SECRET 3

1.4K 221 6
                                    





Mew tersenyum, memandang lama tulisan itu. Kali ini Mew tidak akan menghapusnya bahkan membalasnya lagi.

Ada rasa penasaran begitu besar tentang orang yang telah menulis pesan pesan di sana.
Berniat untuk melihat langsung sang penulis, Mew sengaja akan buka malam ini meskipun biasanya dia tidak buka di hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Sebenarnya sampai selarut apa orang itu akan datang untuk menulis disana, Mew jadi gelisah.

Tidak biasanya, kantuknya menyapa lebih cepat. Dengan mata yang sayup sayup akan terpejam, Mew masih berusaha menahannya agar tidak terlelap.

'tidak membalas lagi yah?' gumam seorang pemuda tepat di depan sebuah papan tulis kecil.

Pemuda itu memiringkan kepalanya, mengintip kedalam ruangan yang masih terang akan cahaya lampu.

'tampan' batinnya saat melihat sang pemilik perpus tengah terlelap dengan satu tangan menumpu kepalanya di atas meja.

Pemuda bernama Gulf itu masih berdiri dengan senyumnya. ia sangat ingin masuk kedalam sana, membangunkan sang pemilik dan menyarankan untuk menutup perpusnya kemudian kembali beristirahat di rumah saja.

Tapi ia tidak berani. Hanya bisa menatapnya lekat dari luar.

~terimakasih atas semua sarannya. Hidupku mungkin akan lebih baik setelah ini. menjaga arti dari gula agar tidak kehilangan manisnya dan mengendalikan pare agar tidak terlalu banyak menabur kepahitan. Ku beritahu, aku jauh lebih muda darimu, jika kau penasaran. Tapi aku tidak akan memanggil mu phi kalau aku masih tidak punya keberanian bicara langsung denganmu. aku titip gelang, kuharap kau tidak keberatan menjaganya untukku~

Gulf menarik nafas dan menghembuskannya dengan lega. Selesai! Ia yakin ini lebih baik daripada terus terusan bersembunyi di balik tulisan dipapan.

Gulf tidak menulis di papan lagi tapi beralih mengambil kertas yang ada di samping papan itu. Sekalian menaruh gelang tanda perkenalannya.

Entah kapan itu tapi jikalau ia kembali ke tempat ini lagi dengan menaruh gelang itu ia ingin memastikan sesuatu.

Jika gelang yang ia titipkan malam ini benar benar dijaga oleh Mew maka ia dengan sangat yakin akan mengungkapkan  perasaanya kepada lelaki itu.

Gulf mengintip sekali lagi. Tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Mew yang masih nyaman dengan tidurnya.

Entah kebetulan dari mana angin bertiup kencang dari luar dan menghantam jendela perpustakaan sehingga mengeluarkan suara dari besi penyangganya.

Mew tersentak, langsung membuka matanya dan terkejut memperhatikan sekitarnya.

'ini sudah sangat larut' batinnya merasakan suasana keheningan malam yang semakin sunyi.

Mew melirik keluar dan matanya tidak sengaja menangkap bayangan dijalan yang semakin menjauh, karena memang pintu perpustakaannya tidak ia tutup dari tadi.

Mew teringat alasan ia menunggu sampai selarut ini dan segera bangkit dari duduknya, berlari keluar.

Kepalanya menoleh kiri kanan tapi tak menemukan satu orang pun. Jelas! karena ini sudah sangat malam.

Mew kemudian membalikkan badannya menuju ke papan tulis hitam di sampingnya. Tidak ada tanda tanda perubahan dari pesan disana, masih sama ketika terakhir kali ia melihatnya.

Tapi terdapat sebuah gelang berwarna coklat tua seperti gelang pasangan. Alis Mew terangkat sebelah, Mew tidak tau siapa yang menaruhnya.
Ia membaca sebuah surat di bawah gelang itu.

Matanya lebih terbuka, kantuknya hilang. Berpikir sejenak dan buru buru menutup pintu perpustakaannya.
Mew berlari mencari sosok pemuda yang telah menaruh gelang itu.

Sepertinya bayangan tadi memang bayangan pemuda itu. Mew yakin jika saja pemuda itu tidak berjalan cepat maka pasti belum terlalu jauh dari sana.

Mew memperhatikan seluruh sudut jalan yang mungkin dilewati pemuda itu tapi sangat sulit untuk menemukannya.

Merasa nafasnya susah diatur Mew berhenti dan membungkukkan badannya dengan tangan bertumpu di lututnya.
Meraup oksigen sebanyak-banyaknya dan mengembalikan ritme normal nafasnya.

Perasaannya semakin gelisah setelah membaca surat tadi. Itu adalah tulisan terpanjang dari pemuda itu. Dan pembahasannya juga melenceng dari biasanya.

Bagaimana takdir mengatur pertemuan mereka, sepertinya memang di sengaja untuk tidak dipertemukan.

Mew kembali menegakkan tubuhnya. Ekspresi senduh jelas tertampil diwajahnya. Menatap lurus kedepan, jalan sepi yang remang remang akan cahaya lampu jalan.

'setidaknya beritahu aku namamu' batin Mew dengan kembali berjalan menuju ketempat perpustakaan nya berada. Ia ingat belum mematikan lampu di sana bahkan tidak menutup jendela perpusnya. Beberapa menit yang lalu otaknya hanya memikirkan pemuda itu.

Sepertinya Mew berlari cukup jauh tadi karena ia sudah lelah berjalan tapi belum sampai juga.

Mew kembali memandang gelang yang ada di genggaman nya.

"Baiklah akan ku jaga ini, ku harap kau akan datang mengambilnya kembali"















Tbc

I'M NOT YOUR SECRET ADMIRER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang