan adik ku. Karena kakek masih berada di rumah kami, jadi beliau memakai kamar adikku sedangkan aku dan adik ku tidur bersama.

Malam itu adik ku tidur lebih dulu dari pada aku. Karena ku pikir pasti akan ada kejadian yang menarik, atau bisa saja suara tadi sore akan ku dengar lagi. Tapi sekitar pukul 11:30 malam, tak terjadi apapun. Itu benar-benar membuang waktu ku. Jadi ku pikir sebaiknya aku tidur saja, karena keadaan ku juga sudah mulai mengantuk.

Aku memejamkan mata sembari berusaha untuk tidur. Tapi betapa terkejutnya karena tidak berlangsung lama saat memejamkan mata aku mendengar suara. Ini tak seperti suara yang ku dengar tadi sore, melainkan suara seperti beberapa orgen tunggal yang sedang berjalan. melewati rumah kami. ini jam 12 malam, bahkan jikalau itu sebuah pawai, itu tidak akan mampu untuk melewati rumah kami. karena rumah kami berada dalam ujung gang dan hanya di isi empat rumah di gang ini. maka dari itu sangat tidak mungkin jika ada segerombolan pawai yang akan melewati rumah kami. terutama di samping rumah kami adalah lahan kosong.

Awalnya suara tersebut muncul sedikit pelan dan perlahan semakin membesar dan menghilang seakan mereka sedang berjalan sambil memainkannya melewati rumah ku. Itu membuat ku merinding ketakutan, pasalnya aku teringat akan kejadian yang akhir-akhir ini terjadi terhadap keluarga ku.

Tak berlangsung lama dari suara tersebut menghilang, tiba-tiba saja adik ku bergurau tapi gurawan adik ku ini terdengar seperti bersenandung. Dan kalian tau? aku mengenal senandung itu persis seperti senandung yang aku dengar tadi sore. Bedanya yang tadi sore adalah suara wanita sedangkan yang sekarang ku dengar berasal dari asik ku.

Aku sedikit menggoyangkan badan adik ku berusaha untuk membangunkannya. Adik ku pun terkejut bangun dengan keadaan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Kau bermimpi lagi?" Tanya ku pada adam. Dia hanya menjawab dengan mengangguk, lantas aku menyuruhnya untuk mengganti bajunya karena telah basah oleh keringat. Dan aku berinisiatif untuk mengambilkan segelas air untuknya.

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang