Budayakan vote sebelum membaca ya.
"Ayah, bunda Ayra boleh gak ngajar?" Tanya Ayra kepada kedua orang tua nya saat sedang menikmati makan malam.
"Ngajar? Terus kuliah nya gimana" tanya bunda
"Kan ngajar cuma sampai jam 13:40 Bun, lagian jarak sekolah nya kekampus Ayra gak jauh koq. Jadi Ayra mau ambil jam siang" ujar Ayra.
"Kira-kira ganggu kuliah gak Ra?" Tanya sang ayah
"Insya Allah gak yah, kan kuliah masuk jam 2 siang yah, makan siang bisa disekolahan nanti yah"
"Ayah sih terserah kamu, yang penting kuliah kamu gak terganggu".
"Iya ayah, insya Allah Ayra bisa bagi waktu"
"Yang penting anak bunda selalu semangat ya nak"
"Iya bunda, makasih ya Ayah, bunda"
********
Ayra sudah kesal menunggu Desi yang tak kunjung datang, padahal janji nya jam setengah 8, ini sudah setengah 8 lewat 15 menit namun Desi tak kunjung datang. Ayra sudah hampir 20 menit menunggu Desi di depan gang rumah nya.
Tak lama Desi datang
"Sorry Ra gue lama, ban gue pakai acara bocor tadi""Udah lumutan gue kayak jomblo nunggu Lo disini" cibir Ayra.
"Hello nona Ayra yang cantik, emang situ jomblo kan"
"Elo juga Jubaedah"
"Cepetan naik, ntar om gue nunggu lama dia ceramahin gue lagi".
"Kan Lo yang lama tadi".
"Iya, iya maaf Maemunah, ya elah Ra bentaran doang telat nya"
Kini mereka sudah melaju menuju SMA Sinar Bakti. Salah satu sekolah favorit di kota tersebut.
"Ra, surat lamaran nya Lo bawa kan, dan persyaratan yang lain juga"
"Bawa koq, ini udah semua".
"Ya udah yuk masuk" mereka pun pergi mencari rumah kepala sekolah meninggal kan parkiran yang sepi.
"Sepi banget Des,"
"Ya iya lah, kan masih libur, cuma staf tertentu aja yang hadir untuk menyiapkan berkas tahun ajaran baru".
"Oh iya ya"
"Tu ruang om gue, yuk masuk" Ayra hanya mengangguk sebagai jawaban
"Assalamualaikum Om Rendra, keponakan om yang paling cantik datang" ucap Desi watados
"Ini sekolah Desi, jangan teriak-teriak" tegur Rendra Erlangga. Pemilik sekaligus kepala sekolah.
"Iya maaf om, Desi khilaf hehehe"
"Oh iya om ini Ayra sahabat yang Desi bilang kemarin, dia ini pinter banget lho, gak hanya dibidang matematika doang" tutur Desi yang membuat Ayra merasa tak enak"Ayra pak"
"Rendra"
Mereka pun berjabat tangan."Masih muda, udah punya pengalaman ngajar?"
"Eh, belum pak, baru ini mau mencoba"
"Yakin sanggup? Ini anak SMA lho bukan SD"
Pertanyaan macam apa itu cibir ayra dalam hati.
"Saya yakin sanggup pak, saya juga yakin bisa mengajar dengan baik"
"Berkas kamu?"
"Ini pak" Ayra menyodorkan berkas lamaran nya.
Cukup lama hening
"Nilai kamu bagus semua, sangat bangus malah" Rendra tersenyum puas.
"Baik lah, kamu saya terima disini karena kebetulan saya sedang butuh tenaga mengajar sebagai guru matematika disini, Karena yang lama sudah resaign"
"Bener langsung diterima pak?" Tanya Ayra tak percaya.
"Iya, saya percaya sama ponakan saya itu" ucap Indra seraya mengarah kan pandangan pada Desi yang sedang senyam senyum sendiri.
"Baik lah, Senin besok kamu dan juga Desi sudah mulai bisa mengajar, kalian punya waktu seminggu untuk menyiapkan materi. Dan jangan terlambat. Jam 07:00 sudah berada di area sekolah.
"Baik pak"
"Baik om"
"Kami permisi dulu ya om assalamualaikum" ucap Desi setelah mereka menyalami Indra.
"Wa'alaikumussalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is My Student
Romance"kalau dengan menikah aku bisa tinggal lagi dirumah almarhum nenek ya udah gak papa nikahin aja" Bayu "Pokoknya aku gak mau di nikahin sama dia pak, buk, anak bapak sama ibuk masih kecil, aku juga masih kuliah. kenapa juga harus di nikahin kami gak...